
Scroll untuk melanjutkan membaca
Takipnea berbeda dengan sesak napas, meski kelihatannya memang mirip.
Kondisi ini tak selalu menandai penyakit serius, tetapi sangat mengganggu jika sudah muncul.
Ketahui berbagai penyebab dan pengobatannya, yuk, Moms!
Baca Juga: Aminofilin, Obat Pereda Gangguan Napas dan Asma
Dilansir dari Pediatric Pulmonology, takipnea adalah kondisi saat pernapasan cepat dan dangkal.
Laju pernapasan normal cukup bervariasi, tetapi pada anak biasanya 12–20 kali napas per menit.
Kondisi ini bukanlah penyakit, tetapi gejala bahwa tubuh sedang berusaha mengatasi masalah lainnya. Bayi hingga orang dewasa bisa mengalami kondisi ini.
Bayi baru lahir dengan paru-paru yang masih berkembang kemungkinan mengalami takipnea setelah lahir.
Sementara anak-anak mungkin mengalami takipnea ketika mengalami infeksi pernapasan virus yang menyebabkan demam atau mengi.
Selain itu, bronkitis dan asma juga dapat menyebabkan takipnea pada anak-anak.
Takipnea mudah dikenali, berikut gejala umumnya:
Jika Moms atau Si Kecil mengalami gejala di atas, jangan disepelekan ya, Moms. Segera bawa ke dokter jika Si Kecil mengalami masalah ini.
Baca Juga: Mengenal Tes Apgar Score untuk Bayi Baru Lahir
Ada banyak kondisi yang menyebabkan takipnea.
Penting juga bagi Moms untuk mengetahuinya, agar dapat mengawasi Si Kecil dan juga memantau kesehatan Moms dan keluarga.
Berikut beberapa penyebabnya, Moms.
Salah satu penyebab mengapa seseorang bernapas lebih cepat dari biasanya adalah karena kadar oksigen di dalam tubuh terlalu rendah.
Atau justru karbon dioksida di dalam tubuh terlalu tinggi. Oleh karenanya, tubuh mencoba untuk memperbaiki kondisi ini dengan bernapas lebih cepat.
Adapun penyakit tertentu yang memengaruhi kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam darah, yaitu:
Ketika bayi baru lahir mengalami takipnea, dokter biasanya menyebut kondisi ini sebagai transient tachypnea of the newborn (TTN).
Kondisi ini cenderung berkembang dalam 24 jam pertama kelahiran. TTN terjadi karena paru-paru bayi berusaha mendapatkan oksigen ekstra.
Selama perkembangan di dalam rahim, paru-paru janin mengandung cairan.
Namun, saat bayi sudah cukup bulan untuk dilahirkan, organ ini mulai menyerap cairan sehingga paru-paru dapat bersiap untuk menghirup udara setelah lahir.
Sayangnya, pada sebagian bayi baru lahir, cairan ini tidak sepenuhnya diserap hingga mengakibatkan pernapasan yang cepat dan dangkal.
TTN pada bayi baru lahir juga dapat menyebabkan:
Biasanya, dokter akan memberikan oksigen ekstra dan bayi mungkin memerlukan perawatan di NICU.
Dengan perawatan medis yang tepat, TTN biasanya sembuh dengan cepat.
Sementara pada bayi yang lahir prematur mungkin memerlukan rawat inap yang lebih lama karena paru-parunya belum matang.
Pada anak-anak, penyakit seperti flu, bronkitis, atau virus pernapasan syncytial dapat menyebabkan takipnea.
Anak-anak yang dititipkan di daycare atau sudah bersekolah sejak sebelum usia 4 tahun rentan mengalami hal ini.
Pasalnya, di daycare atau PAUD anak cenderung rentan tertular penyakit dari anak lainnya.
Baca Juga: 8 Penyebab Bayi Belum Lahir Padahal Sudah Waktunya
Overheating atau terlalu panas baik karena lingkungan atau demam, dapat memicu takipnea.
Biasanya gejala lain yang mungkin muncul, yaitu:
Beberapa gejala ini menunjukkan risiko sengatan panas yang merupakan keadaan darurat medis.
Sepsis adalah kondisi yang menyebabkan peradangan di seluruh tubuh dan dapat mengganggu aliran darah ke organ vital akibat infeksi.
Sepsis dapat menyebabkan takipnea jika mengalami berbagai gejala lain, sebagai berikut:
Sepsis biasanya rentan terjadi pada orang yang berusia muda, memiliki sistem kekebalan lemah, atau berusia di atas 65 tahun.
Segera pergi ke dokter jika keluarga terdekat mengalami hal ini. Pasalnya, sepsis mampu mengancam jiwa.
Tubuh menjaga keseimbangan asam di dalam darah. Jika kadarnya terlalu tinggi, seseorang dapat mengalami pernapasan yang cepat dan dangkal.
Ini adalah cara tubuh membuang karbon dioksida yang dapat menyebabkan kadar asam yang lebih tinggi.
Beberapa masalah kesehatan yang bisa meningkatkan kadar asam dalam darah, antara lain:
Baca Juga: Penyakit Hepatitis C, Kenali Gejala, Komplikasi, dan Cara Mencegahnya
Seseorang yang memiliki gangguan panik, gangguan kecemasan umum, atau gangguan terkait fobia mungkin mengalami takipnea selama serangan panik berlangsung.
Ini dapat terjadi tanpa peringatan dan dapat menyebabkan:
Takipnea biasanya mereda ketika serangan panik berakhir.
Serangan panik dapat terjadi pada siapa saja, termasuk mereka yang tidak memiliki masalah kesehatan mental.
Kondisi ini dapat diketahui penyebabnya setelah melakukan beberapa tes, seperti:
Baca Juga: Melahirkan Bayi Prematur? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Merawatnya
Pilihan pengobatan takipnea sangat bervariasi. Tentunya, dokter akan menentukan pengobatan berdasarkan penyebab yang mendasarinya.
Setelah menentukan kemungkinan penyebabnya, dokter akan memberikan pengobatan yang sesuai.
PPOK atau asma misalnya, mungkin dokter akan memberikan obat inhalasi untuk memperluas atau melebarkan saluran udara.
Jika didiagnosis pneumonia bakteri, maka Moms akan diberikan antibiotik.
Namun, jika disebabkan gangguan kecemasan atau panik biasanya hanya diberikan obat penenang atau diminta menghindari pemicunya.
Jadi, jangan lupa untuk selalu konsultasikan diri ke dokter jika Moms atau keluarga mengalami takipnea, ya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.