20 Juli 2023

Penyebab dan Gejala Agitasi, Gelisah Berlebihan Tanpa Sebab

Waspada tanda-tandanya, Yuk!
Penyebab dan Gejala Agitasi, Gelisah Berlebihan Tanpa Sebab

Sering mengalami jengkel, gelisah, dan marah tanpa sebab? Hati-hati, mungkin Moms atau Dads mengalami tanda-tanda dari agitasi.

Setiap orang tentunya pernah mengalami gelisah. Tapi, pada kondisi tertentu perasaan gelisah ini bisa jadi lebih parah yang dikenal dengan agitasi.

Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang menjadi tidak nyaman dan hingga mengganggu pekerjaan serta interaksi sosial.

Bahkan pada beberapa kasus yang meningkat, bisa meningkatkan risiko untuk melukai diri sendiri.

Tanpa memandang usia, latar belakang dan status, agitasi ini bisa menyerang siapapun.

Untuk itu, sangat penting melakukan pendekatan dan mengetahui tentang agitasi.

Baca Juga: Mengenal Tanda-Tanda, Penyebab, dan Cara Mengatasi Anxiety Attack

Pengertian Agitasi

Pria Gelisah
Foto: Pria Gelisah (Istockphoto.com)

Secara singkat, agitasi adalah perasaan tegang dan kegelisahan batin.

Gelisah adalah perasaan yang wajar dan sebagai respons tubuh akibat stres, misalnya dari pekerjaan.

Namun, rasa gelisah yang berlebihan bisa jadi ciri dari adanya gangguan kesehatan mental.

Ini adalah salah satu gejala yang bisa dialami oleh orang dengan kondisi psikologis seperti bipolar, skizofrenia, dan demensia.

Agitasi bisa digambarkan sebagai perasaan kesal, kegelisahan, dan ketegangan dalam diri.

Seringkali perasaan ini dianggap sebagai emosi negatif.

Baca Juga: Mengenal Panic Disorder, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Agitasi

Gangguan Panik
Foto: Gangguan Panik (Hello Giggles)

Untuk bisa mengidentifikasi penyebab agitasi, dokter akan mengajukan pertanyaan terkait riwayat kesehatan dan gaya hidup bersama dengan gejala lain yang mungkin Moms atau Dads alami.

Jika dilihat dari kondisi, terdapat beberapa penyebab, yaitu:

  • Stres pekerjaan
  • Perasaan kehilangan
  • Insecure, penyesalan, dan rasa tidak berharga
  • Ketidakseimbangan hormonal
  • Tekanan teman sebaya
  • Stres berkepanjangan
  • Peristiwa traumatis

Selain itu, gangguan ini juga bisa muncul bukan dari kondisi lingkungan sekitar, namun dari faktor kesehatan.

Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan gangguan ini, antara lain:

  • Kondisi yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon seperti hipotiroidisme
  • Ketergantungan alkohol atau gejala putus alkohol
  • Autisme
  • Kekurangan vitamin B6
  • Gangguan penyakit jantung, paru-paru, hati, atau ginjal
  • Gangguan suasana hati atau kecemasan, seperti depresi atau gangguan bipolar
  • Gangguan neurologis seperti tumor otak

Menurut MedlinePlus, gangguan juga dapat terjadi akibat gangguan di otak dan kesehatan mental, seperti:

Studi yang dilakukan BMC Psychiatry pada tahun 2018 mengamati data dari 583 orang dengan skizofrenia atau gangguan bipolar yang juga mengalami agitasi.

Secara total, 71% sadar ketika mereka menjadi gelisah, dan 61% tahu apa pemicunya.

Sebagian besar mengatakan bahwa mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk mengendalikan kegelisahan mereka, tetapi sekitar 16% merasa tidak ada yang dapat mereka lakukan.

Jika gangguan diduga memiliki keterkaitan dengan kondisi kesehatan mental, maka dokter biasanya akan memberi rujukan kepada spesialis kesehatan mental untuk dievaluasi.

Baca Juga: 10 Manfaat Pacaran untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Gejala yang Harus Diwaspadai

Gejala Agiltasi
Foto: Gejala Agiltasi (Freepik.com)

Agitasi bisa datang tiba-tiba atau perlahan seiring waktu. Agitasi bisa berlangsung selama beberapa menit, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan.

Seseorang yang mengidap gangguan ini biasanya menimbulkan beberapa perilaku yang bisa dikenali.

Saat seseorang semakin gelisah, mereka akan cenderung berteriak atau mengancam orang lain.

Sebagian gejala lainnya ditandai dengan gejala fisik.

Berikut adalah gejala agitasi yang kerap terjadi:

  • Mencabut atau menarik rambut, kulit, atau pakaian
  • Memeras tangan
  • Melakukan gerakan yang tidak disadari
  • Sering menggigit kuku
  • Mengepalkan tangan
  • Teriak-teriak
  • Berbicara terlalu cepat
  • Mondar-mandir

Baca Juga: 10+ Cara Mengatasi Insomnia agar Mendapatkan Tidur Berkualitas

Dilansir dari Depression and Bipolar Support Alliance, selain perasaan yang tidak nyaman, orang yang mengalami agitasi juga memiliki karakteristik, seperti:

  • Semangat berlebih
  • Banyak memusuhi sesuatu
  • Kontrol impuls yang buruk
  • Tegang
  • Tidak mau bekerja sama
  • Perilaku kekerasan/mengganggu

Dampak Agitasi

Pasangan Bertengkar
Foto: Pasangan Bertengkar (Orami Photo Stock)

Perasaan gelisah dan tidak nyaman tentunya sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sehingga, aktivitas bekerja atau belajar jadi terhambat.

Berikut adalah beberapa dampak agitasi yang mungkin terjadi:

  • Hubungan dengan orang lain: Akan lebih sulit untuk bisa membangun koneksi dengan orang lain. Perilaku repetitif penderita agitasi dapat membuat orang di sekitarnya tidak nyaman.
  • Bekerja atau sekolah: Keadaan gelisah bisa menyebabkan orang jadi kehilangan fokus atau konsentrasi. Melakukan percakapan dengan rekan kerja akan sulit dilakukan karena muncul rasa tegang berlebih.

Cara Mengatasi Agitasi

Konsultasi Dokter
Foto: Konsultasi Dokter (Coach.nine.com.au)

Cara paling penting untuk mengatasi agitasi adalah menemukan dan mengatasi penyebabnya.

Berbagai pendekatan bisa dilakukan untuk membantu seseorang ketika mengalami depresi dan gelisah.

Meskipun terkadang butuh waktu untuk menemukan kombinasi obat, terapi, dan teknik yang tepat, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi agitasi.

Berikut ini adalah beberapa cara mengatasi agitasi.

1. Menggunakan Obat Penenang dan Antidepresan

Beberapa obat-obatan bisa membantu menenangkan seseorang dengan cepat, misalnya:

  • Midazolam, golongan obat benzodiazepine
  • Olanzapine, obat antipsikotik

Menurut Medical News Today, obat-obatan tersebut bisa membuat seseorang lebih tenang dan menjadi solusi sementara bagi mereka.

Dokter juga mungkin akan meresepkan berbagai obat untuk membantu meredakan depresi atau antidepresan.

Antidepresan sendiri membutuhkan waktu selama 2-4 minggu untuk bekerja efektif. Sedangkan pada penderita agitasi, mungkin akan disarankan untuk minum selama 6-12 bulan.

2. Konseling

Tidak ada salahnya untuk meminta bantuan kepada para ahli seperti konselor atau psikiater.

Mereka sangat berpengalaman untuk bisa mengidentifikasi pikiran dan perasaan seseorang, sehingga mereka dapat mengetahui dan membantu mengidentifikasi gejala agitasi.

Melakukan terapi dapat membantu seseorang mengendalikan perilaku dan pikiran yang bisa menyakiti diri sendiri.

Dikutip dari Healthline, cognitive behavioral therapy (CBT) adalah salah satu jenis terapi yang sering digunakan untuk mengatasi agitasi akibat depresi.

Dalam CBT terapis akan membicarakan masalah dan perasaan si penderita.

Jika perlu, terapis mungkin akan menggunakan teknik de-eskalasi, seperti:

  • Berbicara dengan suara pelan dan lembut
  • Memberi ruang
  • Menawarkan tempat yang tenang untuk menenangkan diri
  • Dalam banyak kasus, kombinasi terapi dan pengobatan adalah perawatan yang paling efektif untuk depresi yang cukup berat.

3. Melakukan Self Healing

Terkadang hal-hal kecil yang dilakukan dapat membantu meredakan agitasi.

Misalnya, berjalan-jalan santai di luar dapat membantu untuk menghilangkan gelisah, atau berkunjung dan berbicara dengan orang yang terpercaya bisa membantu meredakan situasi yang dirasa memicu stres dan agitasi.

Selain itu, kualitas tidur juga dapat mempengaruhi agitasi seseorang.

Untuk itulah, tetap sayangi diri sendiri, atur waktu sebaik mungkin untuk dapat melakukan hal-hal yang disukai dan rileks.

Lakukan berbagai aktivitas menyenangkan bersama teman atau orang-orang yang disayangi untuk bisa menghabiskan waktu tanpa beban.

Agitasi dapat terjadi bersamaan dengan depresi dan berbagai kondisi kesehatan mental lainnya.

Baca Juga: 7 Cara Mengusir Orang Toxic yang Menyebalkan, Tetap Lakukan dengan Sopan

Dengan mendapatkan penanganan yang tepat, agitasi dapat diatasi dan mencegahnya berkembang menjadi perilaku yang dapat merusak diri.

Hindari untuk mendiagnosis sendiri terkait kondisi kejiwaan, termasuk agitasi ini.

Jika Moms dan Dads mengalami beberapa gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahlinya, ya!

  • https://medlineplus.gov/ency/article/003212.htm
  • https://www.dbsalliance.org/wp-content/uploads/2019/02/agitation.pdf
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/320370
  • https://www.webmd.com/schizophrenia/agitation-causes
  • https://www.verywellmind.com/agitated-depression-definition-symptoms-traits-causes-treatment-5116898
  • https://www.healthline.com/health/agitated-depression#outlook

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb