13 September 2022

Mengenal Penyakit Hashimoto, dari Gejala hingga Pengobatannya

Penyakit hashimoto terkadang disebut dengan tiroiditis Hashimoto
Mengenal Penyakit Hashimoto, dari Gejala hingga Pengobatannya

Penyakit hashimoto terkadang disebut dengan tiroiditis Hashimoto, kronik limfositik tiroiditis atau autoimun tiroiditis.

Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, hashimoto adalah gangguan autoimun yang dapat menyebabkan hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Selain itu, penyakit ini juga dapat menyebabkan hipertiroidisme atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif namun hal ini masih jarang ditemukan.

Kelenjar tiroid adalah kelenjar hormon yang berbentuk seperti kupu-kupu yang berada di bagian bawah leher. Kelenjar ini memiliki fungsi penting bagi tubuh manusia.

Kelenjar tiroid mengendalikan metabolisme dan berperan penting dalam kesehatan seseorang.

Kelenjar tiroid bertugas untuk menghasilkan hormon tiroid yang akan dibawa oleh darah ke seluruh tubuh.

Hormon ini berguna untuk memastikan jaringan dan organ tubuh bekerja dengan benar dan juga membantu tubuh menggunakan energi, menjaga tubuh tetap hangat, menjaga otak, menjaga jantung, menjaga otot dan organ lain bekerja sebagaimana mestinya.
Baca Juga: Penyakit Hipotiroid, Kondisi Kekurangan Hormon Tiroid dalam Tubuh

Metode untuk Mendiagnosis Penyakit Hashimoto

Hashimoto
Foto: Hashimoto (everlywell.com)

Foto: diagnosis penyakit hashimoto (Orami Photo Stock)

Terganggunya kinerja kelenjar tiroid akan berdampak pada berbagai komplikasi gangguan organ tubuh yang tak jarang mengancam nyawa seseorang.

Hingga saat ini, terdapat 2 metode yang digunakan dokter untuk mendiagnosis penyakit Hashimoto, yakni:

1. Berdasarkan Riwayat Kesehatan dan Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa riwayat medis dan melakukan pemeriksaan fisik. Selain menanyakan gejala yang dialami, dokter juga akan memeriksa leher untuk melihat apakah muncul gondok.

Pada beberapa orang, gondok dapat berkembang menjadi penyakit Hashimoto.

2. Tes Darah

Dokter akan meminta satu kali atau lebih tes darah untuk memeriksa hipotiroidisme dan penyebabnya. tes yang dilakukan pada umumnya adalah untuk mengecek beberapa hal berikut.

  1. Tes untuk melihat hormon tiroid T4 (tiroksin) dan T3 (triiodothyronine)
  2. Tes untuk melihat hormon perangsang tiroid, atau TSH
  3. Tes untuk melihat antibodi peroksidase tiroid (TPO), sejenis antibodi tiroid yang ada pada kebanyakan orang dengan penyakit Hashimoto.

Baca Juga: Hipoparatiroid dalam Kehamilan, Ini Penjelasan Lengkap yang Harus Moms Ketahui

Gejala Hashimoto

Hashimoto
Foto: Hashimoto (endocrinologyadvisor.com)

Foto: gejala penyakit hashimoto (Orami Photo Stock)

Orang-orang yang terkena hashimoto tidak memiliki gejala pada awalnya.

Penyakit Hashimoto biasanya berkembang perlahan selama bertahun-tahun dan menyebabkan kerusakan tiroid kronis yang menyebabkan penurunan kadar hormon tiroid dalam darah.

Tanda dan gejala utamanya adalah kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme). Adapun beberapa gejala hipotiroidisme sebagai berikut.

  1. Kelelahan dan mudah lesu
  2. Peningkatan kepekaan terhadap dingin
  3. Sembelit
  4. Kulit pucat dan kering
  5. Wajah bengkak
  6. Kuku rapuh
  7. Rambut rontok
  8. Pembesaran lidah
  9. Kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
  10. Nyeri otot, nyeri otot ketika ditekan dan otot yang kaku
  11. Nyeri sendi dan sendi terasa kaku
  12. Otot yang terasa melemah
  13. Pendarahan menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan
  14. Depresi
  15. Gangguan ingatan

Pengidap hashimoto biasanya tidak mengalami gejala apapun selama beberapa tahun di awal diagnosis penyakit. Namun, seiring berjalannya waktu, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan tiroid.

Beberapa orang dengan kondisi ini mengakibatkan tiroid yang membesar atau dikenal dengan istilah gondok. Meski begitu, hal ini tidak menyebabkan rasa sakit, namun menimbulkan rasa nyeri ketika disentuh.

Baca Juga: Waspadai Tiroid Memengaruhi Kesuburan

Pengobatan Hashimoto

Hashimoto
Foto: Hashimoto (livescience.com)

Foto: pengobatan penyakit hashimoto (Orami Photo Stock)

Kebanyakan orang dengan hashimoto membutuhkan perawatan. Namun, jika kelenjar tiroid masih berfungsi normal, dokter hanya akan memantau perkembangan hashimoto.

Jika tiroid tidak menghasilkan cukup hormon, maka Moms membutuhkan pengobatan khusus. Levothyroxine adalah hormon sintetis yang menggantikan hormon tiroid tiroksin (T4) yang hilang. Ini hampir tidak memiliki efek samping.

Jika membutuhkan obat ini, kemungkinan besar Moms harus mengonsumsi obat-obatan ini seumur hidup. Penggunaan levothyroxine secara teratur dapat mengembalikan kadar hormon tiroid menjadi normal.

Ketika ini terjadi, gejala biasanya akan hilang. Namun, Moms membutuhkan tes rutin untuk memantau kadar hormon. Ini memungkinkan dokter untuk menyesuaikan dosis seperlunya.

Baca Juga: 5 Fakta Penyakit Tiroid, dari Faktor Pemicu hingga Orang Paling Berisiko

Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan saat Pengobatan

Hashimoto
Foto: Hashimoto (Orami Photo Stocks)

Foto: kondisi penyakit hashimoto (Orami Photo Stock)

Beberapa suplemen dan obat-obatan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyerap levothyroxine. Penting untuk berkonsultasi ke dokter spesialis terkait obat yang Moms konsumsi.

Beberapa produk yang diketahui menyebabkan masalah dengan levothyroxine meliputi:

  • Suplemen zat besi
  • Suplemen kalsium
  • Penghambat pompa proton, pengobatan untuk refluks asam
  • Beberapa obat kolesterol
  • Estrogen

Selain itu, Moms juga membutuhkan penyesuaian waktu minum obat tiroid jika dibarengi dengan obat-obatan lainnya. Makanan tertentu juga dapat mempengaruhi penyerapan obat ini.

Bicaralah dengan dokter tentang cara terbaik untuk minum obat tiroid berdasarkan diet atau pola makan yang Moms jalani.

Baca Juga: Hipertiroid: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan

Pencegahan Hashimoto

Hashimoto
Foto: Hashimoto (https://halodoc.com/)

Foto: pencegahan penyakit hashimoto (Orami Photo Stock)

Kelenjar tiroid memanfaatkan yodium serta mineral yang terkandung dalam beberapa jenis makanan untuk membuat hormon tiroid. Namun, jika kita memiliki penyakit hashimoto atau jenis gangguan tiroid autoimun lainnya, kita mungkin sensitif terhadap efek samping dari yodium ini.

Memakan makanan yang mengandung yodium dalam jumlah besar seperti rumput laut, dulse, jenis rumput laut lainnya, dan obat-obatan tertentu yang kaya yodium dapat menyebabkan hipotiroidisme atau memperburuk hashimoto.

Selain itu, mengkonsumsi suplemen yodium juga memiliki resiko terhadap penyakit ini. Hal yang paling penting untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mengontrol jumlah yodium yang dikonsumsi sehari-hari.

Tak hanya itu, kita juga perlu berkonsultasi dengan pakar kesehatan mengenai:

  1. Makanan dan minuman apa yang harus dibatasi atau dihindari?
  2. Apakah kita perlu mengonsumsi suplemen yodium?
  3. Tanyakan tentang obat yang digunakan karena sirup obat batuk yang beredar dipasaran kemungkinan besar mengandung yodium

Secara khusus, bagi ibu hamil mengkonsumsi yodium adalah hal yang penting karena yodium yang dikonsumsi bermanfaat bagi bayi dalam kandungan. disatu sisi, terlalu banyak asupan yodium dapat menyebabkan gondok pada bayi.

Oleh karena itu, bagi ibu hamil sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai seberapa banyak asupan yodium yang dibutuhkan.

Baca Juga: Penyakit Graves pada Anak, Penyebab Hipertiroidisme

Penyebab Hashimoto

Hashimoto
Foto: Hashimoto (https://personalinjurydoctorgroup.com/wp-content/uploads/2017/11/Facts-About-Children-with-Hypothyroidism-1384x752.jpg)

Foto: penyebab penyakit hashimoto (Orami Photo Stock)

Para peneliti belum memiliki jawaban pasti penyebab hashimoto ini, namun riwayat penyakit keluarga adalah penyebab yang paling sering ditemui.

Meskipun demikian berikut adalah beberapa penyebab yang disinyalir menimbulkan penyakit hashimoto

  1. Faktor gen atau keturunan
  2. Virus, seperti hepatitis C
  3. Selain itu, hipotiroidisme dapat disebabkan oleh
  4. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar atau masalah kesehatan mental lainnya
  5. Obat yang mengandung yodium yang digunakan untuk mengobati irama jantung yang tidak normal
  6. Paparan racun, seperti radiasi nuklir

Selain itu, beberapa faktor resiko dari hashimoto meliputi:

  1. Jenis kelamin, penyakit Hashimoto 4 hingga 10 kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria
  2. Usia, meskipun penyakit ini dapat terjadi pada remaja atau wanita muda, penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita usia 30 hingga 50
  3. Keturunan, peluang untuk terkena penyakit hashimoto meningkat jika terdapat anggota keluarga lain menderita penyakit ini
  4. Penyakit lain, peluang untuk terkena penyakit hashimoto jug meningkat ketika kita memiliki penyakit autoimun lainnya seperti:
  5. Penyakit celiac
  6. Penyakit lupus
  7. Penyakit rheumatoid arthritis
  8. Sjögren's syndrome
  9. Diabetes tipe 1

Baca Juga: 11 Contoh Kuku yang Tidak Sehat, Bisa Jadi Tanda Anemia Hingga Penyakit Jantung

Itulah serba serbi mengenai penyakit hashimoto yang penting untuk diketahui.

Jika Moms mengalami gejala serupa, pastikan untuk memeriksakan diri atau berkonsultasi dulu ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

  • http://dinkes.kukarkab.go.id/baca-berita-685-apa-itu-kelenjar-tiroid.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hashimotos-disease/symptoms-causes/syc-20351855
  • https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/hashimotos-disease

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb