21 Juli 2023

Hindari Memaksa Anak Memeluk Saudara, Cek Alasannya!

Bagaimana jika si kecil tidak mau memeluk saudaranya?
Hindari Memaksa Anak Memeluk Saudara, Cek Alasannya!

Memaksa anak memeluk saudara sendiri sebenarnya perlu Moms hindari.

Memiliki buah hati yang manis dan lucu bisa membuat siapa saja merasa gemas saat melihatnya, terutama anggota keluarganya.

Anggota keluarga akan merasa adanya hubungan dekat sehingga tak segan untuk ingin memeluk anak Moms.

Namun, bagaimana jika si kecil tetap tidak mau atau menolak pelukan tersebut? Haruskah Moms memaksanya?

Baca Juga: 5 Ide Aktivitas Fisik Bermanfaat dengan Anak-Anak, Bikin Sehat dan Senang!

Bolehkah Memaksa Anak Memeluk Saudara?

Memeluk Anak
Foto: Memeluk Anak (Orami Photo Stocks)

Anak kerap kali tidak ingin diminta untuk memeluk saudaranya sendiri, baik itu memeluk saudara perempuan hingga saudara laki-laki. Mulai dari kakak, adik, om, hingga tante.

Sebenarnya Moms tidak disarankan untuk memaksa anak memeluk saudara. Hal ini tentu saja ada alasan-alasannya.

Di bawah ini, ada alasan mengapa Moms tidak diperkenankan memaksa anak memeluk saudaranya sendiri, yaitu:

1. Anak Sedang dalam Masa Transisi Emosi

Alasan yang pertama mengapa Moms harus menghindari memaksa anak memeluk saudara adalah karena anak sedang dalam masa transisi emosi.

Anak yang masih berada di bawah usia 5 tahun akan mengalami masa transisi emosi karena sebelumnya mereka masih memiliki emosi balita.

Saat usianya sudah memasuki 5 tahun, pada masa itu mereka akan mulai masuk prasekolah sehingga akan ada banyak perubahan dalam hidup mereka.

Perubahan emosi pada anak ini wajar saja terjadi. Oleh sebab itu, Moms sebaiknya tidak memaksakan sebuah tindakan seperti memeluk saudara sendiri secara berlebihan.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Psikolog Samarinda dan Biro Psikologi

2. Anak Terkadang Sensitif Terhadap Sentuhan

Anak Menangis
Foto: Anak Menangis (Freepik.com/jcomp)

Alasan kedua mengapa Moms tidak diperkenankan memaksa anak memeluk saudara adalah karena bisa jadi anak sensitif terhadap sentuhan.

Tidak semua anak merasa senang terhadap sentuhan fisik yang diberikan oleh orang tua, apalagi saudara.

Ada anak-anak yang merasa sensitif terhadap sentuhan fisik, terutama pelukan.

Sensitif terhadap sentuhan ini normal terjadi pada anak-anak. Hal ini bisa dikarenakan banyak hal.

Misalkan saja kepribadian anak yang memang pemalu atau karena hal lainnya.

3. Anak Merasa Tidak Memiliki Keputusan

Saat Moms memaksakan suatu hal kepada anak yang tidak diinginkannya, anak bisa merasa kalau dirinya tidak memiliki keputusan sendiri.

Meski masih anak-anak, tapi meraka ingin memiliki atau mengambil keputusan sendiri. Ini merupakan wujud dari pengungkapan emosi dan perasaan dari anak.

Sebagai orang tua, Moms harus tahu benar kondisi yang tepat kapan dia ingin dipeluk dan diperhatikan dan kapan pula saat ia tidak ingin.

Tidak memaksa anak untuk memeluk saudara juga bisa berarti mengajarkannya untuk membuat keputusan akan hak tubuhnya sendiri.

Bayangkan saja jika memang dipaksa, pasti anak akan merasa kalau orang tuanya selalu memaksakan kehendak dan kemungkinan akan menimbulkannya tidak bisa mengekspresikan apa yang dia inginkan di kemudian hari.

Tentu saja ini bisa semakin membuat kondisi psikologis anak semakin buruk.

Anak bisa semakin pendiam dan menutup diri karena mereka merasa tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.

Mereka tidak bisa mengatakan tidak atau iya saat Moms yang menyuruh.

Baca Juga: 7 Rekomendasi TK di Medan Terbaik untuk Pendidikan Anak

4. Berisiko Anak Kurang Peka Pada Orang Lain

Anak-anak
Foto: Anak-anak (Un.org)

Memaksa anak memeluk saudara juga bisa berisiko pada kurang pekanya anak kepada orang lain.

Saat anak dipaksa, mereka akan merasa kalau memeluk saudara wajar untuk dilakukan, lalu untuk orang lain apakah juga wajar dilakukan?

Anak akan menganggap kalau memeluk orang lain juga wajar dilakukan. Ini dikarenakan Moms yang membiasakan hal tersebut.

Jika sudah seperti ini, anak akan bersikap kurang peka dan tidak waspada dengan orang lain serta lingkungan di sekitarnya.

Kepekaan ini bisa berupa perilaku waspada. Saat anak kurang waspada pada orang lain, maka dirinya rentan mudah percaya dengan orang lain.


5. Anak Akan Merasa Bingung dengan Konsep Sentuhan Fisik

Dengan memaksa anak memeluk saudara, anak akan merasa kebingungan dengan adanya konsep sentuhan fisik yang terjadi.

Sejak kecil, anak memang harus diajarkan tentang konsep sentuhan fisik untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti pelecehan seksual pada anak.

Menurut sebuah jurnal penelitian yang berjudul Pengembangan Pendidikan Seks di Taman Kanak-kanak, dijelaskan kalau anak akan diberikan pemahaman tentang bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak boleh disentuh oleh orang lain, termasuk saudara.

Hal ini ternyata ada kaitannya dengan pola asuh Moms yang memaksa anak memeluk saudara.

Saat Moms memaksa anak memeluk saudara dan akhirnya anak melakukannya, Si Kecil akan menganggap kalau orang dewasa yang memaksanya melakukan kontak fisik itu biasa karena orang tuanya sendiri juga sering memaksanya.

Jika sudah seperti ini, konsep sentuhan fisik yang diajarkan bisa tidak berguna.

Oleh sebab itu, untuk mendukung konsep sentuhan fisik, maka Moms tidak boleh memaksa anak memeluk saudara.

Baca Juga: Yuk, Kenalkan 6 Bahasa Pemrograman untuk Anak-Anak!

6. Anak Akan Berpikir Orang Tua Tidak Peduli

Anak Menangis (Orami Photo Stock)
Foto: Anak Menangis (Orami Photo Stock)

Alasan lainnya mengapa Moms tidak boleh memaksa anak memeluk saudara adalah karena anak bisa berpikir kalau orang tua tidak mempedulikannya.

Anak sangat sensitif pada perilaku orang tua. Saat dipaksa untuk melakukan sesuatu yang mereka tidak suka, mereka akan menganggap kalau orang tuanya tidak peduli dengan mereka.

Anak akan menganggap kalau orang tua hanya mementingkan kepentingan dan kesenangannya sendiri tanpa melihat anak merasa tidak suka jika dipaksa memeluk saudara.

7. Anak Merasa Kurang Nyaman

Alasan terakhir mengapa Moms sebaiknya tidak memaksa anak memeluk saudara adalah bisa menyebabkan anak merasa kurang nyaman dengan Moms dan saudaranya.

Hal ini bisa terjadi jika Moms terus menerus memaksanya berulang kali.

Pemaksaan yang berulang kali ini akan menimbulkan efek psikologis kepada anak.

Awalnya hanya merasa tidak suka memeluk saudara lalu berubah menjadi rasa kurang nyaman kepada saudaranya dan juga Moms.

Bisa jadi ia akan mulai menarik diri dari keluarganya karena lama-lama merasa kurang nyaman berada di lingkungan keluarga.

Anak akan merasa takut kalau berada di lingkungan keluarganya lagi, dirinya akan dipaksa melakukan hal lainnya yang ia tidak suka.

Baca Juga: Mengasah Bakat Anak dan Potensinya Agar Jadi Anak Prima

Perilaku yang Moms lakukan memang terlihat sepele, tapi ternyata memiliki dampak yang cukup besar bagi perkembangan psikologi anak.

Jadi sebaiknya saat anak tidak menginginkannya, cobalah untuk menerima anak apa adanya.

Berikanlah ia kesempatan untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk dirinya memberikan sebuah pelukan kepada saudaranya.

Moms bisa mulai mengamati secara perlahan bahasa tubuhnya untuk menentukan waktu yang tepat.

Nanti saat anak sudah siap dan merasa sudah nyaman dengan saudaranya, ia pasti akan memeluk saudaranya sendiri.

Di saat inilah, Moms bisa berbangga diri karena tidak perlu memaksa anak lagi.

Setelah melihat alasan-alasan di atas, sekarang Moms jadi tahu kan mengapa Moms tidak boleh memaksa anak memeluk saudara?

Jadi mulai sekarang selalu pertimbangkan saat meminta anak memeluk saudaranya ya Moms!

  • https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/thufula/article/viewFile/3477/2435
  • https://thebodyisnotanapology.com/magazine/your-child-should-never-be-forced-to-hug-anyone-yes-including-a-relative-here-are-7-reasons-why-2/
  • https://www.huffpost.com/entry/dont-force-kids-hug-kiss-relatives_l_6399170ae4b019c69626bc67
  • https://www.verywellfamily.com/why-you-shouldnt-make-your-child-hug-anyone-1095081
  • https://nypost.com/2017/11/19/ignore-all-that-ridiculous-new-advice-to-ban-kids-from-hugging-relatives/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb