11 Januari 2024

Berat dan Tinggi Badan Anak Ideal Menurut WHO, Wajib Tahu!

Apakah Si Kecil masuk dalam kategori berat badan normal?
Berat dan Tinggi Badan Anak Ideal Menurut WHO, Wajib Tahu!

Selain menimbang berat badan Si Kecil secara rutin, Moms perlu mengukur tinggi badan anak.

Apakah berat badan ideal anak menurut WHO sudah sesuai? Apakah tinggi badan anak ideal sudah tercapai?

Sebenarnya, tinggi badan ideal untuk anak usia 2-5 tahun dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor seperti genetika, jenis kelamin, dan pertumbuhan individu.

Namun, terdapat beberapa parameter rata-rata yang sering digunakan sebagai panduan dalam menilai tinggi badan anak pada rentang usia ini.

Untuk menentukan tinggi badan anak 2-5 tahun yang ideal, digunakan tabel tinggi badan anak (TB) menurut usia (U) atau indeks TB/U yang mengacu pada WHO Child Growth Standards.

Indeks tinggi badan (TB) digunakan pada anak berusia di atas 24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri.

Sedangkan indeks panjang badan (PB) untuk anak umur 0-24 bulan dengan posisi telentang.

Ada juga cara tertentu saat hendak mengukur berat badan ideal anak menurut WHO.

Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan di sini yuk!

Baca Juga: 12 Cara Menambah Berat Badan agar Tidak Underweight Lagi!

Keterangan pada Tabel Tinggi Badan Anak Menurut Usia

Pengukuran Tinggi Badan Anak
Foto: Pengukuran Tinggi Badan Anak (Babycenter.com)

Sebelum mengetahui berat badan ideal anak menurut WHO, Moms perlu mengetahui tinggi badan anak yang masuk kategori ideal.

Pada tabel tinggi badan anak menurut usia berdasarkan WHO, Moms akan melihat banyak nilai skor.

Ketahui keterangan dari indeks TB/U yang dipakai untuk menentukan kategori dari nilai skor pada tabelnya berikut:

  • Sangat pendek (severely stunted): < -3 SD
  • Pendek (stunted): -3 SD sampai dengan < -2 SD
  • Normal: -2 SD sampai dengan +3 SD
  • Tinggi: > +3 SD

Sebagai informasi, SD merupakan standar deviasi, atau simpangan baku.

Pertambahan tinggi badan anak harus diukur secara berkala, sehingga jika ada perlambatan pertumbuhan bisa segera diidentifikasi sebelum terjadi stunting atau risiko perawakan pendek.

Baca Juga: 10 Penyebab Bayi Tidak Mau Menyusu dan Cara Mengatasinya

Berikut tabel tinggi badan anak umur 2-5 tahun yang sudah disederhanakan agar lebih mudah dipahami.

Jangan lupa bedakan tabel anak laki-laki dan perempuan karena memiliki nilai skor yang berbeda.

Standar Tinggi Badan Anak Laki-laki Menurut Umur (TB/U) 24-60 Bulan

Tinggi badan ideal balita laki-laki usia 2-5 tahun (WHO)
Foto: Tinggi badan ideal balita laki-laki usia 2-5 tahun (WHO)

Seperti yang tampak pada tabel ini, Moms akan melihat usia (menurut bulan) ukuran tinggi badan anak dengan pengukuran berdasarkan cm (sentimeter).

Sebagai contohnya, misalnya Si Kecil menginjak usia 34 bulan atau 2 tahun 10 bulan, dengan tinggi badan 92,5 cm.

Ini menandakan berat badannya berada di antara kategori -1 SD hingga Median.

Sehingga, bila disimpulkan ini menandakan bahwa tinggi badan anak normal.

Baca Juga: 15 Makanan Penambah Berat Badan Bayi hingga Tips Menaikkan Berat Badan Si Kecil agar Sehat!

Standar Tinggi Badan Anak Perempuan Menurut Umur (TB/U) 24-60 Bulan

Tinggi badan ideal balita perempuan usia 2-5 tahun (WHO)
Foto: Tinggi badan ideal balita perempuan usia 2-5 tahun (WHO)

Pengukuran tabel tinggi badan anak perempuan menurut usia secara prinsipnya juga sama dengan anak laki-laki.

Tetapi angka tinggi badannya sedikit berbeda dibanding tinggi badan laki-laki.

Si Kecil masuk kategori normal (-2 SD sampai dengan +3 SD)? Berarti aman, ya, Moms.

Namun, pengukuran ini harus dilakukan secara berkala, apakah pemetaan skornya naik mengikuti garis pertumbuhan atau tidak.

Jika tidak, Moms perlu berkonsultasi ke dokter untuk mengecek status gizinya.

Anak dengan kriteria sangat pendek, pendek, dan tinggi (<-2 SD atau >+3 SD) harus dikonfirmasi status gizinya berdasarkan:

  • Indeks BB/U (berat badan berdasarkan umur)
  • BB/TB (berat badan berdasarkan tinggi badan)
  • IMT/U (indeks massa tubuh berdasarkan umur) oleh petugas kesehatan yang kompeten.

Seluruh indeks antropometri harus dicek agar masalah sesungguhnya dapat diketahui dan bisa ditindaklanjuti.

Baca Juga: 8 Cara Menambah Tinggi Badan Anak, Coba Sering Berenang!

Jika disimpulkan rata-rata tinggi badan anak usia 2-5 tahun berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) untuk anak laki-laki dan perempuan:

  • Usia 2 tahun: Rata-rata tinggi badan laki-laki sekitar 86 cm dan perempuan sekitar 85 cm.
  • Usia 3 tahun: Rata-rata tinggi badan laki-laki sekitar 94 cm dan perempuan sekitar 93 cm.
  • Usia 4 tahun: Rata-rata tinggi badan laki-laki sekitar 101 cm dan perempuan sekitar 100 cm.
  • Usia 5 tahun: Rata-rata tinggi badan laki-laki sekitar 108 cm dan perempuan sekitar 107 cm.

Kalkulator Tinggi Potensi Genetik (TPG)

Pertumbuhan Tinggi Badan Anak
Foto: Pertumbuhan Tinggi Badan Anak (Orami Photo Stock)

Tinggi Potensi Genetik (TPG) adalah estimasi tinggi dewasa seorang anak yang dihitung berdasarkan tinggi badan orang tua.

Rumus ini digunakan untuk memperkirakan kisaran tinggi minimal dan maksimal seseorang.

Secara teori, selama masa pertumbuhan, seseorang memiliki potensi untuk mencapai tinggi maksimal sesuai dengan genetiknya.

Jarang sekali pertumbuhan berhenti di bawah batas minimal TPG.

Kalkulator TPG ini merupakan metode yang paling akurat untuk memprediksi tinggi badan anak di masa dewasa, karena menghitung berdasarkan tinggi badan kedua orang tua.

Kalkulator TPG ini juga dikenal sebagai Metode Tinggi Orang Tua Tengah atau Metode Tanner, yang dibutuhkan adalah tinggi badan ibu dan ayah.

Dilansir Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), untuk mengetahui berapa potensi tinggi badan maksimal Si Kecil, Moms dapat menghitung nya dengan rumus berikut:

  • TPG anak laki-laki = ((TB ibu (cm) + 13 cm) + TB ayah (cm))/2 ± 8,5 cm
  • TPG anak perempuan = ((TB ayah (cm) – 13 cm) + TB ibu (cm))/2 ± 8,5 cm

Sebagai contoh, jika Moms ingin menghitung tinggi potensi genetik anak laki-laki dengan tinggi ayah 170cm dan ibu 160cm, perhitungannya:

TPG anak laki-laki

((160 (cm) + 13 cm) +170 (cm))/2 + 8,5 cm= 180cm

((160 (cm) + 13 cm) +170 (cm))/2 – 8,5 cm= 163cm

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa potensi tinggi badan anak laki-laki tersebut berkisar antara 163cm – 180cm.

TPG anak perempuan

(175 cm + 160 cm - 13)/2 -8,5 cm= 152,5 cm

(175 cm + 160 cm - 13)/2 -8,5 cm= 169,5 cm.

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa potensi tinggi badan anak perempuan tersebut berkisar antara 152,5 cm-169,5 cm. .

Jadi mulai sekarang Moms bisa menargetkan tinggi badan sesuai TPG yang telah dihitung ya.

Yuk, pantau berat badan, tinggi badan, hingga lingkar kepala Si Kecil sesuai dengan usianya, dengan tools Pertumbuhan dari Orami Apps.

Fitur ini akan memudahkan para orang tua untuk memastikan buah hati tumbuh sehat sekaligus dapat mendeteksi gangguan pertumbuhan sejak dini.

Bila Anak Masuk Kategori Pendek

Anak stunting (Orami Photo Stock)
Foto: Anak stunting (Orami Photo Stock)

Balita dengan TB/U <-2 SD adalah anak dengan perawakan pendek (short stature).

Ia wajib ditindaklanjuti dengan tatalaksana stunting dan dirujuk.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyebab perawakan pendek di antaranya:

1. Faktor Lingkungan

Status gizi ibu saat hamil, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak adalah faktor yang berpengaruh pada rendahnya skor pengukuran tabel tinggi badan anak menurut usia.

Faktor lingkungan masih dapat diintervensi untuk mencegah perawakan pendek.

Sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama atau sering sakit.

2. Faktor Genetik dan Hormonal

Sementara, ada juga faktor genetik dan hormonal yang memengaruhi perawakan anak yang pendek.

Dalam jurnal Paediatrics and International Child Health, stunting dimulai dalam rahim dan berlanjut setidaknya selama 2 tahun pertama kehidupan pascanatal.

Dengan kata lain, periode dari pembuahan hingga ulang tahun kedua anak atau seribu hari pertama anak, telah diidentifikasi sebagai jendela peluang paling kritis untuk pencegahan anak yang pendek.

Baca Juga: Gejala Stunting pada Anak Selain Tinggi Badan, Wajib Tahu!


Bila Anak Masuk Kategori Tinggi

Tinggi badan anak (Orami Photo Stock)
Foto: Tinggi badan anak (Orami Photo Stock)

Anak yang masuk kategori tinggi (>+3 SD) biasanya tidak menjadi masalah.

Tapi perlu dirujuk ke dokter spesialis anak jika sangat tinggi menurut umurnya sedangkan tinggi orang tuanya normal.

Dikhawatirkan ia mengalami gangguan endokrin seperti tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan.

Namun, kasus ini jarang terjadi di Indonesia.

Mencegah Perawakan Pendek pada Anak

Balita bermain (Pexels.com)
Foto: Balita bermain (Pexels.com)

Periode 1000 hari pertama kehidupan (awal kehamilan sampai anak berusia dua tahun) adalah periode kritis terjadinya gangguan pertumbuhan, termasuk perawakan pendek.

Karena itu, tindakan antisipasi sebaiknya dimulai sejak masa kehamilan.

Berikut cara mencegah perawakan pendek pada Si Kecil:

1. Saat Hamil

  • Memeriksakan kehamilan secara teratur
  • Menghindari asap rokok
  • Memenuhi kebutuhan gizi selama hamil, misalnya dengan menu sehat seimbang serta cukup asupan zat besi, asam folat, dan yodium

2. Setelah Melahirkan

  • Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak lewat kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan dengan jadwal sebagai berikut:
    • Setiap bulan untuk anak 0-12 bulan
    • Setiap tiga bulan untuk anak 1-3 tahun
    • Setiap enam bulan untuk anak 3-6 tahun
    • Setiap tahun ketika anak 6-18 tahun
  • Memberikan ASI eksklusif sampai Si Kecil berusia enam bulan, diteruskan dengan pemberian MPASI yang memadai
  • Mengikuti program imunisasi, terutama imunisasi dasar

Baca Juga: 7 Resep Telur Gulung Lezat, Ada Telur Gulung Korea!

Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO

Menimbang berat anak (Orami Photo Stock)
Foto: Menimbang berat anak (Orami Photo Stock)

Sebagai orang tua yang baru memiliki anak, salah satu kekhawatiran ketika Si Kecil tidak tumbuh dengan baik.

Agar mengurangi rasa kekhawatiran, Moms perlu mengetahui berat badan ideal anak menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) sebagai salah satu pedoman.

Saat ini, Indonesia menggunakan kurva pertumbuhan milik WHO dan kurva dari Center for Disease Control Prevention (CDC).

Standar WHO ini menggambarkan pertumbuhan anak normal sejak lahir hingga 5 tahun, yang ada dalam kondisi lingkungan yang optimal.

Sedangkan untuk anak yang telah berusia 5 tahun ke atas, pedoman berat badan idealnya menggunakan kurva dari CDC atau kurva pertumbuhan nasional.

WHO telah menyusun secara lengkap berat badan ideal anak menurut WHO, baik laki-laki dan perempuan yang berusia 0-5 tahun.

Sementara, untuk anak berusia di atas 5 tahun, sedikit berbeda karena kisaran pengukurannya yang lebih ‘luas’.

Pengukuran ini diatur sebagai persentil pada grafik usia dan berat badan CDC Amerika Serikat.

Berkut ini tabel berat badan ideal anak menurut WHO yang menjadi pedoman untuk memantau tumbuh kembang Si Kecil:

Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO
Foto: Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO (Orami Photo Stock)

Jika melihat table berat badan ideal anak menurut WHO baik untuk anak laki-laki dan perempuan, di usia 0-5 tahun ada standar deviasi 1 sampai 3 kilogram.

Baca Juga: 7+ Masjid Terindah di Dunia, Salah Satunya Ada di Indonesia!

Artinya, jika Si Kecil berat badannya kurang atau lebih 1-3 kilogram dari berat badan ideal itu, maka masih termasuk normal.

Faktor yang Memengaruhi Berat dan Tinggi Badan Anak

Cek kesehatan anak ke dokter (Orami Photo Stock)
Foto: Cek kesehatan anak ke dokter (Orami Photo Stock)

Gen anak adalah faktor terbesar yang menentukan seberapa tinggi dan seberapa berat mereka nantinya.

Namun, ada faktor lain yang menjadi penyebabnya:

1. Kehamilan

Jika Si Kecil lahir setelah tanggal jatuh tempo, mereka mungkin lebih besar dari rata-rata.

Jika mereka lahir prematur, mereka mungkin lebih kecil.

2. Kesehatan Selama Hamil

Jika Moms merokok, menggunakan narkoba, atau tidak makan dengan baik selama kehamilan, kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang lebih kecil.

Jika berat badan bertambah banyak selama kehamilan atau menderita diabetes gestasional, kemungkinan besar melahirkan bayi yang lebih besar.

3. Jenis Kelamin

Bayi perempuan biasanya sedikit lebih kecil (panjang dan berat) saat lahir daripada bayi laki-laki.


4. ASI atau Susu Formula

Pada tahun pertama, berat badan bayi yang disusui ASI bertambah lebih lambat daripada bayi yang diberi susu formula.

Untuk beberapa bulan pertama, bayi yang disusui sebenarnya tumbuh lebih cepat, tetapi pada usia 3 bulan mulai berubah.

Pada usia 2 tahun, bayi yang disusui dan diberi susu formula memiliki berat yang hampir sama.

5. Hormon

Hormon
Foto: Hormon (hormone.org)

Jika anak mengalami ketidakseimbangan hormon, seperti kadar hormon pertumbuhan yang rendah atau kadar tiroid yang rendah, hal itu dapat memperlambat pertumbuhannya.

6. Obat-obatan

Obat-obatan tertentu, seperti penggunaan kortikosteroid secara teratur dapat memperlambat pertumbuhan.

7. Masalah Kesehatan

Jika anak menderita penyakit kronis seperti kanker, penyakit ginjal, fibrosis kistik, atau kelainan yang memengaruhi pencernaannya, maka pertumbuhannya mungkin dapat melambat.

8. Kondisi Genetik

Susunan genetik umum anak memengaruhi pertumbuhannya.

Begitu juga dengan kondisi genetik tertentu, seperti Down sindrom, sindrom Noonan, atau sindrom Turner.

9. Faktor Tidur

Percepatan pertumbuhan pada bayi terkait dengan peningkatan tidur.

Satu studi menemukan bahwa tidur lebih banyak secara langsung meningkatkan kemungkinan bayi tumbuh lebih panjang.

Faktanya, percepatan pertumbuhan terjadi dalam waktu 48 jam setelah tidur tambahan.

Baca Juga: 3 Kelebihan Anak Terlambat Bicara, Memiliki Kreativitas Tinggi!

Bagan Berat Badan Ideal Anak Menurut WHO

Mengukur Tinggi Badan Anak
Foto: Mengukur Tinggi Badan Anak (Frontiers)

Bagan berat badan ideal anak menurut WHO ini memberikan gambaran umum tentang bagaimana anak akan tumbuh.

Ini menggunakan persentil untuk membandingkan pertumbuhan bayi dengan bayi lain yang memiliki usia dan jenis kelamin yang sama.

Bagan menunjukkan tinggi dan berat (atau panjang, untuk bayi) untuk anak-anak dari kedua jenis kelamin dalam persentil ke-50, yang merupakan rata-rata.

Apa pun yang lebih tinggi, berarti Si Kecil akan lebih besar dari rata-rata.

Apa pun yang lebih rendah, berarti mereka lebih kecil dari rata-rata.

Misalnya, berat rata-rata anak perempuan berusia 2 bulan adalah 5,1 kg.

Jika anak perempuan berusia 2 bulan memiliki berat 5,8 kg, maka dia lebih berat dari rata-rata.

Panjang rata-rata bayi usia itu adalah 57,1 cm, jadi jika Si Kecil memiliki panjang 50,8 cm dalam 2 bulan, maka dia lebih pendek dari rata-rata.

Dokter biasanya menghitung berat dan tinggi badan anak sebagai persentil.

Jika berat badan anak berada di persentil ke-75 misalnya, itu berarti 75 persen anak seusia dan jenis kelamin mereka memiliki berat badan lebih sedikit, dan 25 persen lebih berat.

Nomor bagan anak dapat memberi dokter informasi berharga pada setiap kunjungan rutin anak yang sehat.

Dokter akan melihat apakah pertumbuhan anak sesuai, tidak ada perubahan dramatis, dan jumlah anak berada dalam kisaran yang sesuai dengan usianya.

Jika salah satu ukuran anak di bawah persentil ke-10 atau di atas persentil ke-90, dokter mungkin ingin menentukan alasannya dan memantau pertumbuhan anak dengan hati-hati.

Secara umum, pola pertumbuhan anak dari waktu ke waktu lebih penting daripada posisi mereka pada grafik dalam hal persentase.

Semoga informasi ini membantu Moms dalam mengecek tumbuh kembang anak, ya!

  • https://www.who.int/childgrowth/standards/height_for_age_field/en/
  • https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mencegah-anak-berperawakan-pendek
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4232245/
  • https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/weight-for-age
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16817681/
  • https://www.babycenter.com/baby/baby-development/average-weight-and-growth-chart-for-babies-toddlers-and-beyo_10357633

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb