Mengenal Kehamilan Palsu atau Phantom Pregnancy
Pernahkah Moms mendengar tentang kehamilan palsu? Kondisi ini benar-benar nyata adanya, lho, Moms!
Gejala awal kehamilan yang umum terjadi, biasanya mual, kelelahan, dan pembengkakan payudara.
Dalam kasus yang jarang, terjadinya gejala-gejala tersebut ternyata tidak berkaitan dengan kehamilan sama sekali.
Jadi, ada kalanya, intuisi Moms tidak aktif sehingga tubuh memberitahu bahwa sedang hamil meski sebenarnya tidak.
Melansir British Medical Journal, hamil palsu dikenal dengan sebutan pseudocyesis. Kondisi ini tidak terkait dengan keguguran.
Dalam kehamilan palsu atau juga sering disebut phantom pregnancy, tidak ada konsepsi dan tidak ada bayi di dalam kandungan.
Meskipun demikian, gejalanya dapat bertahan cukup lama sehingga membuat Moms dan bahkan orang-orang di sekitar percaya Moms tengah hamil.
Berikut ini Orami sudah merangkum informasi seputar kehamilan palsu. Disimak yuk, Moms!
Baca Juga: 19+ Makanan dan Minuman Pencegah Kehamilan untuk Wanita
Gejala Hamil Palsu
Hamil palsu sering menyerupai kehamilan normal dalam segala hal, tapi dikurangi kehadiran Si Kecil dalam kandungan.
Dalam semua kasus, Moms benar-benar yakin bahwa Moms tengah hamil.
Dilansir dari American Pregnancy Association, secara fisik, gejala hamil palsu yang paling umum meliputi:
1. Perut Buncit
Gejala kehamilan palsu yang pertama adalah perut buncit, mirip dengan benjolan bayi.
Perut bisa mulai mengembang seperti yang terjadi selama kehamilan ketika Si Kecil dalam kandungan sedang tumbuh.
Selama hamil palsu, eksistensi perut ini bukan hasil dari janin. Alih-alih, itu diyakini sebagai:
- Penumpukan gas
- Lemak
- Kotoran
- Air seni
2. Siklus Menstruasi Tak Teratur
Ketidakteraturan siklus menstruasi adalah gejala kehamilan palsu paling umum kedua.
Setengah dan tiga perempat wanita yang mengalami hamil palsu merasakan bayi bergerak.
Bahkan, tak jarang melaporkan bayi itu menendang, meskipun tidak pernah ada bayi yang hadir.
Gejala lain bisa sama sulitnya untuk dibedakan dari yang dialami selama kehamilan yang sebenarnya dan dapat meliputi:
- Mual dan muntah di pagi hari
- Payudara lembut
- Perubahan pada payudara termasuk ukuran dan pigmentasi
- Laktasi
- Pertambahan berat badan
- Nafsu makan meningkat
- Pembesaran rahim
- Pelunakan serviks
Dalam beberapa kasus, gejala kehamilan palsu yang mungkin dirasakan oleh beberapa wanita juga mengalami peningkatan kadar estrogen atau prolaktin.
Inilah yang mungkin menjadi alasan di balik beberapa gejala fisik, serta gejala psikologis (seperti keinginan kuat akan ikatan dengan bayi).
Baca Juga: Penyebab Demam saat Hamil dan Tips Mengatasinya secara Alami
3. Test Hamil Palsu
Sementara itu, untuk menentukan apakah seorang wanita mengalami kehamilan palsu, biasanya dokter kandungan akan mengevaluasi gejalanya.
Dokter juga melakukan pemeriksaan panggul dan USG perut yang digunakan untuk merasakan dan memvisualisasikan bayi yang belum lahir selama kehamilan normal.
Dalam kasus hamil palsu, tidak ada bayi yang terlihat pada USG, dan tidak akan ada detak jantung.
Namun, kadang-kadang, dokter akan menemukan beberapa perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan, seperti rahim yang membesar dan serviks melunak.
Tes kehamilan urin akan selalu negatif dalam kasus-kasus ini, dengan pengecualian kanker langka yang menghasilkan hormon yang mirip dengan kehamilan.
Kondisi medis tertentu dapat meniru gejala kehamilan, termasuk:
Kondisi ini mungkin perlu dikesampingkan dengan tes.
Baca Juga: 15+ Tes Kehamilan Alami Tanpa Test Pack, Bisa Dicoba Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.