04 Juli 2022

7 Ragam Permainan Tradisional Bali dan Cara Memainkannya

Permainan yang sudah jarang dimainkan saat ini
7 Ragam Permainan Tradisional Bali dan Cara Memainkannya

Foto: Foto: denpasarkota.go.id

Permainan tradisional Bali seperti hilang ditelan bumi seiring dengan perkembangan zaman. Itu dikarenakan anak-anak lebih nyaman bermain gawai atau game console.

Gawai yang selalu berada di genggaman membuat mereka jarang bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Padahal, berinteraksi secara langsung dengan sebaya dapat menunjang kreativitas dan sikap sosialnya.

Kembali lagi ke permainan tradisional Bali, simak di bawah ini rekomendasi permainan dan cara memainkannya!

Baca juga: 18 Tempat Wisata Bali Terkini, Nikmati Indahnya Istana Air Tirta Gangga dan Diamond Beach Nusa Penida

Permainan Tradisional Bali dan Cara Memainkannya

Masing-masing daerah di Indonesia memiliki ragam permainannya sendiri, termasuk Bali.

Permainan ini berfungsi untuk melatih kerja sama dan kreativitas anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Permainan tradisional Bali sebagian besar dilakukan secara berkelompok. Dengan permainan ini, anak dapat melatih kerjasama tim dan mengelola emosi.

Ini ragam permainan tradisional Bali dan cara memainkannya:

1. Meong-meong

meong-meong - nusabali.com
Foto: meong-meong - nusabali.com (nusabali.com)

Foto: Meong-meong (nusabali.com)

Meong berarti kucing. Permainan ini dimainkan oleh sekelompok anak.

Beberapa anak membentuk lingkaran, dengan 1 orang berperan sebagai kucing dan 1 orang berperan sebagai tikus.

Anak yang berperan sebagai kucing berada di luar lingkaran. Sedangkan anak yang berperan sebagai tidur berada di dalam lingkaran.

Selama sesi permainan, anak-anak akan menyanyikan lagi lagi yang berjudul Meong-meong.

Salah satu liriknya adalah “Juk juk meng juk juk kul, juk meng juk kul.

Lirik tersebut berarti anak yang berperan sebagai meong harus menangkap bikul (tikus).

Saat berusaha masuk ke dalam lingkaran, meong akan dihalang-halangi oleh anak-anak.

2. Megoak-goakan

Megoak-goakan - kintamani.id
Foto: Megoak-goakan - kintamani.id (kintamani.id)

Foto: Megoak-goakan (kintamani.id)

Permainan tradisional Bali selanjutnya adalah megoak-goakan. Minimal peserta dalam permainan sebanyak 7 orang.

1 orang anak berperan sebagai goak atau burung gagak. Sedangkan 6 orang lainnya membuat barisan dan saling berpegangan di pundak.

Anak yang berperan sebagai goak harus menangkap pemain di barisan paling akhir. Sedangkan anak yg paling depan bertugas untuk melindungi anggotanya di barisan akhir.

3. Metembing

Metembing adalah permainan yang dilakukan menggunakan uang logam. Permainan ini dilakukan di permukaan tanah atau pasir.

Kemudian, pemain harus membuat lubang kecil di tanah. Masing-masing pemain melemparkan uang logam ke arah lubang.

Logam yang jatuh paling dekat dengan lubang mendapatkan giliran pertama permainan.

Uang logam yang dilempar adalah gabungan beberapa uang logam yang direkatkan (gobang). Jika lemparan tersebut mengenainya, maka uang tersebut menjadi hal milik.

4. Curik-curik

Permainan tradisional Bali selanjutnya adalah curik-curik. Permainan ini dilakukan secara berkelompok.

Dua orang pemain menyatukan kedua tangannya sebagai pintu. Sedangkan pemain lainnya berbaris untuk melewati pintu tersebut.

Saat berjalan melewati pintu, semua pemain akan menyanyikan lagu Bali berjudul curig-curig.

Ketika lagunya telah habis, pintu akan tertutup dan menangkap satu pemain yang tengah melewatinya.

Nah, satu pemain yang tertangkap ini akan bergantian menjadi pintu.

Baca juga: Tanah Lot Bali, Objek Wisata dengan Sejuta Keindahan

5. Sepit-sepitan

sepit-sepitan - denpasarnow.com
Foto: sepit-sepitan - denpasarnow.com (denpasarnow.com)

Foto: Sepit-sepitan (denpasarnow.com)

Permainan ini terinspirasi dari dongeng persahabatan yang berjudul Si Serigala dan Si Bangau.

Agar permainan bisa segera di mulai, ini beberapa peralatan yang diperlukan:

  • Pipa atau botol berwarna warni. Ukurannya bisa disesuaikan dengan bola pingpong atau kelereng.
  • Siapkan 4 pipa atau botol seukuran bola pimpong dan 1 pipa seukuran kelereng. Letakkan pipa kelereng di tengah 4 pipa atau botol.
  • Siapkan bola pimpong atau kelereng yang warnanya susah disesuaikan dengan botol atau pipa. Sesuaikan dengan jumlah anak yang ikut bermain.

Permainan beregu ini terdiri dari 4 orang. Anak yang mendapat giliran bermain harus mengambil bola dan kelereng dengan sepit.

Ini menggunakan tangan kiri untuk mengambil kelereng dan tangan kanan untuk bola pingpong.

Setelah terambil, kelereng dan bola pingpong dimasukkan ke dalam botol atau pipa yang sesuai dengan ukuran dan warnanya.

Permainan ini akan dimenangkan oleh regu yang lebih dulu memasukkan semua kelereng dan bola pingpong ke dalam wadah.

Selama permainan berlangsung, pemain akan menyanyikan lagu khas Bali yang berjudul Sepit-sepitan.

6. Kul Kuuk

Kul kuuk adalah permainan tradisional Bali yang diangkat dari dongeng Kijang dan Siput (Kakul).

Dongeng menceritakan tentang kijang yang sombong karena kecepatan dan kelincahannya.

Sedangkan siput adalah sosok rendah hati yang memiliki gerakan lambat. Meski sangat lambat, ia mampu mengalahkan kijang dalam perlombaan lari.

Nah, permainan ini dilakukan dengan melalui halang rintang yang dilakukan secara beregu.

Masing-masing regu terdiri dari 4 orang dan menggunakan peralatan sederhana seperti tali dan bendera.

Tali direntangkan sebagai pembatas, dengan bendera terletak di ujungnya.

Anak-anak harus merayap, kemudian melompat tali. Merayap adalah simbol siput, sedangkan melompat adalah simbol kijang yang lincah.

Pemenang permainan ini adalah regu yang mengumpulkan bendera terbanyak dan tercepat.

7. Cagcag

balitribune.co.id
Foto: balitribune.co.id (balitribune.co.id)

Foto: Cagcag (balitribune.co.id)

Permainan tradisional Bali yang terakhir adalah cagcag. Ini dilakukan dengan alat tambahan yaitu batang bambu.

Cara memainkannya adalah dengan melewati 4 batang bambu yang diregangkan dan dirapatkan.

Kaki berisiko terjepit bambu jika salah melangkah. Para peserta menyanyikan lagu Cagcag selama permainan berlangsung.

Baca juga: Keunikan Desa Penglipuran, Wisata Desa Adat 'Tersembunyi' di Bali

Permainan tradisional daerah masing-masing memang dirancang agar anak bisa bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebayanya.

Namun, seiring dengan waktu, permainan menjadi tidak diminati dan cenderung pudar bahkan hilang termakan zaman.

Bukan itu saja, lahan untuk bermain pun sudah mulai berkurang. Pasalnya, permainan tradisional membutuhkan lahan yang lumayan luas untuk bermain.

Sampai di sini, manakah permainan yang ingin Moms mainkan dengan Si Kecil?

  • http://repositori.kemdikbud.go.id/13342/1/Permainan%20rakyat%20daerah%20bali.pdf
  • https://www.sejarahbali.com/video/9/20-permainan-tradisional-bali.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb