
Tata cara mandi junub setelah berhubungan adalah hal yang wajib Moms dan Dads ketahui dan pahami.
Moms dan Dads tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah niat mandi wajib setelah berhubungan atau yang juga dikenal dengan mandi junub.
Niat mandi wajib setelah berhubungan diperuntukkan bagi mereka yang dalam keadaan junub.
Tata cara mandi junub wajib dilakukan agar tubuh, pikiran, dan hati kembali bersih sebelum melakukan kegiatan ibadah.
Sehingga orang yang masih dalam keadaan junub tidak diperkenankan untuk melaksanakan salat, membaca Alquran, dan berdiam di mesjid.
Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama, kedua hal inilah yang dalam istilah fiqih disebut al-jinabat.
Baca Juga: Oral Seks dalam Islam, Bolehkah?
Foto: tata-cara-mandi-junub.png (wideopeneats.com)
Foto: Orami Photo Stocks
Disebut junub ketika seseorang mengalami salah satu dari dua hal ini:
Hal ini dinamakan jinabat karena keduanya, baik bersetubuh ataupun keluar mani, sama-sama menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah (sholat, thawaf, baca Alquran, dan menyentuh mushaf) atau dalam keterangan al-Munawi dinamakan jinabat karena jauh dari suci dan hanya bisa kembali suci setelah mandi.
Allah berfirman dalam QS. An-Nisa: 43 yang menyuruh Muslim untuk melaksanakan tata cara mandi junub.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, hingga kamu mandi."
"Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun."
Baca Juga: 80 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki Islam 2 kata
Kondisi junub tersebut terjadi karena beberapa hal yaitu, saat seseorang mengeluarkan air mani, berhubungan intim, haid, nifas, wiladah dan saat meninggal dunia.
Atas dasar itu juga, setelah melakukan hubungan intim suami istri, umat muslim diwajibkan untuk melakukan mandi junub atau yang lebih sering disebut dengan niat mandi wajib setelah berhubungan.
Sebagai ibadah tentunya dalam melakukan mandi besar ada kefardluan atau rukun tertentu yang mesti dipenuhi.
Tidak terpenuhinya rukun tersebut secara sempurna menjadikan mandi besar yang dilakukan tidak sah dan orangnya masih dianggap berhadats sehingga dilarang melakukan aktivitas tertentu.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan setelah Berhubungan Intim Menurut Islam? Simak di Sini!
Dikutip dari Nahdlatul Ulama, Syekh Salim bin Sumair Al-Hadlrami dalam kitabnya Safînatun Najâ menyebutkan ada dua hal yang menjadi rukun dalam tata cara mandi junub setelah berhubungan, yakni niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.
Dalam kitab tersebut beliau menuliskan: “Fardlu atau rukunnya mandi ada dua, yakni niat dan meratakan air ke seluruh tubuh.”
Karena itu, setiap muslim sebaiknya mengetahui tata cara mandi junub sesuai syariat Islam.
Lantas seperti apa tata cara mandi junub setelah berhubungan yang benar?
Dikutip dari situs Nahdlatul Ulama, dijelaskan bahwa ada rukun yang harus dilakukan dan kesunahan sebagai bagian dari tata cara mandi junub dalam Islam setelah berhubungan. Berikut penjelasannya.
Foto: niat mandi junub.jpg (Freepik.com)
Foto: Freepik
Seperti dilansir dari Islami.co, sesuai namanya tata cara mandi junub diawali dengan niat.
Tata cara mandi junub setelah berhubungan wajib harus diawali dengan niat agar mandi yang dilakukan tidak dianggap sebagai mandi biasa.
Hal ini pun sesuai dengan hadits dari 'Umar bin Al Khattab, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907).
Dikutip dari Nahdlatul Ulama, niat mandi junub setelah berhubungan mesti dilakukan berbarengan dengan saat pertama kali menyiramkan air ke anggota badan.
Baca Juga: Ini Aturan Puasa Sunnah Idul Adha, Sudah Tahu?
Anggota badan yang pertama kali di siram ini boleh yang manapun, baik bagian atas, bawah ataupun tengah.
Bila pada saat pertama kali meyiramkan air ke salah satu anggota badan tidak dibarengi dengan niat, maka anggota badan tersebut harus disiram lagi mengingat siraman yang pertama tidak dianggap masuk pada aktivitas mandi besar tersebut.
Sebagai contoh, pada saat memulai mandi besar kita pertama kali menyiram bagian tangan namun tidak disertai dengan niat mandi junub setelah berhubungan.
Setelah itu kita menyiram bagian muka dengan disertai niat mandi junub setelah berhubungan.
Dalam hal ini, tangan yang telah basah dengan siraman pertama tersebut dianggap belum disiram karena penyiramannya dianggap tidak termasuk dalam aktivitas mandi besar sebab belum ada niatan.
Oleh karena itu, bagian tangan harus disiram kembali. Penyiraman kembali ini merupakan siraman yang masuk pada aktivitas mandi besar mengingat dilakukan setelah penyiraman di bagian muka yang dibarengi dengan niat.
Baca Juga: 9 Larangan Saat Haid Menurut Islam dan Kesehatan, Wajib Tahu!
Niat setelah berhubungan menjadi hal penting dalam tata cara mandi junub.
Rukun dalam tata cara mandi junub yang pertama adalah niat.
Berikut ini niat mandi junub setelah berhubungan yang harus dibaca ketika melaksanakan tata cara mandi junub.
"Nawaitu ghusla lirof'il hadatsil akbari fardhol lillahi ta'aalaa."
Artinya :
"Aku niat mandi junub untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah SWT."
Bagi Moms yang baru saja nifas atau selesai menstruasi, berikut ini niat mandi junub harus dibaca.
"Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbar minan nifasi fardhol lillahi ta'ala."
Artinya:
"Aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardhu karena Allah ta'ala."
Rukun dalam tata cara mandi junub yang kedua adalah mengguyur seluruh bagian tubuh.
Setelah melafalkan niat mandi wajib setelah berhubungan, kita harus mengguyur seluruh bagian luar badan, tak terkecuali rambut dan bulu-bulunya.
Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke kulit dalam dan pangkal rambut/bulu.
Tubuh diasumsikan sudah tidak mengandung najis.
Menurut HR At-Tirmidzi, menyela pangkal rambut hanya dikhususkan bagi laki-laki. Para wanita tidak perlu melakukan hal ini.
Hal tersebut merujuk HR At-Tirmidzi yang berbunyi,
"Aku bertanya, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub? Maka Rasulullah menjawab, 'Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu 3 kali guyuran'"
Baca Juga: 7 Inspirasi Nama Anak Laki-Laki Islam dalam Alquran
Pastikan air mengalir dari rambut hingga kaki. Kemudian, bersihkan seluruh kotoran yang ada di tubuh setelah melakukan hubungan seksual.
Terakhir, siramkan air kembali hingga tubuh bersih.
Bila ada sedikit saja bagian tubuh yang belum terkena air maka mandi yang dilakukan belum dianggap sah dan orang tersebut dianggap masih dalam keadaan berhadats sehingga dilarang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang berhadats besar seperti shalat, thawaf, membaca, menyentuh dan membawa Al-Qur’an dan lain sebagainya.
Itulah rukun dalam tata cara mandi junub yang wajib Moms dan Dads lakukan untuk kembali menyucikan tubuh. Jadi harus ada niat mandi wajib setelah berhubungan ya.
Foto: Tata cara mandi junub.
Foto: Orami Photo Stock
Cara di atas merupakan hal yang wajib dilakukan. Namun ada sejumlah kesunahan dalam tata cara mandi junub.
Dikatakan Imam Al-Ghazali dalam Bidâyatul Hidâyah, sebenarnya adab mandi junub dilakukan mulai dari awal masuk kamar mandi hingga keluar.
Berikut ini beberapa sunnah dalam tata cara mandi junub.
Bukan hanya saat melakukan hubungan seksual saja seorang muslim diharuskan mandi junub, bagi para wanita, juga diwajibkan untuk mandi junub selepas haid, tidak berbeda dengan mandi wajib ketika berhadas besar lainnya.
Bagaimana caranya untuk melakukan niat mandi setelah haid? Yuk kita simak.
Baca Juga: Cara Marah pada Suami Sesuai Tuntunan Islam
Foto: niat mandi wajib setelah berhubungan
Foto: Orami Photo Stock
Wanita yang sedang datang bulan dianggap memiliki hadas besar.
Oleh sebab itu, mereka yang sedang mengalami menstruasi diharamkan membaca Al-Qur'an, menyentuh atau membawa mushaf Al-Qur'an, salat, berdiam diri di masjid, berhubungan suami istri, serta tawaf mengelilingi Ka'bah.
Sedangkan, selepas masa menstruasinya, kita para wanita harus melangsungkan mandi wajib untuk bisa suci kembali dari hadas besar.
Oleh karena ia merupakan mandi wajib, maka rukun-rukunnya harus dipenuhi agar mandinya dinyatakan sah dan perempuan selepas haid menjadi suci kembali.
Bagi perempuan yang berhadas selepas menstruasi, jika kesulitan dengan rambut yang agak tebal, diperbolehkan untuk menggulungnya selama melakukan tata cara mandi junub setelah haid.
Rujukannya adalah hadis dari Ummu Salamah, yang bertanya: "Wahai Rasulullah, aku seorang perempuan yang gelungan rambutnya besar. Apakah aku harus membuka gelungan rambutku ketika mandi junub?” Nabi SAW menjawab: “Jangan [kamu buka]. Cukuplah kamu menyela-nyelai kepalamu dengan air tiga kali, kemudian guyur kepala dan badanmu dengan air, sehingga kamu suci.” (HR. Muslim).
Kemudian, ketika akan mandi, sebagaimana disiratkan dalam kitab Safinatun Najah, Syekh Salim bin Sumair Al Hadlrami menyebutkan untuk lafal niat mandi junub setelah haid sebagai berikut: "Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal haidi fardlon lillahi ta'ala." Artinya: "Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari haid, fardu karena Allah ta'ala."
Baca Juga: Indah dan Penuh Makna, Ini 7 Nama Anak Perempuan Islam Menurut Alquran
Lalu, mulai tata cara mandi junub dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
Sebagai catatan, saat melakukan mandi junub, wanita diperbolehkan untuk memakai sabun dan shampo ataupun tidak sama sekali.
Selain itu, kotoran atau najis yang keluar dari qubul (alat kelamin) dan dubur harus dibersihkan. Noda-noda di tubuh yang sulit hilang, terutama bekas darah yang menempel di kuku, bekas kosmetik, dan lain sebagainya, juga mesti dibersihkan.
Baca Juga: 45+ Nama Bayi Perempuan Islami yang Populer, Simak di Sini!
Nah, itulah dia Moms tata cara mandi junub setelah berhubungan dan niat mandi setelah haid yang benar.
Di antara seluruh praktik tersebut yang wajib hanyalah niat, membersihkan najis di tubuh (bila ada), dan menyiramkan air ke seluruh badan kita.
Selebihnya adalah sunnah muakkadah dengan keutamaan-keutamaan yang tak boleh diremehkan.
Orang yang mengabaikan kesunnahan ini, kata Imam al-Ghazali, merugi karena sejatinya amalan-amalan sunnah tersebut menambal kekurangan pada amalan fardhu. Wallahu a'lam.
Baca Juga: 70 Nama Bayi Perempuan Islami yang Indah dan Tidak Pasaran
Apakah Moms dan Dads sudah melakukan tata cara dan niat mandi wajib setelah berhubungan dengan benar?
Jika belum, bisa ikuti langkah-langkah dan tips di atas ya Moms. Selamat mencoba di rumah ya, Moms and Dads!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.