10 Februari 2023

Batasan Privasi Suami Istri yang Perlu Dijaga agar Hubungan Sehat

Meski sudah menjadi pasangan suami istri, penting untuk tetap memiliki privasi masing-masing
Batasan Privasi Suami Istri yang Perlu Dijaga agar Hubungan Sehat

Dalam sebuah hubungan pernikahan, unsur komunikasi dan kejujuran biasanya menjadi hal yang diutamakan suami-istri. Namun, apakah keterbukaan di sini dimaksudkan dengan kehilangan hak untuk memiliki privasi suami istri?

Jangan salah kaprah Moms. Dalam hubungan kita berhak untuk memiliki privasi dan saling menjaga privasi pasangan maupun privasi sendiri. 

Privasi suami istri adalah suatu hal yang dimiliki dan disimpan secara pribadi sebagai rahasia untuk kenyamanan pribadi masing-masing. 

Hal ini berhubungan dengan tingkatan interaksi atau lebih kita kenal dengan keterbukaan.

Namun, tanpa disadari, seiring berjalannya suatu hubungan, terkadang kepentingan menjaga privasi itu dikesampingkan dan menjadi semakin samar.

Nah, sebenarnya perlu enggak, sih, Moms untuk menjaga privasi suami istri? Yuk, simak penjelasannya.

Baca Juga: 9 Larangan Saat Haid Menurut Islam dan Kesehatan, Wajib Tahu!

Batasan Privasi Suami Istri

Suami Istri Main HP (Orami Photo Stock)
Foto: Suami Istri Main HP (Orami Photo Stock)

Moms, berikut batasan-batasan yang perlu diperhatikan dalam menjaga privasi suami istri dalam sebuah hubungan.

1. Terkait Profesi dan Pekerjaan

Ada etika yang harus dipenuhi dalam sebuah pekerjaan. Baik pekerjaan Moms maupun pekerjaan pasangan.

Saat tugas pekerjaan memang bukan jangkauan wilayah pasangan untuk tahu, sebaiknya memang tidak dibicarakan dan ditayakan.

Tentunya kita dapat dengan mudah membedakan mana rahasia tugas dan rahasia yang berhubungan dengan keluarga. Itulah gunanya memiliki privasi suami istri.

Menjaga privasi suami istri sangat diperlukan karena adanya fokus pekerjaan yang berbeda. Ada masalah-masalah yang memang tidak diceritakan secara detail kepada pasangan.

Selain itu, hal ini berfungsi untuk menghindari menambah beban pasangan dengan permasalahan yang kita miliki Moms.

2. Barang-barang Pribadi

Ponsel, pesan seperti sms, chat Whatsapp dan lainnya, dompet dan buku harian merupakan benda-benda yang bersifat pribadi.

Benda-benda tersebut perlu dijaga untuk diri sendiri, sehingga Moms perlu menerapkan privasi suami istri.

Untuk dapat mengakses benda-benda pribadi milik pasangan sebaiknya ada kesepakatan yang dibuat antara Moms dan pasangan terlebih dahulu, ya.

Manfaat Menjaga Batasan Privasi Suami Istri

Suami Istri
Foto: Suami Istri (Pexels.com)

Privasi suami istri sangat penting dalam suatu hubungan.

Melansir dari laman Medium, ketika dua orang berbagi sebuah ikatan yang erat, penting bagi mereka untuk selalu merasa aman dan terlindungi dalam hal berbagi informasi pribadi.

Sebab, pelanggaran privasi suami istri dapat sangat merusak hubungan yang dijalani, sehingga dapat menyebabkan masalah pada kepercayaan satu sama lain dan memicu kebencian.

Bagi pasangan yang selalu menjaga privasi masing-masing, berikut manfaat yang bisa didapatkan.

1. Menjalin Kerja Sama dengan Pasangan

Dengan adanya privasi suami istri, maka akan menumbuhkan kepercayaan dan rasa saling menghormati.

Jika pasangan saling percaya satu sama lain dan tidak turut campur dalam privasi serta batasan masing-masing, maka akan tercipta sebuah kerja sama yang baik dalam sebuah hubungan.

Menghormati privasi suami istri juga merupakan salah satu faktor yang mendukung adanya kontrol yang baik dari diri sendiri dan pasangan untuk dapat memberikan ruang gerak masing-masing.

Sehingga, tidak hanya pasangan, kita juga menjadi selalu tidak memaksakan kebutuhan sendiri agar selalu dipenuhi tanpa mempedulikan keadaan serta kebutuhan yang masing-masing dimiliki.

2. Menjaga Kesehatan Hubungan

Dalam sebuah hubungan, kualitas dan keadaan yang baik dari masing-masing pihak diperlukan untuk menghindari konflik-konflik yang tidak terselesaikan Moms.

Menjaga privasi suami istri adalah salah satu cara yang penting dalam meregulasi diri dan memperbaiki kualitas diri.

Menghormati privasi dan batasan yang diciptakan oleh pasangan juga merupakan cara untuk memberi kesempatan dan keleluasaan bagi pasangan mengembangkan kemampuan diri dan kemandiriannya.

Hasilnya, hubungan yang sehat pun dapat dicapai.

Keterbukaan Tidak Selalu Baik

Keterbukaan dalam sebuah hubungan selalu dianggap sebagai kunci dari keharmonisan dan kelanggengan.

Tapi, apa iya? Moms, persepsi dan respons seseorang terhadap suatu hal tidak selalu sama.

Kadang-kadang terlalu terbuka malah menimbulkan masalah-masalah baru atau bahkan kesalahpahaman antar pasangan.

Misalnya, Moms pernah merasa cemburu karena pasangan bercerita soal mantan kekasihanya.

Atau sebaliknya, Moms pernah merasa risih dengan pertanyaan seputar mantan kekasih Moms yang dilontarkan oleh pasangan?

Nah, ketidaksamaan presepsi inilah yang akhirnya bisa memunculkan masalah-masalah dalam hubungan.

Itulah mengapa sebaiknya perlu menyesuaikan hal-hal apa saja yang ingin dibagikan bersama pasangan dan memperhatikan batasan-batasan yang ada.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Aplikasi Pengatur Keuangan Keluarga

Privasi Rumah Tangga dalam Islam

Suami Istri Muslim (Orami Photo Stock)
Foto: Suami Istri Muslim (Orami Photo Stock)

Setelah seorang laki-laki dan perempuan telah sah menjadi suami istri, maka keduanya tentu akan menjalani kehidupan bersama.

Kebersamaan setiap hari, setiap waktu, dan setiap detik ini akan menimbulkan sikap keterbukaan di antara keduanya.

Sehingga hampir tidak ada yang bisa ditutupi oleh suami maupun istri.

Akan tetapi meskipun sikap keterbukaan antara suami dan istri begitu penting dalam kehidupan berumah tangga, ternyata ada beberapa hal yang boleh disembunyikan istri atau privasi suami istri menurut Islam lho.

Apakah itu? Berikut privasinya dikutip dari situs Dalam Islam.

Baca Juga: 8 Persiapan Melahirkan menurut Islam, Yuk Lakukan Moms!

1. Menyembunyikan Beberapa Aib

Privasi rumah tangga dalam Islam yang pertama adalah aib seorang istri itu sendiri.

Beberapa aib istri memang sebaiknya tetap disembunyikan dari suami.

Mengapa? Sebab bila diungkapkan dikhawatirkan akan menyebabkan keresahan dan kerenggangan dalam rumah tangga yang dijalani.

Berikut ini adalah dalil tentang hukum yang memperbolehkan menutup aib orang lain.

“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah SWT melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat.

Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allâh Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat.

Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat.

Allâh senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya..,”(Muslim (no. 2699).

2. Menyembunyikan Amalan Saleh

Amal saleh adalah perbuatan yang membawa kemaslahatan bagi sesama, yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan contoh Rasul- Nya.

Menyembunyikan amalan shaleh merupakan privasi rumah tangga dalam Islam yang juga harus dipatuhi.

Setiap amal shaleh yang kita kerjakan memang sebaiknya disembunyikan.

Jadi cukuplah hanya diri kita dan Allah saja yang mengetahui apa yang sudah kita lakukan.

Tidak perlu diceritakan pada orang lain atau menggembar-gemborkannya dalam sosial media atau diceritakan kepada orang lain agar mengetahuinya.

Mengapa? Karna mengumbar amal saleh diri kita dikhawatirkan akan menimbulkan sifat riya terhadap diri sendiri dan hasad pada orang lain.

Yang imbasnya akan membawa pada perilaku yang negatif.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

In tubduṣ-ṣadaqāti fa ni'immā hiy, wa in tukhfụhā wa tu`tụhal-fuqarā`a fa huwa khairul lakum..

Artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali.

Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu,” (QS. Al Baqarah: 271).

Hal ini bukan hanya kepada orang lain saja, namun kita juga bisa menyembunyikannya dari suami.

Menyembunyikan amalan saleh kita dari sepengetahuan suami memang diperbolehkan.

Namun, apabila seorang istri ingin melaksanakan puasa sunah, hendaklah ia meminta izin pada suaminya terlebih dahulu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

“Tidak halal bagi istri berpuasa (sunah) dalam keadaan suaminya ada di rumah, kecuali dengan izin sang suami,”
(Hadis shahih, riwayat al-Bukhari 7/39, Muslim dengan syarah an-Nawawi 7/115 dan lain-lain).

Baca Juga: 3 Serial dan Film Kartun Yang Mengajarkan Anak Tentang Agama Islam

3. Menyembunyikan Kemaksiatan

Seorang istri hendaknya menyembunyikan kemaksiatan yang terjadi antara dirinya dengan Allah subhanahu wa ta’ala.

Sebagaimana yang tertuang dalam dalil di bawah ini.

Dari hadis Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

“Seluruh umatku diampuni kecuali al-mujaahirun (orang yang melakukan al-mujaaharah).

Dan termasuk bentuk al-mujaaharah adalah seseorang berbuat dosa pada malam hari, kemudian di pagi hari Allah telah menutupi dosanya namun dia berkata,

“Wahai fulan semalam aku telah melakukan dosa ini dan itu.”

Allah telah menutupi dosanya di malam hari, akan tetapi di pagi hari dia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut,”(Shahih. HR. Bukhari dan Muslim).

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Wanita Menikah Selingkuh dengan Pria Lain 

Nah, sekarang sudah tahu, kan, Moms apa saja batasan yang harus dijaga dan dipahami untuk memberi ruang privasi suami istri?

Jika Moms merasa terganggu dan tak ingin hal-hal privasi dilanggar pasangan, maka berbuatlah hal yang sama untuk menjaga kenyamanan hubungan suami-istri. Setuju?

  • https://medium.com/hello-love/3-reasons-why-privacy-is-important-in-romantic-relationships-39682e7d19a
  • https://tafsirweb.com/1037-surat-al-baqarah-ayat-271.html
  • https://almanhaj.or.id/12363-membantu-kesulitan-sesama-muslim-dan-mnuntut-ilmu-jalan-menuju-sutga.html

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.