30 October 2023

Pahami Kondisi Stunting pada Anak, Ciri hingga Penyebabnya!

Ternyata bisa berdampak sampai dewasa nanti, lho
Pahami Kondisi Stunting pada Anak, Ciri hingga Penyebabnya!

Terdapat beberapa masalah yang dapat mempengaruhi pertumbuhan Si Kecil, salah satunya stunting pada anak.

Sayangnya, masih banyak orang tua yang menganggap sepele masalah ini.

Dengan begitu, setiap tahunnya Kementerian Kesehatan RI mengusung tema Hari Stunting, salah satunya 'Aksi Bersama Cegah Stunting dan Obesitas'.

Mengutip dari Buletin Stunting yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI, stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya.

Banyak yang tidak tahu kalau anak pendek adalah tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh Si Kecil.

Terlebih lagi, jika kondisi ini dialami oleh anak yang masih di bawah usia 2 tahun dan harus segera ditangani dengan tepat.

Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD).

Nah, untuk Moms yang baru saja menjadi ibu, ada baiknya untuk mengantisipasi stunting pada anak.

Berikut adalah informasi lengkapnya, semoga dapat membantu ya, Moms!

Baca Juga: 4 Manfaat Susu Rendah Gula untuk Mengoptimalkan Aspek Perkembangan Anak

Mengenal Istilah Stunting pada Anak

Mengenal Istilah Stunting pada Anak
Foto: Mengenal Istilah Stunting pada Anak (Babycenter.com)

Stunting pada anak atau perawakan pendek adalah gangguan perkembangan dan pertumbuhan.

Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, Moms, antara lain:

  • Kekurangan nutrisi yang bersifat kronis
  • Infeksi yang berulang
  • Kurangnya stimulasi psikososial

World Health Organization (WHO) (WHO) mendefinisikan stunting sebagai kegagalan untuk mencapai potensi pertumbuhan linier (tinggi) seseorang.

Namun sebelumnya, Moms harus memahami terlebih dulu perbedaan perkembangan dan pertumbuhan.

Menurut dr. Caessar Pronocitro, dokter spesialis anak di RS Pondok Indah Bintaro Jaya, pertumbuhan adalah penambahan ukuran secara fisik, mencakup:

  • Tinggi
  • Berat badan
  • Lingkar kepala anak

Stunting merupakan kondisi yang dicirikan kurangnya nutrisi untuk jangka panjang, seringnya infeksi dan kurangnya stimulasi."

"Sehingga terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan,” jelas dr. Caessar pada Kulwap Orami Community, pada Kamis (7/2).

Menurut dr. Caesar, jika anak memang memiliki perawakan pendek, tapi kenaikan panjang badannya konsisten, sehat, dan sesuai usia, ia tidak mengalami stunting.

Sedangkan perkembangan adalah penambahan kemampuan atau keterampilan yang dikuasai bayi atau anak, seperti:

Baca Juga: 19 Resep Makanan Bayi 6 Bulan, Bergizi Lengkap untuk MPASI

Moms, perlu mengetahui juga, kalau stunting pada anak dapat mengganggu perkembangan dan pertumbuhan Si Kecil.

Melansir Paediatrics and International Child Health, stunting pada anak dapat terjadi di usia berapa pun, sepanjang pertumbuhannya tidak sesuai dengan kurva.

Anak yang tadinya normal bisa jatuh ke dalam kondisi stunting, apabila ia mengalami kekurangan nutrisi untuk jangka panjang.

Anak-anak stunting ternyata memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kondisi-kondisi gangguan kesehatan lain di masa mendatang.

Namun, jika anak terlalu kurus atau pendek dibandingkan anak lain seusianya, belum tentu ia mengalami stunting, Moms.

Baca Juga: Mengenal Busung Lapar, Kondisi Akibat Gizi Buruk pada Anak

Stunting pada Anak Indonesia

Stunting pada Anak Indonesia (Orami Photo Stock)
Foto: Stunting pada Anak Indonesia (Orami Photo Stock)

Data dari Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat, kondisi stunting ini tidak bisa dianggap sepele.

Pada tahun 2017, setidaknya ada 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting.

Lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia dan sepertiganya tinggal di Afrika.

Tidak hanya itu, WHO juga mencatat Indonesia masuk posisi negara ketiga dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara.

Rata-rata kasus balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017 sebanyak 36,4%.

Tentunya data-data di atas semakin menegaskan kalau stunting pada anak adalah salah satu permasalahan gizi yang harus mendapat perhatian dari orang tua.

Ada banyak penyebab dan faktor risiko anak bisa terkena stunting, yang semuanya berasal dari kekurangan nutrisi sejak dalam kandungan.

Ciri-Ciri Stunting pada Anak

Ciri-Ciri Stunting pada Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Ciri-Ciri Stunting pada Anak (Orami Photo Stock)

Perlu Moms ketahui, stunting pada anak biasa akan terlihat dari fisik Si Kecil itu sendiri. Berikut ini ciri-cirinya:

1. Tubuh Terlihat Kurus

Selain tubuh Si Kecil yang pendek, tubuh anak mungkin juga akan terlihat kurus.

Walaupun terlihat pendek dan kurus, tubuh anak tetap proporsional.

Tetapi perlu diingat, tidak semua anak yang pendek itu disebut stunting, ya Moms.

2. Penurunan Tingkat Kecerdasan

Stunting pada anak ini akan memengaruhi perkembangan Si Kecil juga, tidak hanya pertumbuhannya saja.

Buah hati Moms akan mengalami penurunan tingkat kecerdasan, gangguan berbicara, hingga kesulitan dalam belajar.

Hal ini tentu akan berdampak pada prestasi anak di sekolah yang menurun.

Dampak jangka ke depannya adalah pada masa depan anak, di mana ia akan sulit mendapatkan pekerjaan ketika dewasa.

Baca Juga: 8 Manfaat Kacang Almond untuk Ibu Hamil, Penuh Gizi!

3. Melemahnya Daya Tahan Tubuh

Sebuah penelitian Maternal and Child Nutrition, menunjukkan daya tahan tubuh Si Kecil yang mengalami stunting juga rendah.

Sehingga jangan heran jika nantinya akan mudah sakit, terutama akibat penyakit infeksi.

Jika sudah sakit, penyakitnya akan lebih sulit dan lebih lama sembuh ketika sakit.

Setelah dewasa, tidak menutup kemungkinan bahwa anak akan rentan mengalami:

Seluruh ciri-ciri anak stunting ini sebenarnya adalah dampak dari:

  • Kurangnya nutrisi atau malnutrisi
  • Seringnya terkena penyakit
  • Salahnya pola asuh pada 1000 hari pertama kehidupan

4. Pertumbuhan Tinggi Badan Melambat

Ciri-ciri stunting pada anak selanjutnya adalah pertambahan tinggi badan yang tidak sesuai kurva pertumbuhan standar berdasarkan umur dan jenis kelamin.

Dengan kata lain, tinggi badannya lebih pendek dibandingkan anak lain seusianya.

Maka dari itu Moms, tumbuh kembang anak harus selalu dipantau dan diukur tinggi badannya setiap dua bulan sampai ia berusia 2 tahun, ya.

Pemantauan juga terus belanjut secara berkala selama 6-12 bulan setelah usia dua tahun.

Baca Juga: Manfaat Ulat Sagu, Padat Nutrisi dan Tinggi Protein

Penyebab Stunting pada Anak

Penyebab Stunting pada Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Penyebab Stunting pada Anak (Orami Photo Stock)

Penyebab utama terjadinya stunting pada anak adalah kekurangan nutrisi yang sudah terjadi sejak anak masih dalam kandungan.

Pada dasarnya, kondisi kesehatan anak tidak lepas dari kesehatan ibunya.

Lalu apa saja penyebab stunting pada anak lainnya? Yuk, disimak!

1. Kurangnya Asupan Gizi Ketika Hamil

WHO menyatakan bahwa sekitar 20% kejadian stunting sudah terjadi saat bayi masih berada di dalam kandungan.

Hal ini disebabkan oleh asupan ibu selama hamil yang kurang bergizi dan berkualitas sehingga nutrisi yang diterima janin cenderung sedikit.

Akhirnya, pertumbuhan di dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlanjut setelah kelahiran.

Oleh karena itu, penting untuk mencukupi berbagai nutrisi penting selama hamil.

Kondisi ini juga bisa terjadi akibat makanan balita saat masih di bawah usia 2 tahun yang tidak...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb