17 Oktober 2023

Mengenal Sejarah Revolusi Hijau dan Dampaknya bagi Dunia

Bagaimana Revolusi Hijau terjadi?
Mengenal Sejarah Revolusi Hijau dan Dampaknya bagi Dunia

Revolusi Hijau adalah sebuah upaya modernisasi sistem dan budaya pertanian di negara-negara berkembang, khususnya di Amerika Latin dan Asia.

Revolusi ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pangan dengan cara mengubah pertanian tradisional menjadi pertanian modern dengan menerapkan teknologi modern untuk hasil yang optimal.

Di Indonesia, Revolusi Hijau mulai diupayakan pada masa Orde Baru pada tahun 1970 hingga 1980, dimana pemerintah melakukan investasi besar-besaran terhadap sektor pertanian.

Proses Revolusi Hijau di Indonesia menerapkan empat hal penting.

Diantaranya yaitu sistem irigasi untuk penyedia air, penggunaan pupuk secara optimal, penggunaan pestisida berdasarkan tingkat serangan hama, dan penggunaan bahan tanam berkualitas seperti varietas unggul.

Ingin tahu lebih lanjut tentang sejarah revolusi hijau? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: 17 Tanaman Apotek Hidup dan Manfaatnya untuk Kesehatan

Latar Belakang Revolusi Hijau

Latar Belakang Revolusi Hijau
Foto: Latar Belakang Revolusi Hijau (Freepik.com)

Revolusi Hijau juga dikenal sebagai Revolusi Pertanian Ketiga, adalah periode transfer teknologi yang menghasilkan peningkatan besar dalam hasil panen.

Melansir dari Vaia, Revolusi Hijau dimulai sebagai respons terhadap krisis kelaparan di negara-negara berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Revolusi Hijau membawa banyak manfaat bagi negara-negara berkembang, termasuk peningkatan hasil panen, peningkatan kualitas produk pertanian, dan keuntungan ekonomi lainnya.

Namun, juga penting untuk diingat bahwa Revolusi Hijau memiliki dampak negatif, seperti berkurangnya lahan pertanian yang tersedia dan peningkatan emisi gas rumah kaca.

Meskipun berhasil mengurangi kematian bayi di negara berkembang, penelitian menunjukkan bahwa Revolusi Hijau juga berkontribusi pada kepunahan keanekaragaman hayati, degradasi ekosistem, dan perubahan iklim.

Baca Juga: Ekosistem Hutan: Pengertian, Komponen, Tipe, dan Fungsinya

Tujuan Revolusi Hijau

Pertanian Modern
Foto: Pertanian Modern (Freepik.com)

Tujuan utama dari Revolusi Hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian melalui penelitian dan percobaan dengan varietas unggul.

Selain itu, tujuannya juga mencakup penanggulangan krisis kelaparan yang melanda berbagai wilayah di dunia.

Revolusi ini memiliki niat untuk memperkenalkan teknologi modern dalam bidang pertanian guna mencapai hasil yang optimal.

Dalam beberapa dekade ke depan, pertanian harus memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan makanan yang terus meningkat dari populasi yang tumbuh.

Selain itu, pertanian juga perlu mempertimbangkan dampak perubahan iklim dan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca.

Menerapkan pendekatan pertanian berkelanjutan dengan basis inovasi teknologi dan pengetahuan, seperti yang diilhami oleh gerakan ini, akan menjadi kunci untuk menjaga ketahanan pangan global di masa mendatang.

Baca Juga: 6 Manfaat Tanaman Lidah Mertua dan Tips Merawatnya di Rumah


Revolusi Hijau di Indonesia

Pertanian Modern
Foto: Pertanian Modern (Freepik.com)

Revolusi Hijau adalah sebuah program peningkatan produksi pangan per hektar lahan yang dimulai pertama kali di Meksiko pada 1940-an.

Program ini diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960).

Selanjutnya, program ini tidak hanya meningkatkan produksi beras dan gandum, tetapi juga sorgum, jagung, millet, ubi bayam, dan buncis.

Proses Revolusi Hijau dilakukan dengan beberapa cara, seperti meneliti dan percobaan bibit unggul.

Di Indonesia, revolusi ini mulai diupayakan pada masa Orde Baru pada program pembangunan.

Pemerintah Orde Baru membangun dan mengembangkan program-program modernisasi pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian Indonesia.

Prosesnya di Indonesia menerapkan 4 hal penting, yaitu sistem irigasi untuk penyedia air, penggunaan pupuk secara optimal, penggunaan pestisida berdasarkan tingkat serangan hama, dan penggunaan bahan tanam berkualitas seperti varietas unggul.

Cara pemerintah Indonesia mendorong Revolusi Hijau antara lain dengan program Bimas (Bimbingan Massal) dan Panca Usaha Tani yang mendorong petani untuk menggunakan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pengairan, dan perbaikan cocok tanam.

Program Bimas kemudian berkembang menjadi program Intensifikasi Massal (Inmas).

Melalui program Inmas ini, pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi bibit unggul, pupuk, pestisida, dan teknologi lainnya.

Revolusi ini pada masa pemerintahan Soeharto berhasil menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan besar dunia pada dekade 1980-an.

Baca Juga: Ciri-ciri dan Jenis Hutan Musim, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

Dampak Revolusi Hijau

Pertanian Modern
Foto: Pertanian Modern (Freepik.com)

Gerakan ini tentu memiliki berbagai dampak bagi masyarakat dunia secara umum, dan sistem pertanian secara khusus.

Berikut dampak yang timbul akibat program pertanian tersebut.

Dampak Positif

  1. Munculnya tanaman jenis unggul dengan umur pendek, meningkatkan intensitas penanaman pertahun, namun juga memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.
  2. Meningkatkan pendapatan petani, meskipun biaya produksi juga meningkat, namun tingkat produksi yang tinggi memberikan keuntungan lebih besar daripada pertanian tradisional.
  3. Meningkatkan kesadaran petani dan masyarakat tentang pentingnya teknologi.
  4. Merangsang dinamika ekonomi masyarakat, karena hasil yang melimpah menyebabkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat meningkat.
  5. Menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan besar dunia pada dekade 1980-an.
  6. Meningkatkan pemenuhan pangan pokok khususnya serealia untuk kebutuhan karbohidrat.
  7. Mengatasi kelaparan untuk beberapa waktu tertentu.

Baca Juga: Memahami Fenomena dan Akibat Revolusi Bumi bagi Kehidupan

Dampak Negatif

  1. Kepunahan keanekaragaman hayati, terutama varietas lokal yang tidak sesuai dengan teknologi modern.
  2. Degradasi ekosistem, terutama akibat penggunaan berlebihan pestisida dan pupuk kimia.
  3. Perubahan iklim, terutama karena penggunaan pupuk kimia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
  4. Ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida, yang meningkatkan biaya produksi bagi petani.
  5. Peningkatan pengaruh ekonomi uang dalam struktur sosial di pedesaan.
  6. Perubahan dalam sistem bagi hasil dan penurunan peluang kerja di daerah pedesaan.
  7. Peningkatan produksi pangan yang tidak selalu berdampak pada peningkatan pendapatan petani secara keseluruhan, terutama bagi petani miskin.

Baca Juga: 9 Keutamaan Surat Al Waqiah, Bisa Dijauhkan dari Kemiskinan!

Demikian penjelasan tentang sejarah Revolusi Hijau dan dampaknya bagi dunia. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

  • https://www.hellovaia.com/explanations/human-geography/agricultural-geography/green-revolution/
  • https://study.com/academy/lesson/what-is-the-green-revolution-definition-benefits-and-issues.html
  • https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/green-revolution
  • https://www.pbs.org/wgbh/americanexperience/features/green-revolution-norman-borlaug-race-to-fight-global-hunger/
  • https://repositori.kemdikbud.go.id/27692/
  • https://www.baznaskotabogor.or.id/opinion/column/173-revolusi-hijau-baru
  • https://bakri.uma.ac.id/revolusi-hijau-dan-masa-depannya-dalam-pertanian/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb