29 Mei 2023

Sifilis, Penyakit Menular Seksual yang Marak di Indonesia!

Kasus sifilis naik setiap tahunnya, lho
Sifilis, Penyakit Menular Seksual yang Marak di Indonesia!

Foto: Freepik

Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.

Penyakit ini bisa menyerang organ tubuh manapun dan bisa menimbulkan berbagai gejala, mulai ringan hingga parah, Moms.

Sifilis biasanya menyebar melalui kontak langsung dengan luka terbuka atau lecet pada kulit atau selaput lendir dengan orang yang terinfeksi.

Nah, belakangan ini, sifilis kembali marak di Indonesia, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Mayoritas kasus sifilis di DIY dialami oleh laki-laki dengan rentang usia 25-49 tahun dan didominasi oleh kelompok lelaki seks lelaki (LSL).

Yuk, Moms simak informasi lengkapya di bawah ini.

Baca Juga: Kenali Treponema Pallidum, Bakteri Bahaya Penyebab Sifilis

Marak Kasus Sifilis

Sifilis
Foto: Sifilis (https://www.babycentre.co.uk/)

Seperti yang sudah disebutkan di atas, kasus sifilis terus meningkat. Mengutip dari berbagai sumber, kasus ini terus naik dari 2020.

Pada kelompok LSL, tren kasus sifilis meningkat setiap tahun dengan persentase berikut:

  • 15 persen pada 2020, meningkat menjadi 34 persen pada 2021
  • 44 persen pada 2022, kemudian melonjak menjadi 60 persen pada 2023.

Selain pada LSL, penyakit menular ini juga ditemukan pada kelompok wanita pekerja seks, pelanggan pekerja seks, dan waria.

Namun, kasusnya terbilang rendah.

Yuk, simak lebih lengkap tentang sifilis di bawah ini, ya Moms.

Baca Juga: 10 Penyakit Menular Seksual, Termasuk Sifilis dan Herpes!

Tahapan Sifilis

Sifilis
Foto: Sifilis (Everydayhealth.com)

Sifilis terbagi menjadi empat tahap, yaitu tahap primer, sekunder, laten, dan tersier.

Setiap tahap memiliki gejala dan karakteristik yang berbeda. Simak di bawah ini tahapan sifilis.

1. Tahap Primer

Tahap ini, mulanya terbentuk luka terbuka pada area di mana bakteri bisa masuk ke dalam tubuh, seperti penis, vulva, vagina, atau mulut.

Luka ini umumnya tidak terasa sakit, tapi bisa menular jika ada kontak langsung dengan luka tersebut.

2. Tahap Sekunder

Tahap ini terjadi beberapa minggu setelah luka primer sembuh.

Gejalanya berupa ruam kulit yang muncul di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki.

Gejala lainnya bisa berupa demam, kelelahan, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan.

3. Tahap Laten

Tahap ini adalah periode tanpa gejala, lho Moms.

Kondisi ini terjadi ketika bakteri masih ada dalam tubuh, tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun.

Tahap laten bisa berlangsung selama beberapa tahun.

4. Tahap Tersier

Tahap terakhir ini adalah tahap lanjutan sifilis yang bisa memengaruhi organ dalam tubuh seperti otak, mata, jantung, dan tulang.

Tahap tersier menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ tersebut dan bisa mengancam nyawa, Moms.

Baca Juga: Penisilin, Antibiotik untuk Berbagai Macam Infeksi Bakteri

Pengobatan Sifilis

Ilustrasi Pengobatan Sifilis
Foto: Ilustrasi Pengobatan Sifilis (Orami Photo Stocks)

Pengobatan utama sifilis adalah antibiotik penisilin yang diberikan berdasarkan tingkat keparahan kondisi.

Penisilin adalah antibiotik yang sering digunakan sebagai pengobatan utama untuk sifilis.

Pengobatan ini biasanya diberikan melalui injeksi intramuskular oleh tenaga medis.

Namun, untuk mendapatkan obat tersebut, tentu harus melalui konsultasi dokter, ya Moms.

Pengobatan lainnya bisa diberikan berdasarkan tahap.

Sebagai informasi, kondisi ini bisa disembuhkan terutama jika berhasil terdeteksi dini.

Selama pengobatan, penderita tidak boleh melakukan hubungan seksual sampai dinyatakan sembuh.

Baca Juga: Granuloma Inguinale, Penyakit Seksual Menular yang Mirip Jerawat

Pencegahan Sifilis

Ilustrasi Pencegahan Sifilis
Foto: Ilustrasi Pencegahan Sifilis (Pixabay.com)

Mengingat maraknya kasus sifilis, tentu Moms harus mengetahui cara pencegahan sifilis.

Berikut cara pencegahannya:

1. Praktek Seks Aman

Menggunakan kondom dengan benar saat berhubungan seksual bisa membantu mengurangi risiko penularan.

Kondom melindungi dari kontak langsung dengan luka terbuka yang sudah terinfeksi.

2. Melakukan Pemeriksaan Rutin

Menjalani pemeriksaan rutin untuk penyakit menular seksual, termasuk sifilis.

Pemeriksaan rutin juga mampu mendeteksi dini, diagnosis, dan pengobatan yang tepat jika terjadi infeksi.

3. Tidak Mengganti Pasangan Seksual

Tidak mengganti pasangan seksual mencegah penularan sifilis dengan orang lain, Moms.

Semakin banyak pasangan seksual yang dimiliki, semakin tinggi risiko penularan penyakit menular seksual.

Nah, itulah informasi seputar sifilis yang tengah marak di Indonesia.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb