02 Oktober 2024

Mengenal Rumah Adat Sulawesi Utara: Walewangko dan Bolaang Mongondow

Kenali budaya Sulawesi Utara melalui rumah adatnya, yuk

Rumah adat Sulawesi Utara merupakan salah satu warisan budaya yang kaya akan nilai sejarah dan kearifan lokal.

Keunikan rumah adat Sulawesi Utara tidak hanya terletak pada desainnya, tetapi juga pada fungsi sosial dan budaya yang diembannya.

Rumah ini sering kali digunakan sebagai tempat berkumpulnya keluarga besar, serta menjadi pusat kegiatan adat dan ritual penting masyarakat Minahasa.

Baca Juga: Mengenal Rumah Baloy, Rumah Adat Kalimantan Utara yang Unik

Rumah Adat Sulawesi Utara Walewangko

Rumah Adat Walewangko
Foto: Rumah Adat Walewangko (Budaya-indonesia.org)

Rumah adat Walewangko merupakan rumah adat suku Minahasa yang tinggal di Sulawesi Utara.

Dikenal juga dengan sebutan rumah pewaris, rumah adat ini berbentuk rumah panggung yang tiang penopangnya terbuat dari kayu yang kuat.

Melansir dari buku berjudul Sejarah dan kebudayaan Minahasa (2007) karya Jessy Wenas, dijelaskan bahwa bentuk arsitektur rumah Minahasa memiliki dua bentuk rumah panjang yang disebut Walewangko.

1. Sejarah Rumah Wale

Rumah adat Sulawesi Utara atau masyarakat Minahasa ini dahulu dibuat dengan teknik ikat, yaitu menempel pada pohon yang tinggi.

Teknik ikat ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi banjir atau gangguan binatang buas.

Namun pada tahun 1850, seorang peneliti Belanda mencatat adanya perubahan pada Rumah Wale.

Rumah adat ini tidak lagi diikat di pohon, melainkan dibuat panggung.

Konsep rumah panggung ini yang bertahan hingga saat ini.

Adapun kayu yang digunakan untuk membuat Rumah Wale ini umumnya kayu besi, sebagai bahan utama rangka rumah.

Kayu besi dipilih karena sifatnya yang kokoh dan awet, dan mampu menopang rumah hingga ratusan tahun.

Selain itu juga digunakan kayu cempaka dan kayu nyatoh untuk melapisi interior bagian dalam rumah.

Baca Juga: 7 Senjata Tradisional Riau, Ada Pistol hingga Pedang Panjang

2. Ciri Khas Rumah Wale

Rumah Wale sangat mudah dikenali karena memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dengan rumah adat daerah lain.

Ciri yang menonjol dari Rumah Wale terletak pada bentuknya yang simetris pada fasad bangunan.

Bentuk simetris Rumah Wale diperkuat dengan adanya dua buah tangga di bagian depan pintu masuk.

Uniknya lagi, arah dua anak tangga itu saling berlawanan, yaitu dari sisi kanan dan sisi kiri rumah.

Konon, tangga yang didesain saling berlawanan itu memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Minahasa.

Tujuannya tak lain untuk menangkal roh jahat, yang apabila hendak masuk dari satu sisi tangga, maka dia akan kembali turun dari sisi tangga satunya.

Selain itu, banyaknya anak tangga juga tidak sembarangan.

Pasalnya, jumlah anak tangga ini mencerminkan tingkat jumlah harta untuk mempelai wanita.

Selain fasad bangunan, ciri khas Rumah Wale juga dapat dikenali dari ornamen-ornamen yang terpasang hampir di semua sudut rumah.

Umumnya ornamen Rumah Wale berwarna merah, yang menurut masyarakat Minahasa melambangkan keberanian.

Sementara ornamen pada sisi kanan dan sisi kiri bangunan berupa ornamen berbentuk naga, yang bermakna tidak gentar atau tidak takut terhadap apapun.

3. Bagian-Bagian Rumah Adat Wale

Melansir dari buku berjudul Arsitektur Benteng dan Rumah Adat di Sulawesi (2018) karya Kasdar, tiang penyangga rumah ini tidak boleh disambung.

Sedangkan pada bagian kolong rumah dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan hasil panen atau godong.

Rumah Walewangko terbagi menjadi beberapa bagian yakni:

  • Bagian utama atau lezat

Bagian ini adalah bagian depan rumah, tidak dilengkapi dinding sehingga bentuknya menyerupai beranda.

Tempat ini biasanya digunakan untuk para ketua adat atau kepala suku yang ingin menyampaikan pengumuman pada warga.

  • Bagian serambi atau sekey

Ini adalah area rumah yang dilengkapi dengan dinding dan terletak persis setelah pintu masuk.

Tempat ini digunakan sebagai lokasi menerima tamu dan upacara adat hingga jamuan undangan.

  • Bagian pores atau ruang tamu

Pada rumah adat terdapat ruang tamu untuk menyambut keluarga maupun kerabat pemilik rumah.

Selain untuk menjamu tamu, ruangan ini juga dipakai untuk tempat beraktivitas sehari-hari.

Biasanya, area ini terhubung dengan dapur, tempat tidur, dan ruang makan.

Meskipun konstruksi bangunannya mirip dengan rumah adat Walewangko, tapi rumah adat Bolaang...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.