3 Bahaya Campak pada Ibu Hamil, Berikut Pencegahannya
Campak adalah penyakit menular yang sering kali dikaitkan dengan anak-anak. Namun, ada juga campak pada ibu hamil.
Perlu Moms ketahui bahwa infeksi virus campak pada ibu hamil bisa membawa risiko serius bagi perkembangan janin.
Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memahami bahaya campak dan cara mencegahnya.
Baca Juga: 3 Perbedaan Campak dan Rubella pada Bayi dan Anak-anak
Gejala Campak pada Ibu Hamil
![Gejala Campak pada Ibu Hamil Gejala Campak pada Ibu Hamil](https://o-cdn-cas.sirclocdn.com/parenting/images/Ketahui_Mengenai_HIV_pada_Ibu_Ham.width-800.format-webp.webp)
Gejala campak pada ibu hamil umumnya mirip dengan gejala campak pada orang dewasa dan anak-anak lainnya, tetapi bisa lebih parah karena melibatkan kondisi kehamilan.
Berikut adalah beberapa gejala utama yang biasanya muncul pada ibu hamil yang terinfeksi campak:
1. Gejala Awal
Gejala awal campak biasanya muncul sekitar 10 sampai 12 hari setelah terpapar virus.
Gejala awal meliputi demam, batuk kering, pilek, mata merah dan berair, serta mata yang sensitif terhadap cahaya.
Ibu hamil juga bisa mengalami sakit tenggorokan, diare, pusing, kelelahan, nyeri sendi, atau pembengkakan kelenjar getah bening di belakang telinga atau leher.
2. Munculnya Bercak Koplik
Setelah gejala awal muncul, ibu hamil mungkin akan melihat bintil atau bercak putih kecil yang dikenal sebagai bercak Koplik di dalam mulut.
Terutama di sekitar pipi bagian dalam. Bercak ini merupakan tanda khas dari campak.
3. Ruam Merah
Beberapa hari setelah demam dan bercak Koplik muncul, timbul ruam merah yang biasanya dimulai dari sekitar telinga dan menyebar ke seluruh tubuh.
Ruam ini tidak gatal, tetapi dapat mengganggu karena kulit menjadi sensitif.
Ruam campak juga seringkali diiringi dengan peningkatan suhu tubuh untuk kedua kalinya.
Gejala campak pada umumnya berlangsung sekitar 7 hingga 21 hari.
Setelah puncak gejala, kondisi biasanya akan mulai membaik dalam 3 sampai 4 hari setelah ruam menyebar ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Campak pada Anak: Gejala, Penyebab, hingga Obatnya
Risiko Campak pada Ibu Hamil
![Risiko Campak pada Ibu Hamil Risiko Campak pada Ibu Hamil](https://o-cdn-cas.sirclocdn.com/parenting/images/05_7_Keadaan_Vagina_saat_Hamil_ya.width-800.format-webp.webp)
Infeksi campak pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius pada janin.
Berikut adalah beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai:
1. Keguguran
Melansir laman Pregnancy Birth & Baby, ibu hamil yang terinfeksi campak pada trimester pertama kehamilan berisiko tinggi mengalami keguguran.
Infeksi virus dapat mengganggu perkembangan awal janin, menyebabkan keguguran spontan.
2. Kelahiran Prematur
Campak pada ibu hamil di trimester kedua atau ketiga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Bayi yang lahir prematur (sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu) dapat menghadapi berbagai masalah kesehatan, termasuk kesulitan bernapas, gangguan perkembangan, dan risiko infeksi yang lebih tinggi.
3. Bayi Lahir Mati (Stillbirth)
Infeksi campak yang terjadi setelah usia kehamilan 24 minggu atau lebih dapat menyebabkan kematian janin dalam kandungan.
Kondisi ini dikenal sebagai bayi lahir mati atau stillbirth, di mana janin meninggal sebelum dilahirkan.
Baca Juga: Serba-serbi Diare pada Ibu Hamil, Pahami Mitosnya!
Diagnosis Campak pada Ibu Hamil
![Diagnosis Campak pada Ibu Hamil Diagnosis Campak pada Ibu Hamil](https://o-cdn-cas.sirclocdn.com/parenting/images/Ibu_Hamil_Periksa_ke_Dokter.width-800.format-webp.webp)
Berikut langkah-langkah yang biasanya dilakukan untuk mendiagnosis campak pada ibu hamil:
1. Riwayat Gejala
Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami ibu hamil, seperti demam, ruam, batuk, pilek, mata merah, dan gejala lainnya.
Informasi tentang kapan gejala mulai muncul dan bagaimana perkembangannya juga penting untuk diketahui dokter.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda khas campak, seperti bercak Koplik (bintil putih di dalam mulut) dan ruam merah yang menyebar di tubuh.
3. Tes Darah
Tes darah dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antibodi terhadap virus campak.
Tes ini membantu memastikan apakah ibu hamil benar-benar terinfeksi campak.
Dua jenis antibodi yang biasanya diperiksa adalah IgM (menunjukkan infeksi akut) dan IgG (menunjukkan infeksi sebelumnya atau vaksinasi).
4. PCR (Polymerase Chain Reaction)
Tes PCR dapat digunakan untuk mendeteksi materi genetik virus campak dalam darah atau sampel lainnya.
Tes ini sangat akurat dalam mengidentifikasi infeksi campak.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.