Autophobia, Ketakutan Menjalani Hidup Sendiri Tanpa Orang Lain
Pernahkah Moms merasa cemas berlebih ketika sedang sendiri tanpa orang lain? Waspada, ini mengarah pada kondisi autophobia.
Tanpa disadari, rasa cemas dan ketakutan ini dapat mempengaruhi kehidupan sosial dalam jangka panjang.
Ketergantungan dengan orang lain dan tak bisa hidup sendiri bisa berasal dari trauma di masa lalu, lho.
Banyak orang akhirnya memilih untuk menjalani terapi mental untuk keluar dari zona autofobia.
Baca Juga: Mengenal Tokophobia, Ketakutan Berlebih terhadap Hamil dan Melahirkan
Apa Itu Autophobia?
Foto: Orami Photo Stocks
Autophobia adalah ketakutan akan hidup sendiri tanpa adanya orang lain yang menemani.
Merasa kesepian ini bisa terasa bahkan saat di rumah yang bisa mengakibatkan kecemasan parah bagi beberapa orang.
Melansir Cleveland Clinic, orang dengan autofobia umumnya membutuhkan orang lain di sekitarnya untuk merasa aman.
Bahkan, ketika seorang autophobia merasa aman secara fisik, mereka juga hidup akan ketakutan lain seperti:
- Pencuri
- Orang asing
- Tidak dicintai orang lain
- Tidak diinginkan orang lain
Kecemasan berlebih yang terjadi ketika sendiri ini sering kali datang dengan masalah medis lain yang tiba-tiba.
Merasa tidak bisa hidup tanpa orang lain memiliki dampak sosial yang dapat mengganggu.
Ketakutan akan kesendirian ini dapat memengaruhi hubungan, kehidupan sosial, dan masalah karier.
Baca Juga: Venustraphobia, Fobia Saat Berhadapan dengan Wanita Cantik
Gejala Autophobia
Foto: Orami Photo Stocks
Orang yang mengalami gangguan fobia spesifik seperti autofobia biasanya sadar bahwa ketakutan itu tidak wajar.
Namun, sering kali mereka tidak dapat mengendalikan reaksi ketika dihadapi dengan situasi yang mengancam.
Autophobia mempengaruhi setiap orang dengan cara berbeda. Mungkin ada yang merasa tidak aman tanpa orang lain, hingga timbul rasa cemas, sedih, dan takut.
Ada ciri-ciri seseorang yang diketahui mengidap autofobia atau cemas ketika sedang sendiri, ini meliputi:
- Keringat dingin
- Pusing dan sakit kepala ringan
- Keringat berlebihan (hiperhidrosis)
- Palpitasi jantung
- Mual
- Sesak napas
- Gangguan pencernaan
Gejala tersebut akan sering muncul dan dialami apabila sedang sendiri tanpa ditemani orang di sekitarnya.
Ini pun sering dikaitkan dengan anxiety disorder atau merasa cemas berlebih yang merupakan bagian dari autophobia.
Baca Juga: Mysophobia, Fobia Terhadap Kuman dan Bakteri yang Kotor
Penyebab Autophobia
Foto: Orami Photo Stocks
Secara umum, fobia akan merasa sendiri dan kesepian ini mungkin bisa dialami siapa pun.
Banyak orang tidak menyadari bahwa mengalami autophobia sampai didiagnosis langsung dengan para pakar.
Autophobia merupakan kondisi yang dialami 1 dari 10 orang dewasa di Amerika Serikat atau 1 dari 5 anak remaja.
Penyebab dari kondisi ini pun bervariasi dan berkaitan pengalaman pribadi, ini meliputi hal berikut.
1. Borderline Personality Disorder
Penjelasan dalam Mayo Clinic menilai bahwa borderline personality disorder (BDP) adalah salah satu faktor penyebab seseorang mengalami autophobia.
Ini adalah kondisi ketika seseorang merasa takut untuk ditolak, ditinggalkan, atau merasa sendiri.
Gangguan mental ini membuat sulit untuk mengatur emosi di waktu tertentu.
Perubahan mood dan mental yang mendadak bisa jadi sulit untuk bersosialisasi dengan orang lain.
2. Pengalaman Pribadi Keluarga
Pengalaman di masa lalu atau riwayat keluarga menjadi penyebab lain autophobia pada kebanyakan orang.
Ini bisa terjadi ketika seseorang merasa tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak sehat atau tidak saling mendukung.
Ketakutan akan merasa tidak dicintai oleh keluarga memicu kecemasan di kemudian hari atau dikenal dengan autofobia.
Tak hanya itu, fobia ini juga lebih sering dialami wanita dibandingkan pria.
3. Genetik
Genetik pun menjadi faktor penyebab autophobia yang dialami sebagian orang di dunia.
Apabila dalam sebuah keluarga ada yang memiliki kondisi serupa, tinggi risikonya saudara kandung mengalaminya.
Tak harus selalu sama jenis fobianya, memiliki gangguan mental lain yang berbeda pun berkaitan dengan autofobia.
Ciri-ciri yang bisa terlihat ketika mengalami gangguan mental yakni sulitnya mengatur emosi dan cemas berlebih.
Baca Juga: Mengenal Philophobia alias Fobia Jatuh Cinta: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Cara Mendiagnosis Autophobia
Foto: Orami Photo Stocks
Dari aneka penyebab di atas, bagaimana mendiagnsosis atau mengetes seseorang memiliki autofobia?
Secara umum, gejala atau ciri-ciri itu bisa terlihat ketika dialami setidaknya selama 6 bulan lamanya.
Gejala yang mengganggu tersebut sering kali menyebabkan penderitaan dan perasaan tidak nyaman yang mengganggu kehidupan sosial.
Dokter akan mengetes dan mendiagnosis autophobia dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Ketakutan yang bertahan minimal 6 bulan
- Merasa cemas berlebih saat sedang sendiri
- Takut dalam situasi yang tidak berbahaya
- Timbul gejala saat sedang menyendiri
Pada anak-anak, fobia spesifik ini dapat menyebabkan mudah rewel, tantrum, serta sulit berkomunikasi dengan orang lain.
Gejala ekstrem yang mengganggu ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja dan menikmati hidup.
Mengetahui diagnosis tersebut akan membantu para pakar mengetahui terapi dan pengobatan yang sesuai.
Baca Juga: Segala Hal yang Perlu Moms Ketahui tentang Cynophobia, Fobia Terhadap Anjing
Cara Mengatasi Autophobia
Foto: Orami Photo Stocks
Dokter atau pakar nantinya akan memilih pengobatan yang tepat untuk keluar dari fobia tersebut.
Sering kali beberapa terapi mental dilakukan sebagai cara mengatasi autophobia.
1. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif sering diambil sebagai cara mengatasi autophobia atau ketakutan akan kesepian.
Terapi ini berfokus pada latihan pernapasan dan mencari tahu penyebab ketakutan yang dirasakan.
Perlu rutin mengikuti terapi perilaku ini agar hasilnya dapat terlihat beberapa bulan kemudian.
2. Belajar Mengelola Pikiran
Selain itu, cara meredakan ciri-ciri autophobia bisa dengan belajar mengelola pikiran.
Pelajari cara untuk melawan pikiran negatif tentang kesendirian, sehingga secara bertahap memahami bahwa sendirian tidak menakutkan atau berbahaya.
Ketahui bahwa pikiran positif akan membantu seseorang melakukan sesuatu yang ingin dicapai.
Baca Juga: 5+ Cara Menghilangkan Astraphobia, Ketakutan Terhadap Suara Petir
3. Minum Obat Medis
Obat anti kecemasan atau obat tekanan darah seperti beta-blocker dapat membantu meredakan autophobia.
Biasanya, obat ini bersifat sementara untuk seseorang bisa kembali beraktivitas dan mengatasi rasa takut sendiri.
Sebagian orang berhenti minum obat apabila terapi mental telah dilalui dengan baik.
Apakah Moms merasa mengalami salah satu ciri-ciri dari autophobia?
Jangan ragu untuk konsultasi ke pakar untuk segera diperiksa lebih lanjut dan diberikan perawatan yang tepat!
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22578-autophobia-monophobia-fear-of-being-alone
- https://www.healthline.com/health/autophobia
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/borderline-personality-disorder/symptoms-causes/syc-20370237
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/319816
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.