Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk yang Perlu Moms Ketahui
Stres baik dan stres buruk ternyata memiliki sejumlah perbedaan.
Berbicara tentang stres, pasti yang terlintas dalam pikiran Moms adalah sesuatu yang buruk dan harus segera dihilangkan.
Stres memang menjadi bagian dalam kehidupan manusia, yang mau tidak mau pasti akan selalu dialami.
Namun, hal yang sering luput dari perhatian, bahwa ada dua jenis stres yang bisa Moms alami, yaitu stres baik (good stress) dan stres buruk (bad stress).
Dua jenis stres ini tentunya saling bertolak belakang. Stres baik bisa membangun kehidupan Moms menjadi lebih baik.
Sedangkan stres yang buruk bisa menjadi bumerang bagi kehidupan Moms apabila tidak dikelola dengan baik.
Lantas, apa sebenarnya perbedaan stres baik dan stres buruk? Yuk, simak penjelasannya satu-persatu berikut ini.
Baca Juga: 12+ Penyebab Depresi yang Jarang Disadari, Waspada!
Perbedaan Stres Baik dan Stres Buruk
Stres adalah bagian alami dari kehidupan kita. Tidak semua stres itu buruk. Bahkan, beberapa stres bisa baik bagi kita, lho.
Berikut adalah perbedaan antara stres baik dan stres buruk yang perlu Moms ketahui.
1. Stres Baik Meningkatkan Kualitas Hidup
Stres baik atau eustress, merujuk pada stres yang membantu menginspirasi, memotivasi, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Bisa juga dikatakan sebagai sebuah tantangan yang menegangkan.
Menurut American Institute of Stress, stres baik adalah jenis stres yang Moms rasakan ketika sedang bersemangat.
Denyut nadi terasa lebih cepat dan hormon juga melonjak, tapi bukan sebuah perasaan ancaman atau ketakutan.
Menurut Summa Health, stres yang baik sangat penting untuk hidup yang lebih sehat dan dapat membuat Moms menjadi orang yang lebih cerdas, lebih bahagia, dan lebih sehat.
Contohnya saja, ketika seseorang naik roller coaster, bersaing untuk mendapatkan promosi dalam pekerjaan, atau kencan pertama dengan pasangan.
“Stres yang baik berkaitan dengan peristiwa positif dalam hidup kita. Stres yang baik juga mendorong dan memotivasi diri kita untuk lebih berguna, berkualitas, dan berfungsi dengan baik untuk mencapai tujuan kita,” ungkap Dr. Jason W. Hunziker, psikiater dari Salt Lake City.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan stres baik agar semakin berkualitas dan bukannya menjadi stres buruk.
Nyatanya, stres baik bisa berkembang menjadi stres buruk apabila tidak dikelola dengan tepat.
“Cara untuk mengembangkan stres baik bisa dengan melakukan hobi atau hal lainnya yang belum pernah dicoba, mengambil tanggung jawab yang lebih sulit di tempat kerja atau bepergian ke tempat yang belum pernah dikunjungi,” ungkap Kimberly Hershenson, ahli terapi dari New York.
Baca Juga: 10+ Manfaat Journaling, Redakan Cemas dan Picu Kreativitas!
2. Stres Buruk Dapat Berdampak Negatif
Stres buruk, bisa dibedakan menjadi stres akut dan stres kronis.
Melansir dari American Institute of Stress, stres akut memicu respons tubuh namun pemicunya bukan hal yang membahagiakan atau mengasyikan.
Stres kronis justru bisa berdampak parah, karena hal ini dipicu oleh keadaan yang buruk, seperti masalah pada rumah tangga.
Pada dasarnya, stres buruk terjadi ketika Moms tidak mampu mengontrol diri sehingga hasil yang didapatkan adalah perasaan gelisah, khawatir, marah, kecewa, dan emosi negatif lainnya.
“Stres yang buruk dapat berdampak negatif atau mengganggu hidup kita. Jika tidak mendapatkan kesempatan untuk mencapai tujuan, maka stres ini bisa bertambah parah,” ungkap Dr. Jason, menjelaskan.
WebMD menjelaskan, stres kronis yang tidak ditangani bisa mengakibatkan komplikasi pada kesehatan tubuh seperti penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, serangan jantung hingga stroke.
Stres kronis juga memicu gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan kepribadian.
Namun, stres yang buruk bisa dikelola agar menjadi stres yang baik.
Menurut Dr. Jason, ketika seseorang mampu mengelola stres dengan cara yang tepat, maka stres yang buruk bisa menjadi stres yang baik.
Fokusnya adalah semua pilihan pribadi. Cara mengelola stres adalah melakukan hal-hal yang disukai untuk membantu diri sendiri lebih fokus dan tenang.
Moms bisa mencoba berbagai cara, seperti menonton TV, mendengarkan musik, berolahraga atau sekadar berjalan-jalan santai.
Baca Juga: Postpartum Depression, Gangguan Mental setelah Melahirkan
Cara Mengatasi Stres
Setelah mengetahui stres baik dan stres buruk, Moms juga perlu mengetahui cara terbaik mengatasi stres.
Untuk mengatasi stres, berikut beberapa cara yang bisa Moms lakukan.
1. Rutin Berolahraga
Olahraga dapat membantu mengatasi stres. Ketika Moms berolahraga, tubuh melepaskan endorfin, yang dikenal sebagai hormon "perasaan baik".
Endorfin ini dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan suasana hati, sehingga membantu meredakan stres.
Selain itu, olahraga juga memberikan gangguan positif dari pikiran yang stres dan memberikan fokus pada kegiatan fisik.
Hal ini dapat membantu mengalihkan perhatian dari sumber stres dan memberikan waktu yang diperlukan untuk melupakan masalah sementara.
2. Meditasi
Meditasi adalah praktik yang melibatkan fokus pada pikiran, pernapasan, atau objek tertentu dengan tujuan mencapai ketenangan pikiran dan kesadaran yang lebih dalam.
Dalam meditasi, Moms memusatkan perhatian pada saat ini, menghilangkan distraksi dan kegelisahan yang dapat menyebabkan stres.
Ini membantu mengurangi aktivitas pikiran yang berlebihan dan memungkinkan Moms untuk merasakan ketenangan dalam diri sendiri.
Studi telah menunjukkan bahwa meditasi dapat mengurangi kadar hormon stres seperti kortisol dalam tubuh.
Baca Juga: Jurug Solo Zoo, Kebun Binatang yang Menawarkan Wisata Edukasi dan Rekreasi di Surakarta
3. Rekreasi
Ketika Moms terlibat dalam kegiatan rekreasi yang menyenangkan dan menghibur, ini dapat mengalihkan pikiran dari sumber stres dan memberikan waktu yang diperlukan untuk bersantai dan menikmati momen yang menyenangkan.
Rekreasi juga memberikan kesempatan untuk melakukan hal-hal yang Moms sukai atau mengeksplorasi minat dan hobi baru.
Cara ini dapat memberikan rasa pencapaian, kepuasan pribadi, dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan.
4. Menjaga Pola Makan dan Istirahat
Konsumsi makanan bergizi dan seimbang membantu menjaga keseimbangan hormon dan nutrisi dalam tubuh.
Nutrisi yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan fisik dan mental, serta mengurangi risiko gangguan mood.
Selain itu, mendapatkan tidur yang cukup juga penting dalam mengatasi stres. Kurang tidur dapat mempengaruhi mood, konsentrasi, dan kemampuan mengelola stres.
Usahakan untuk memiliki rutinitas tidur yang konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman, dan menghindari gangguan seperti gadget sebelum tidur.
Baca Juga: Apa Arti Mood, Mood Booster, dan Mood Swing? Cek di Sini Perbedaannya!
5. Dukungan Sosial
Dukungan sosial memiliki peran penting dalam mengatasi stres.
Memiliki keluarga, teman, atau komunitas yang mendukung dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan rasa pemahaman.
Dengan berbagi perasaan dan pengalaman, Moms dapat merasa didengar dan tidak sendirian dalam menghadapi stres.
Dukungan sosial juga memberikan perspektif baru, saran, dan solusi yang dapat membantu mengatasi masalah yang menyebabkan stres.
Jadi, temukan pengelolaan stres yang tepat untuk menjaga kesehatan tubuh dan mental Moms, ya.
Demikian perbedaan stres baik dan stres buruk serta cara mengatasinya.
Semoga bermanfaat, Moms!
- https://www.webmd.com/balance/stress-management/stress-symptoms-effects_of-stress-on-the-body
- https://www.stress.org/when-stress-is-actually-good-for-you
- https://www.summahealth.org/flourish/entries/2021/01/stress-management-how-to-tell-the-difference-between-good-and-bad-stress
- https://www.bannerhealth.com/healthcareblog/teach-me/bad-stress-vs-good-stress-how-can-i-tell-the-difference
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.