03 Januari 2024

Syafruddin Prawiranegara, Pahlawan Kemerdekaan yang Dilupakan

Simak perjalanan hidupnya!
Syafruddin Prawiranegara, Pahlawan Kemerdekaan yang Dilupakan

Syafruddin Prawiranegara adalah seorang tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang memiliki peran penting dalam sejarah bangsa.

Lahir pada 28 Februari 1911 di Cianjur, Jawa Barat, Syafruddin aktif dalam berbagai kegiatan pergerakan nasional.

Termasuk menjadi anggota Partai Nasional Indonesia (PNI) dan terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi.

Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan di bawah pemerintahan Presiden Soekarno.

Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, Syafruddin Prawiranegara dikenal sebagai sosok yang cerdas dan berpengaruh dalam memajukan ekonomi Indonesia pada masa awal kemerdekaan.

Baca Juga: Biografi Imam Bonjol, Pahlawan yang Memimpin Perang Padri!

Kehidupan Awal

Syafruddin Prawiranegara
Foto: Syafruddin Prawiranegara (Wikipedia.org)

Syafruddin Prawiranegara lahir pada 28 Februari 1911 di Cianjur, Jawa Barat.

Ayahnya adalah seorang pangreh praja atau camat yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Raden Aria Adipati Achmad Djajadiningrat, Bupati Serang pada zaman Belanda.

Syafruddin dibesarkan dalam keluarga yang taat beribadah dan mendapatkan pelajaran mengaji sejak kecil.

Ketika Syafruddin menginjak usia satu tahun, orang tuanya bercerai dan ayahnya menikah lagi dengan Raden Suwela.

Karena masih balita, Syafruddin belum mengetahui hal itu.

Baru ketika Syafruddin berusia tujuh tahun, ia bertemu dengan ibu kandungnya. Pertemuan ini membawanya untuk mengenal keluarga dari pihak ibu kandungnya.

Meskipun keluarganya memiliki latar belakang bangsawan, Syafruddin Prawiranegara mulai menunjukkan sikap nasionalis sejak awal kariernya.

Ia tidak setuju dengan tuntutan-tuntutan yang "moderat" dan bergabung dengan gerakan kemerdekaan yang saat itu bergerak di bawah tanah.

Syafruddin sering bertemu dengan Sutan Sjahrir, meskipun ia menolak dihubungkan dengan Sutan Syahrir, banyak yang menganggapnya sebagai bagian kelompok perlawanan Sjahrir.

Baca Juga: Biografi Sultan Agung, Sultan Mataram Ketiga yang Cerdas

Pendidikan Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara mengikuti pendidikan di Europeesche Lagere School (setara SD) di Serang pada tahun 1925.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (setara SMP) di Madiun pada tahun 1928 dan Algemeene Middelbare School (setara SMA) di Bandung pada tahun 1931.

Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi SMA, ia melanjutkan ke Rechtshoogeschool (Sekolah Tinggi Hukum) di Jakarta, yang saat ini dikenal sebagai Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Di sana, ia meraih gelar Meester in de Rechten, yang setara dengan gelar Sarjana Hukum, pada tahun 1939.

Selama masa studinya, Syafruddin juga turut berperan dalam pendirian perkumpulan mahasiswa Unitas Studiorum Indonesiensis yang bersifat apolitis.

Ia didukung oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai alternatif dari Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia yang cenderung radikal dan pro-kemerdekaan.

Setelah lulus dari Rechtshoogeschool, Syafruddin bekerja sebagai redaktur di surat kabar Soeara Timur dan menjadi kepala Perserikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) antara tahun 1940 dan 1941.

Selama awal kariernya, ia mulai menunjukkan sikap nasionalis dan tidak setuju dengan tuntutan "moderat" (yang mengejar otonomi lebih besar di Indonesia) yang diusulkan dalam Petisi Soetardjo pada tahun 1936.

Selain itu, sebelum pendudukan Jepang, ia juga mendirikan organisasi untuk membantu korban perang.

Selama masa pendudukan Jepang, Syafruddin diangkat sebagai kepala kantor pajak di Kediri sebelum akhirnya dipindahkan ke Bandung.

Baca Juga: Biografi Martha Christina Tiahahu, Pahlawan Perempuan asal Maluku

Karier Politik

Syafruddin Prawiranegara
Foto: Syafruddin Prawiranegara (Historia.id)

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Syafruddin Prawiranegara terpilih sebagai salah satu dari 15 anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) pada 17 Oktober 1945.

Sebelumnya, ia adalah anggota KNI Pariangan.

Pada tahun 1946, Syafruddin menjadi anggota Masyumi, meskipun sebelumnya ia pernah ditawari untuk bergabung dengan Partai Sosialis Indonesia (PSI) oleh Sjahrir dan Amir Syarifuddin.

Ia memilih Masyumi karena latar belakang keislamannya, meskipun saat itu ia belum memiliki pengalaman dalam organisasi Islam.

Syafruddin berperan penting dalam mengakhiri monopoli partai nasional dalam proses terbentuknya Maklumat Wakil Presiden Nomor X.

Hal ini mendekatkan Indonesia ke sistem parlementer dan memperkuat citra negara sebagai pemerintahan demokratis dalam politik luar negeri.

Berkat kedekatannya dengan Sjahrir, Syafruddin diangkat menjadi Menteri Muda Keuangan dalam Kabinet Sjahrir II dari Maret 1946 hingga Oktober 1946.

Kemudian ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Sjahrir III dari Oktober 1946 hingga Juni 1947.

Ia juga menjabat sebagai Menteri Kemakmuran di Kabinet Hatta I mulai Januari 1948.

Dalam bidang keuangan, Syafruddin memainkan peran penting dalam penerbitan Oeang Republik Indonesia...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb