22 Desember 2023

Mengenal Sianosis, Kondisi Bibir Bayi Hitam yang Berbahaya

Menunjukkan kurangnya pasokan oksigen
Mengenal Sianosis, Kondisi Bibir Bayi Hitam yang Berbahaya

Penyebab Bibir Hitam pada Bayi

Penyebab Sianosis pada Bayi
Foto: Penyebab Sianosis pada Bayi (Orami Photo Stock)

Sianosis umumnya disebabkan oleh kelainan pada jantung, paru-paru, atau sistem peredaran darah bayi.

Normalnya, darah yang kaya oksigen (berwarna merah) dari paru-paru dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.

Selanjutnya, darah yang rendah oksigen (berwarna biru) kembali ke jantung dan dipompa ke paru-paru untuk menyerap oksigen.

Kondisi abnormal pada paru-paru bisa menghambat masuknya oksigen ke dalam darah, sehingga menyebabkan sianosis.

Beberapa contoh kelainan paru-paru yang dapat menyebabkan sianosis antara lain:

  • Kondisi yang Membatasi Oksigen: Situasi yang membatasi jumlah oksigen yang dihirup, seperti menghirup asap kebakaran rumah atau keracunan karbon monoksida.
  • Penyumbatan Jalan Napas: Hambatan di jalan napas, seperti tersedak atau croup, yang mengurangi pasokan oksigen ke paru-paru.
  • Penyakit Paru Primer: Termasuk asma, pneumonia, dan bronkiolitis.
  • Kelainan Jantung Bawaan: Kelainan yang memungkinkan darah yang membutuhkan oksigen melewati paru-paru tanpa mendapatkan cukup oksigen.
  • Kelainan pada Darah: Penurunan kemampuan darah menyerap oksigen, sehingga darah yang membutuhkan oksigen dipompa ke seluruh tubuh.

Tidak semua penyakit jantung atau paru-paru mengakibatkan sianosis.

Meskipun anak tidak menunjukkan sianosis, ini tidak secara otomatis mengecualikan kemungkinan kelainan jantung.

Sianosis pada kelainan jantung bawaan terjadi ketika darah yang membutuhkan oksigen gagal memperoleh cukup oksigen di paru-paru.

Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh campuran darah kaya oksigen dengan darah yang membutuhkan oksigen, sebelum kembali dipompa ke tubuh.

Ini bergantung pada jenis spesifik dari kelainan jantung bawaan yang dialami.

1. Tetralogy of Fallot (TOF)

Sianosis terjadi pada TOF terjadi ketika ada obstruksi besar di sisi kanan jantung yang mencegah darah biru masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Ketika ada penyumbatan, darah yang membutuhkan oksigen dialihkan melalui cacat septum ventrikel (VSD) di jantung dan mengalir ke seluruh tubuh, menyebabkan sianosis.

2. Total Anomalous Pulmonary Venous Return (TAPVR)

Sianosis terjadi pada lesi ini karena darah merah (banyak oksigen) kembali dari paru-paru mengambil jalur abnormal (atau anomali) kembali ke jantung.

Alih-alih kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa langsung ke tubuh, jantung kembali ke sisi kanan terlebih dahulu.

Darah merah kemudian bercampur dengan darah biru menghasilkan darah campuran ungu (campuran oksigen banyak dan sedikit).

Darah mengalir melalui lubang di ruang atas jantung, dikenal sebagai cacat septum atrium, ke sisi kiri jantung, menghasilkan campuran darah ungu yang menyebabkan sianosis.

3. Truncus Arteriosus

Sianosis terjadi karena ada "batang" arteri besar yang terdiri dari aorta dan arteri pulmonalis.

Melalui cacat septum ventrikel (VSD) di bilik bawah jantung, darah yang membutuhkan oksigen bercampur dengan darah kaya oksigen.

Campuran ini menghasilkan darah ungu yang kemudian dipompa ke seluruh tubuh.

4. Sindrom Jantung Kiri Hipoplastik (HLHS)

Sianosis terjadi pada HLHS karena darah merah (kaya oksigen) tidak segera mengalir ke tubuh dari sisi kiri jantung karena sangat kecil (hipoplastik).

Sebaliknya, darah merah yang kembali dari paru-paru di sisi kiri bercampur dengan darah biru di sisi kanan melalui lubang di ruang atas yang dikenal sebagai cacat septum atrium, atau ASD.

Darah kemudian dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.

Pembuluh penghubung yang ada pada bayi dari kehidupan janin, yang dikenal sebagai patent ductus arteriosus, atau PDA, mengarahkan darah ke aorta dan keluar ke tubuh.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Kawasaki yang Bahayakan Jantung Bayi

Cara Mendiagnosis Sianosis pada Bayi

Ilustrasi Bayi Baru Lahir
Foto: Ilustrasi Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)

Gejala sianosis yang paling umum adalah kulit membiru, terutama di bagian kulit yang tipis, seperti mulut, bibir, kuku, dan daun telinga Si Kecil.

Pertama, dokter anak akan mengumpulkan informasi riwayat kesehatan, memeriksa anak, dan mengukur saturasi oksigen.

Tes terakhir ini adalah prosedur yang tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak menggunakan jarum, melibatkan penempatan probe jenis "perban" khusus pada jari tangan atau kaki.

Probe ini dibiarkan selama beberapa menit untuk mengukur kadar oksigen.

Tes ini secara pasti akan menentukan apakah tingkat oksigen normal atau rendah.

Lalu tergantung pada hasil yang ditemukan, dokter anak mungkin memutuskan bahwa evaluasi atau konsultasi lebih lanjut diperlukan.

Dokter mungkin juga memutuskan untuk berkonsultasi dengan spesialis.

Bergantung pada temuan, mereka mungkin meminta layanan spesialis jantung atau paru-paru, ruang gawat darurat, atau dokter spesialis perawatan intensif.

Baca Juga: 15 Kelainan Jantung Bawaan Pada Bayi, Moms Sudah Tahu?

Cara Mengatasi Bibir Bayi yang Hitam

Menggendong Bayi (Orami Photo Stock)
Foto: Menggendong Bayi (Orami Photo Stock)

Sianosis sirkumoral pada anak-anak atau kondisi bibir bayi hitam biasanya hilang dengan sendirinya.

Untuk bayi, kondisi ini biasanya terjadi beberapa hari setelah lahir, sedangkan pada anak yang lebih besar, kondisi ini seharusnya menghilang setelah mereka diberikan pemanasan.

Sianosis memang bisa menakutkan, terutama bagi orang tua baru.

Namun, biasanya tidak ada yang serius selama perubahan warna biru hanya di sekitar mulut dan bukan di bibir.

Menghangatkan anak dengan pelukan atau selimut akan membuat warna biru memudar.

Baca Juga: Panik Tangan dan Kaki Bayi seperti Kejang? Ini Kata Dokter!

Namun, jika Moms melihat gejala lain yang tidak biasa, terutama yang berhubungan dengan pernapasan, sebaiknya bawa Si Kecil ke ruang gawat darurat sesegera mungkin.

Dokter mungkin perlu menstabilkan saluran udara, pernapasan, dan sirkulasi mereka sebelum mencoba mencari tahu penyebab yang mendasarinya.

Nah, itulah penjelasan mengenai sianosis atau bibir bayi hitam yang bisa menyerang siapa saja.

Jadi, Moms jangan panik dahulu, segera kunjungi dokter, ya.

  • https://www.cincinnatichildrens.org/health/c/cyanosis
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482247/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb