03 January 2024

Syafruddin Prawiranegara, Pahlawan Kemerdekaan yang Dilupakan

Simak perjalanan hidupnya!
Syafruddin Prawiranegara, Pahlawan Kemerdekaan yang Dilupakan

Dalam bidang keuangan, Syafruddin memainkan peran penting dalam penerbitan Oeang Republik Indonesia (ORI) untuk mendanai perlawanan terhadap Belanda.

Saat Mohammad Hatta ragu-ragu, Syafruddin meyakinkannya bahwa mata uang ORI adalah langkah yang perlu diambil untuk menunjukkan keseriusan Republik Indonesia.

Syafruddin menjadi Menteri Keuangan pertama yang mendistribusikan mata uang Indonesia pada akhir tahun 1946.

Ia juga ikut serta dalam konferensi Economic Council for Asia and the Far East di Manila, Filipina pada tahun 1947.

Pada awal tahun kemerdekaan, Syafruddin mengkritik kelompok pemuda yang dianggapnya tidak realistis dalam menekan pemerintah.

Ia mendukung pendekatan pragmatis dan realis Sjahrir serta mengutuk dorongan agar pemuda ikut berperang tanpa persenjataan yang memadai.

Baca Juga: Biografi Dewi Sartika, Pahlawan Pendidikan Indonesia

Pemerintah Darurat Republik Indonesia

Setelah Perjanjian Renville ditandatangani, terjadi gencatan senjata antara militer Belanda dan Indonesia.

Namun, Indonesia mempersiapkan rencana darurat mengingat pengalaman Agresi Militer Pertama tahun sebelumnya.

Pemerintah cadangan disiapkan di Sumatra Tengah atas saran Letkol Daan Jahja karena wilayah Jawa Tengah dianggap terlalu sempit dan padat.

Mohammad Hatta, yang saat itu menjadi Wakil Presiden dan Menteri Pertahanan, mulai memindahkan perwira militer dan pejabat ke Bukittinggi pada Mei 1948.

Pada November 1948, Hatta dan Syafruddin pergi ke Bukittinggi dan mempersiapkan dasar-dasar pemerintahan darurat.

Namun, Hatta harus kembali ke Yogyakarta karena perundingan di sana, sehingga ia meminta Syafruddin untuk membentuk pemerintahan darurat jika Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.

Pada bulan Desember 1948, Hatta berencana kembali ke Bukittinggi, tetapi Agresi Militer Kedua Belanda dimulai pada tanggal 19 Desember 1948, menjadikan Sukarno, Hatta, dan banyak pejabat Indonesia ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka.

Syafruddin, yang diberitahu tentang hal ini, awalnya ragu-ragu tentang pembentukan pemerintahan darurat.

Namun, setelah pertimbangan, ia memutuskan untuk mengumumkan didirikannya Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada tanggal 22 Desember 1948 di Bidar Alam.

Di bawah kepemimpinan Syafruddin, PDRI mengorganisir kelompok-kelompok pejuang di Sumatra, berkomunikasi dengan pemimpin daerah dan dunia internasional, serta mengatur pasokan makanan dan senjata untuk pasukan gerilya di Sumatra.

Kepemimpinan PDRI yang terpusat di bawah Syafruddin memungkinkan kelompok pejuang bersatu dalam perang gerilya di Jawa dan Sumatra.

Meskipun terdapat perundingan Perjanjian Roem-Roijen antara Sukarno, Hatta, dan Belanda, Syafruddin dan tokoh lain di PDRI merasa dilangkahi.

Namun, akhirnya, Syafruddin menerima hasil perjanjian tersebut demi persatuan nasional dan mengembalikan mandatnya sebagai Ketua PDRI ke Sukarno pada Juli 1949.

Syafruddin Prawiranegara memiliki karier yang cemerlang selain sebagai pemimpin PDRI dan Presiden Indonesia.

Beberapa posisi strategis yang pernah dijabat oleh Syafruddin Prawiranegara antara lain sebagai Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan anggota Partai Masyumi.

Selain itu, Syafruddin Prawiranegara juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden dan Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada masa perang kemerdekaan Indonesia.

Dalam berbagai posisi strategis tersebut, Syafruddin Prawiranegara menunjukkan dedikasi dan kompetensi tinggi dalam membantu mengembangkan Indonesia pada masa awal kemerdekaan.

Baca Juga: Biografi Teuku Umar, Perjuangan Pahlawan Nasional dari Aceh

Wafatnya Syafruddin Prawiranegara

Syafruddin Prawiranegara
Foto: Syafruddin Prawiranegara (Historia.id)

Syafruddin Prawiranegara meninggal pada 15 Februari 1989 di Jakarta akibat serangan jantung.

Sebelumnya, ia telah menderita bronkitis dan jatuh sakit di rumahnya sekitar pukul 18.00 pada hari itu sebelum akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah.

Ia dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir.

Kesehatannya sudah melemah dalam beberapa tahun sebelum kematiannya.

Setelah Hamengkubuwono IX meninggal pada tahun 1988, Syafruddin merasa bahwa ajalnya sudah dekat.

Pada tanggal 8 November 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada Syafruddin Prawiranegara.

Pengajuan Syafruddin sebagai Pahlawan Nasional sebelumnya ditolak pada tahun 2000 dan 2009, terutama karena penentangan dari pihak TNI.

Namun, setelah Mohammad Natsir dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2008, panitia pengusulan aktif mengumpulkan dukungan melalui seminar dan peluncuran buku yang bertujuan untuk merayakan 100 tahun Syafruddin.

Dukungan ini akhirnya memengaruhi keputusan presiden untuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Syafruddin.

Baca Juga: 20 Pantun Tahun Baru 2024, Ada yang Lucu dan Menginspirasi

Demikian informasi seputar biografi Syafruddin Prawiranegara, Presiden RI yang terlupakan.

Kenalkan peristiwa ini pada Si Kecil ya, Moms!

  • https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Syafruddin_Prawiranegara
  • https://repository.uin-suska.ac.id/18870/7/7.%20BAB%20II__2018633JS.pdf
  • https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Syafruddin-Prawiranegara,-Satu-satunya-Orang-Indonesia-yang-Jadi-Presiden-DJB.aspx

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb