18 Maret 2022

Sistem Subak, Warisan Budaya Dunia dan Pesona Wisata Bali

Bukan sekadar sistem pengairan sawah, subak juga punya filosofi yang mendalam

Apa itu sistem subak?

Moms dan Dads, tahukah bahwa sistem subak adalah sistem irigasi di Bali yang dijadikan warisan budaya dunia oleh UNESCO?

Jika penasaran, yuk baca lebih lanjut artikel di bawah ini.

Apa Itu Sistem Subak?

Sistem Subak (Orami Photo Stock)
Foto: Sistem Subak (Orami Photo Stock)

Sistem subak adalah salah satu bentuk sistem irigasi yang mampu mengakomodasikan dinamika system sosio-teksnis masyarakat setempat.

Air irigasi ini dikelola dengan prinsip-prinsip keadilan, keterbukaan, harmoni, dan kebersamaan melalui suatu organisasi yang fleksibel yang sesuai dengan kepentingan masyarakat.

Keberadaan subak merupakan manifestasi dari filosofi/konsep Tri Hita Karana.

Tri Hita Karana berasal dari kata "Tri" yang artinya tiga, "Hita" yang berarti kebahagiaan/kesejahteraan dan "Karana" yang artinya penyebab.

Maka dapat disimpulkan bahwa Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan.”

Baca Juga: 3 Cara Budidaya Rumput Azolla untuk Pertanian dan Peternakan

Mengapa Penting Sistem Subak?

Sistem Subak (UNESCO)
Foto: Sistem Subak (UNESCO)

Dilansir dari laman Pemerintah Kabupaten Buleleng, kata "Subak" merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa Bali.

Kata tersebut pertama kali dilihat di dalam prasasti Pandak Bandung yang memiliki angka tahun 1072 M.

Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, memiliki pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi yang demokratis dari petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

Lalu, mengapa sistem subak penting?

1. Sistem Subak Adalah Sistem yang Adil

Sistem Subak bagi masyarakat Bali tidak hanya sekedar sistem irigasi, tetapi juga merupakan konsep kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri.

Dalam pandangan rakyat Bali, Subak adalah gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana tersebut.

Sebagai suatu metode penataan hidup bersama, sistem subak pun mampu bertahan selama lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat kepada tradisi leluhur.

Pembagian air dilakukan secara adil dan merata, segala masalah dibicarakan dan dipecahkan bersama, bahkan penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi yang ditanam pun dilakukan bersama.

Sanksi terhadap berbagai bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara atau ritual yang dilaksanakan di pura.

Harmonisasi kehidupan seperti inilah yang menjadi kunci utama lestarinya budaya Subak di pulau dewata.

Sehingga, ini juga yang menyebabkan system subak itu penting keberadaannya.

Anggota Subak di suatu daerah bisa bergotong royong melakukan pembuatan, pemeliharaan, dan pengelolaan fasilitas sistem subak ini.

Penerapan sistem subak sebagai pengairan sawah diatur agar terwujud keadilan bagi sesama anggotanya.

Jika satu bidang sawah terdapat dua atau lebih saluran air (cakangan) yang saling berdekatan maka ketinggiannya harus sama.

Hal ini agar aliran air yang ke sawah masing-masing petani tetap lancar.

Baca Juga: Intip Fakta Kuda Renggong, Warisan Budaya Indonesia Lho!

2. Sistem Irigasi Subak Berdasarkan Nilai Religius

Dalam perkumpulan Subak tidak melulu mengenai pertanian semata, tetapi juga mengenani ritual dan peribadatan.

Hal ini sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana, hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam harus saling terkait.

Salah satu penerapan sistem irigasi subak untuk memohon rejeki dan kesuburan lahan.

Penerapan irigasi subak sendiri adalah bagian ritual ibadah untuk menjaga alam semesta.

Sawah, tanaman padi, dan air memegang peranan yang esensial dalam sistem irigasi tradisional dari Bali ini.

Ketiganya sangat erat berhubungan dengan kekuasaaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan kemakmuran).

Karena itu setiap pembuatan sistem irigasi subak wajib mendirikan pura. Setiap sistem irigasi subak pada umumnya memiliki pura yang yaitu Pura Uluncarik atau Pura Bedugul. Pura tersebut diperuntukkan oleh para petani bagi Dewi Sri.

Jadi sistem irigasi Subak tidak semata hanya mengatur masalah dan urusan teknis pengaturan dan pembagian air saja.

Tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan religius.

Hingga akhirnya akan tercapai keseimbangan dalam alam semesta, kebersamaan, kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan yang membawa pada perdamaian.

Baca Juga: 6 Resep Es Kuwut Bali, Haus Mendadak Hilang!

Lalu bagaimana dengan cara menerapkan sistem subak? Sistem subak Bali bekerja dengan metode irigasi...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.