21 Juli 2023

Hindari Memaksa Anak Memeluk Saudara, Cek Alasannya!

Bagaimana jika si kecil tidak mau memeluk saudaranya?
Hindari Memaksa Anak Memeluk Saudara, Cek Alasannya!

5. Anak Akan Merasa Bingung dengan Konsep Sentuhan Fisik

Dengan memaksa anak memeluk saudara, anak akan merasa kebingungan dengan adanya konsep sentuhan fisik yang terjadi.

Sejak kecil, anak memang harus diajarkan tentang konsep sentuhan fisik untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pelecehan seksual pada anak.

Menurut sebuah jurnal penelitian yang berjudul Pengembangan Pendidikan Seks di Taman Kanak-kanak, dijelaskan kalau anak akan diberikan pemahaman tentang bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, termasuk saudara.

Hal ini ternyata ada kaitannya dengan pola asuh Moms yang memaksa anak memeluk saudara.

Saat Moms memaksa anak memeluk saudara dan akhirnya anak melakukannya, Si Kecil akan menganggap kalau orang dewasa yang memaksanya melakukan kontak fisik itu biasa karena orang tuanya sendiri juga sering memaksanya.

Jika sudah seperti ini, konsep sentuhan fisik yang diajarkan bisa tidak berguna.

Oleh sebab itu, untuk mendukung konsep sentuhan fisik, maka Moms tidak boleh memaksa anak memeluk saudara.

Baca Juga: Yuk, Kenalkan 6 Bahasa Pemrograman untuk Anak-Anak!

6. Anak Akan Berpikir Orang Tua Tidak Peduli

Anak Menangis (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Menangis (Orami Photo Stock)

Alasan lainnya mengapa Moms tidak boleh memaksa anak memeluk saudara adalah karena anak bisa berpikir kalau orang tua tidak mempedulikannya.

Anak sangat sensitif pada perilaku orang tua. Saat dipaksa untuk melakukan sesuatu yang mereka tidak suka, mereka akan menganggap kalau orang tuanya tidak peduli dengan mereka.

Anak akan menganggap kalau orang tua hanya mementingkan kepentingan dan kesenangannya sendiri tanpa melihat anak merasa tidak suka jika dipaksa memeluk saudara.

7. Anak Merasa Kurang Nyaman

Alasan terakhir mengapa Moms sebaiknya tidak memaksa anak memeluk saudara adalah bisa menyebabkan anak merasa kurang nyaman dengan Moms dan saudaranya.

Hal ini bisa terjadi jika Moms terus menerus memaksanya berulang kali.

Pemaksaan yang berulang kali ini akan menimbulkan efek psikologis kepada anak.

Awalnya hanya merasa tidak suka memeluk saudara lalu berubah menjadi rasa kurang nyaman kepada saudaranya dan juga Moms.

Bisa jadi ia akan mulai menarik diri dari keluarganya karena lama-lama merasa kurang nyaman berada di lingkungan keluarga.

Anak akan merasa takut kalau berada di lingkungan keluarganya lagi, dirinya akan dipaksa melakukan hal lainnya yang ia tidak suka.

Baca Juga: Mengasah Bakat Anak dan Potensinya Agar Jadi Anak Prima

Perilaku yang Moms lakukan memang terlihat sepele, tapi ternyata memiliki dampak yang cukup besar bagi perkembangan psikologi anak.

Jadi sebaiknya saat anak tidak menginginkannya, cobalah untuk menerima anak apa adanya.

Berikanlah ia kesempatan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk dirinya memberikan sebuah pelukan kepada saudaranya.

Moms bisa mulai mengamati secara perlahan bahasa tubuhnya untuk menentukan waktu yang tepat.

Nanti saat anak sudah siap dan merasa sudah nyaman dengan saudaranya, ia pasti akan memeluk saudaranya sendiri.

Di saat inilah, Moms bisa berbangga diri karena tidak perlu memaksa anak lagi.

Setelah melihat alasan-alasan di atas, sekarang Moms jadi tahu kan mengapa Moms tidak boleh memaksa anak memeluk saudara?

Jadi mulai sekarang selalu pertimbangkan saat meminta anak memeluk saudaranya ya Moms!

  • https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/viewFile/3477/2435
  • https://thebodyisnotanapology.com/magazine/your-child-should-never-be-forced-to-hug-anyone-yes-including-a-relative-here-are-7-reasons-why-2/
  • https://www.huffpost.com/entry/dont-force-kids-hug-kiss-relatives_l_6399170ae4b019c69626bc67
  • https://www.verywellfamily.com/why-you-shouldnt-make-your-child-hug-anyone-1095081
  • https://nypost.com/2017/11/19/ignore-all-that-ridiculous-new-advice-to-ban-kids-from-hugging-relatives/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb