12 Mei 2023

Postpartum Depression, Gangguan Mental setelah Melahirkan

Postpartum merupakan periode 6 minggu pertama pasca melahirkan
Postpartum Depression, Gangguan Mental setelah Melahirkan

Sebagai ibu dengan pengalaman mengasuh, Moms pasti akrab dengan istilah postpartum, bukan?

Faktanya, 6 minggu pertama pasca melahirkan merupakan periode postpartum.

Pada periode inilah Moms dan Si Kecil membutuhkan perawatan intensif.

Menurut sejumlah ahli, periode postpartum akan berlangsung selama 6 bulan.

Selama kurun waktu tersebut, Moms akan mengalami sejumlah perubahan, mulai dari pemulihan hingga perubahan suasana hati, karena hormonal.

Dalam artikel ini akan dijelaskan apa itu postpartum sampai gejala depression dengan serba-serbinya.

Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: Hipospadia pada Bayi Laki-laki, Kelainan Lubang Kencing

Apa Itu Postpartum?

Postpartum Psychosis
Foto: Postpartum Psychosis (Verywellmind.com)

Menurut jurnal yang dipublikasikan oleh Universitas Udayana, postpartum adalah masa perubahan fisik dan mental setelah melahirkan.

Postpartum adalah gejala yang terjadi ketika masa pemulihan setelah melahirkan.

Selama masa postpartum, akan terjadi perubahan-perubahan pada fisk ibu hamil, seperti:

  • Perubahan sistem reproduksi
  • Pengerutan rahim (involusi)
  • Lokia atau darah nifas
  • Perubahan pada serviks
  • Perubahan vulva, vagina dan perineum

Tak hanya perubahan sistem reproduksi, Moms juga akan mengalami perubahan suasana hati selama periode postpartum.

Ibu pasca melahirkan bisa mengalami perubahan mood, seperti tiba-tiba marah, menangis, dan bahagia.

Menurut penelitian National Institute of Mental Health, sebanyak 80% ibu yang baru melahirkan akan mengalami kondisi tersebut.

Namun, gejala biasanya akan memudar dalam beberapa minggu.

Tapi, jika hal tersebut terjadi terus-menerus selama beberapa bulan, akan mengacu pada depresi postpartum.

Baca Juga: 7 Cara Meningkatkan Empati, Coba Jadi Pendengar yang Baik

Gejala Gangguan Postpartum

Fase Postpartum
Foto: Fase Postpartum

Gejala gangguan postpartum, khususnya depresi, sering disalahartikan sebagai baby blues.

Padahal, gejala pada depresi ini biasanya akan berkembang beberapa minggu setelah melahirkan.

Tak jarang juga, gejala dirasakan ketika masa kehamilan atau setahun setelah melahirkan.

Berikut ini gejala postpartum yang harus diwaspadai, melansir dari jurnal JAMA Network:

  • Merasa sedih dan tiba-tiba menangis tanpa sebab
  • Merasa lelah namun tidak bisa tidur
  • Terlalu banyak berpikir atau overthinking
  • Nafsu makan menggebu-gebu atau malah tidak nafsu makan
  • Merasakan sakit nyeri atau rasa sakit lainnya yang tak bisa dijelaskan
  • Mudah tersinggung, cemas, dan marah
  • Suasana hati tiba-tiba berubah tanpa alasan yang jelas

Baca Juga: 18 Ciri-Ciri Star Syndrome, Biasanya Merasa Diri Sempurna!

Selain itu, ada pula beberapa gejala lain dari postpartum atau postnatal depression yang bisa dialami:

  • Merasa tidak terkontrol
  • Kesulitan mengingat banyak hal
  • Tiba-tiba tidak menyukai hal-hal yang sebelumnya disukai
  • Merasa tidak terkoneksi dengan bayi dan bertanya-tanya mengapa Moms merasa tidak bahagia
  • Semua yang terjadi dalam hidup terasa berlebihan dan putus asa

Gejala-gejala di atas kemungkinan akan berlangsung beberapa minggu setelah melahirkan.

Tapi, depresi postpartum bisa baru muncul berbulan-bulan kemudian, lho.

Gejala tersebut mungkin akan muncul dan menghilang selama satu hingga dua hari.

Jika tak segera diobati, kondisi ini akan memburuk dan berpengaruh negatif untuk ibu maupun bayi.

Baca Juga: 10 Cara Menerapkan Work Life Balance, Hidup Jadi Lebih Ringan!

Jenis dan Penyebab Gangguan Postpartum

Ada beberapa gangguan mental yang diklasifikasikan ke dalam postpartum, yang cukup sering terjadi pada ibu setelah melahirkan.

Terlihat mirip satu sama lain, berikut penjelasan dari setiap jenisnya:

1. Postpartum Blues

Baby blues mempengaruhi antara 50% dan 75% orang setelah melahirkan.

Jika Moms mengalami baby blues, akan sering menangis berkepanjangan tanpa alasan, kesedihan, dan kecemasan yang tidak jelas.

Kondisi ini biasanya dimulai pada minggu pertama (satu sampai empat hari) setelah melahirkan.

Meskipun pengalamannya tidak menyenangkan, kondisi ini biasanya mereda dalam waktu 2 minggu tanpa pengobatan.

Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah mencari dukungan dan meminta bantuan dari teman, keluarga, atau pasangan, lho.

2. Postpartum Depression

Posnatal Depression
Foto: Posnatal Depression (Orami Photo Stocks)

Meskipun gejala baby blues dengan depresi postpartum terlihat mirip, namun depresi postpartum jauh lebih kuat dan berlangsung lebih lama.

Menurut penelitian, sebanyak 15% ibu yang baru melahirkan mengalami depresi postpartum.

Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang parah, kelelahan, dan rasa putus asa.

Intensitas perasaan tersebut dapat membuat Moms sulit merawat bayi bahkan diri sendiri.

Oleh karena itu, depresi postpartum tidak boleh dianggap enteng karena ini merupakan gangguan yang serius dan harus segera ditangani.

Baca Juga: 16 Ciri-ciri Orang Depresi yang Harus Diwaspadai, Perhatikan

Maka tak heran jika periode postpartum blues menjadi salah satu fase krusial yang harus dilewati oleh para ibu.

Terlebih jika ini adalah kelahiran anak pertama dan pengalaman yang baru.

Moms harus menyusui ketika kondisi tubuh menurun karena kurang tidur, dan penyesuaian kondisi lainnya sebagai ibu baru.

Dibutuhkan dukungan suami, keluarga, dan orang-orang terdekat karena aktivitas menjadi ibu baru

3. Postpartum Psychosis

Psikosis pasca persalinan adalah bentuk depresi postpartum yang sangat parah dan memerlukan perhatian medis darurat.

Kondisi ini relatif jarang terjadi, hanya mempengaruhi 1 dari 1.000 orang setelah melahirkan.

Gejala dalam postpartum psychosis termasuk:

Gejala umumnya terjadi dengan cepat setelah melahirkan dan semakin marah.

Diyakini, mampu berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Psikosis pasca persalinan memerlukan perhatian medis segera karena ada peningkatan risiko bunuh diri dan membahayakan bayi.

Perawatan biasanya akan mencakup rawat inap, psikoterapi, dan pengobatan medis.

Cara Diagnosis Gangguan Postpartum

Gejala Depresi pada Ibu Hamil
Foto: Gejala Depresi pada Ibu Hamil (Intermountainhealthcare.org)

Tidak ada tes khusus yang dapat mendiagnosis depresi pasca persalinan.

Dokter nantinya akan mengevaluasi Moms pada kunjungan perawatan postpartum.

Kunjungan rutin pada ibu pasca melahirkan ini mungkin termasuk:

  • Mendiskusikan riwayat kesehatan
  • Mengelola perasaan sejak melahirkan
  • Pemeriksaan fisik
  • Pemeriksaan panggul
  • Tes laboratorium

Dokter umumnya akan menjadwalkan kunjungan ini 2 atau 3 minggu pasca persalinan untuk mencegah postpartum depression.

Bersikaplah terbuka dan jujur ​​dengan dokter untuk memastikan mereka mendapatkan gambaran yang akurat tentang emosi dan pikiran.

Tak hanya itu, mereka juga akan melakukan pemeriksaan darah pasca melahirkan apabila ada gejala yang mengarah ke gangguan tiroid.

Baca Juga: Tidak Ingin Melahirkan Caesar, Ini 3 Persiapan Melahirkan Normal yang Harus Dilakukan

Cara Mengobati Gangguan Postpartum

Meditasi
Foto: Meditasi (Orami Photo Stocks)

Jika Moms mengalami gejala-gejala depresi postpartum di atas, maka segera temui dokter spesialis untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Ada beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan yakni medis dan non medis.

Selain itu, penting juga untuk melakoni gaya hidup yang lebih baik agar sehat jasmani dan rohani.

Nah, berikut ini pengobatan yang bisa Moms lakukan saat mengalami depresi postpartum melansir dari Postpartum Progress.

1. Pengobatan Medis

Antidepresan bisa jadi pengobatan yang ampuh untuk mengatasi depresi postpartum.

Hal ini karena antidepresan berimbas langsung pada otak.

Antidepresan bekerja dengan cara mengubah bahan kimia yang bisa mengatur suasana hati.

Namun, diperlukan waktu beberapa minggu untuk bisa merasakan hasilnya.

Perlu diketahui bahwa sebagian orang yang mengonsumsi antidepresan akan mengalami efek samping berupa kelelahan, penurunan gairah seksual, dan pusing.

Apabila efek samping yang Moms rasakan semakin memburuk, maka segera beri tahu hal itu kepada dokter.

2. Terapi atau Konseling

Peran Psikolog dan Psikiater
Foto: Peran Psikolog dan Psikiater (Careersinpsychology.org)

Selain dengan mengonsumsi obat antidepresan, Moms juga bisa berkonsultasi dengan ahlinya.

Ada psikiater, psikolog, atau ahli kesehatan lainnya dengan sejumlah konseling.

Terapi ini dapat membantu Moms memahami pikiran negatif dan mengontrolnya lalu mengatasinya.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater dalam mengobati postpartum depression.

Memang tak mengobati secara instan, namun ini adalah langkah awal yang patut dicoba.

Sulit menentukan psikolog atau psikiater? Pastikan tahu perbedaannya terlebih dahulu sebelum berkunjung.

3. Perawatan Diri atau Me Time

Perawatan diri adalah bagaimana Moms mengetahui kapan harus istirahat, kapan harus meminta pertolongan, dan tidak boleh terlalu stres.

Oleh karena itu, kerja sama dengan orang-orang terdekat dibutuhkan agar segera pulih dari depresi postpartum.

Jangan sungkan untuk meminta pertolongan dan mengatakan hal-hal yang Moms butuhkan kepada orang terdekat.

Untuk beberapa pengobatan, membutuhkan setidaknya 6 bulan untuk bisa pulih dari depresi postpartum.

Gunakan waktu 'me time' untuk merasa lebih baik sebelum kembali beraktivitas. Tapi, jangan sampai mengisolasi diri ya, Moms.

Sebaiknya, pertimbangkan untuk bergabung dalam support group agar Moms tidak merasa sendirian saat menjalani perawatan ini.

Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil, Catat Moms!

4. Terapi Listrik (ECT)

Terapi Kedokteran
Foto: Terapi Kedokteran (Orami Photo Stocks)

Perawatan untuk psikosis pasca melahirkan mungkin termasuk pengobatan untuk mengobati depresi, kecemasan, dan psikosis.

Moms mungkin juga dirawat di rumah sakit atau rawat inap selama beberapa hari sampai stabil.

Jika obat-obatan tidak cukup optimal, terapi kejang listrik (ECT) bisa efektif untuk mengobati postnatal depression.

Jika sedang menyusui, adapun obat-obatan medis yang aman dikonsumsi untuk mengatasi depresi pasca melahirkan.

Hindari mengonsumsi obat tanpa rekomendasi dokter sebelumnya karena berisiko tingkatkan efek samping.

Tak lupa, hindari alkohol dan perbanyak mengonsumsi makanan-makanan bergizi serta berolahraga agar suasana hati lebih baik.

5. Meditasi atau Yoga

Depresi pasca persalinan adalah kondisi serius dan membuat sebagian ibu hamil tidak nyaman.

Selama masa perawatan, cobalah untuk melakukan serangkaian aktivitas yang menenangkan.

Coba berlatih meditasi atau yoga pasca melahirkan agar bisa terhindar dari gejala gangguan postpartum.

Adapun, cara pengobatan alami ini bisa dilakukan bersamaan ketika mengonsumsi obat antidepresan atau perawatan lainnya.

Lakukan setidaknya 30 menit yoga atau meditasi dalam sehari dan dilakukan secara rutin.

Rasakan manfaat dari terapi pikiran ini untuk kesehatan fisik dan juga mental pasca melahirkan.

Baca Juga: 20+ Makanan Penurun Gula Darah, Paling Ampuh Cegah Diabetes

Itulah sederet informasi mengenai kondisi setelah melahirkan dan berbagai jenis gangguannya, termasuk postpartum depression.

Semoga bisa melewati kondisi ini dengan baik, ya, Moms!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/postpartum-depression/symptoms-causes/syc-20376617
  • https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1002106019-3-BAB%20II.pdf
  • https://jamanetwork.com/journals/jamapsychiatry/fullarticle/1666651
  • https://www.healthline.com/health/depression/postpartum-depression#treatment
  • https://postpartumprogress.com/ppd-support-groups-in-the-u-s-canada

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb