
Sudahkah Moms mengetahui cara mengatasi napas cepat pada anak?
Moms tentu akan merasa cemas ketika melihat Si Kecil bernapas lebih cepat dari biasanya, apalagi ketika ia tidur.
Nah, Moms perlu tahu bahwa mempelajari cara anak bernapas bisa sangat membantu untuk mendapatkan informasi dan merawat Si Kecil dengan sebaik-baiknya.
Napas cepat pada anak bisa menjadi tanda adanya infeksi pada saluran udara bagian bawah, seperti bronkiolitis atau pneumonia.
Agar lebih waspada, cari tahu penyebab dan cara mengatasi napas cepat pada anak, yuk, Moms!
Baca Juga: 7 Macam Ekspresi Wajah yang Mencerminkan Emosi, Bisa Bantu Kita Baca Perasaan Orang Lain
Semua anak berbeda, tetapi berdasarkan pedoman Breathing Lung Foundation, napas cepat pada anak dapat dihitung seperti ini:
Hal utama yang harus diperhatikan adalah jika anak Moms terus-menerus bernapas lebih cepat dari biasanya.
Berikut ini rentang normal laju pernapasan untuk anak-anak dari berbagai usia berdasarkan jurnal keluaran The Lancet:
Sebenarnya, gangguan pernapasan pada anak merupakan hal yang umum, namun dalam beberapa kasus bisa menyebabkan bahaya.
Baca Juga: Napas Cepat pada Bayi, Kapan Perlu Diwaspadai?
Foto: Cara Mengatasi Napas Cepat pada Si Kecil (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Ketika mengetahui Si Kecil mengalami kejadian napas cepat.
Lalu, bagaimana cara mengatasi napas cepat pada anak? Berikut ini caranya, mengutip laman WebMD:
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang pertama adalah hindari dehidrasi. Beri bayi banyak ASI atau susu formula.
Tawarkan sesering mungkin dan dalam jumlah kecil. Bila Si Kecil sudah lebih besar maka cara mengatasi napas cepat pada anak diberikan air atau larutan elektrolit seperti Pedialyte.
Perlu diketahui, Si Kecil mungkin akan makan lebih lambat karena masalah pernapasan, sehingga beri mereka banyak waktu.
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah duduk tegak.
Jaga agar Si Kecil tetap tegak karena dalam posisi ini biasanya membuat pernapasan menjadi lebih mudah.
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah redakan mampet.
Moms dan Dads, bisa mengencerkan lendir di hidung tersumbat dengan obat tetes hidung saline atau keluarkan lendir dari hidung bayi dengan nasal-oral aspirator.
Cara mengatasi napas cepat pada anak juga bisa dilakukan dengan melegakan pernapasannya.
Jika udara di kamar anak kering, humidifier atau vaporizer kabut dingin dapat melembabkan udara dan membantu meredakan hidung tersumbat dan batuk.
Pastikan humidifier tetap bersih untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
Atau bisa juga mendudukkan Si Kecil di kamar mandi dengan pancuran air panas yang mengalir dan minta dia untuk menghirup uapnya.
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang berikutnya adalah buat anak nyaman.
Saat Si Kecil merasakan napas cepat. Salah satu cara mengatasi napas cepat pada anak, yaitu dengan membiarkan ia beristirahat.
Selain itu, Berikan asetaminofen formula anak (Tylenol) atau ibuprofen (Motrin) jika anak lebih tua dari 6 bulan untuk menurunkan demam.
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah hindarkan dari rokok.
Moms dan Dads, asap rokok dapat memperburuk gangguan pernapasan yang kadang membuat napas cepat.
Jika, seorang anggota keluarga merokok, mintalah untuk merokok di luar rumah atau di luar kendaraan.
Serta, pastikan untuk tidak memegang Si Kecil sebelum membersihkan diri termasuk mengganti baju dan cuci tangan.
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang satu ini sangat penting untuk diperhatikan, Moms!
Cara mengatasi napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah melakukan pengobatan.
Menurut Mayo Clinic, obat yang biasanya terkait cara mengatasi napas cepat pada anak adalah parasetamol atau ibuprofen.
Terkecuali, jika Si Kecil menderita asma atau kondisi pernapasan lainnya.
Perlu Moms ketahui, sebagian besar infeksi pada anak-anak disebabkan oleh virus sehingga tidak diperlukan antibiotik.
Obat antibiotik hanya ditujukan untuk infeksi bakteri. Jadi, obat ini tidak akan efektif apabika kondisinya disebabkan oleh infeksi virus.
Bagaimana dengan aspirin? Obat ini tidak dianjurkan pada anak-anak karena risiko sindrom Reye, kondisi langka namun berpotensi mengancam nyawa.
Anak-anak dan remaja yang sembuh dari cacar air atau gejala mirip flu tidak boleh mengonsumsi aspirin, karena mereka memiliki risiko sindrom Reye yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kenapa Tiba-Tiba Bayi Sesak Napas Saat Menyusu?
Adapun penyebab napas cepat pada anak terbagi menjadi 2, dilansir dari Very Well Family, yaitu:
Pada bayi baru lahir, penyebab umum napas cepat meliputi takipnea transien bayi baru lahir (TTN) kondisi ringan serta kondisi yang lebih serius, seperti sindrom gangguan pernapasan.
Pada anak-anak, penyebab paling umum dari peningkatan laju pernapasan termasuk demam atau dehidrasi.
Diperkirakan bahwa peningkatan laju pernapasan pada anak-anak dengan rata-rata 5 hingga 7 napas per menit per derajat peningkatan suhu tubuh Celcius.
Pada anak kecil (kurang dari 12 bulan) hal ini tidak selalu terbukti, dan laju pernapasan anak mungkin tidak meningkat sebagai respons terhadap demam dan sebaliknya.
Ketika mereka mengalami peningkatan laju pernapasan, biasanya meningkat rata-rata 7 hingga 11 napas per menit per peningkatan suhu Celsius.
Kondisi seperti bronkiolitis dan pneumonia juga merupakan penyebab yang relatif umum.
Anak-anak mungkin juga memiliki penyebab laju pernapasan cepat yang mirip dengan orang dewasa, seperti asidosis (dengan diabetes) dan asma.
Ketika bayi, balita, dan anak kecil masuk angin, mereka sering mengalami dada yang berisik atau batuk berdebar.
Namun, setengah dari batuk dan masalah pernapasan anak-anak membaik setelah 10 hari.
Baca Juga: Pertolongan Pertama Anak Sesak Napas
Foto: Tanda Bahaya Napas Cepat pada Anak (freepik.com)
Selain itu menurut Nationwide Children, ada juga tanda-tanda yang harus diketahui bila Si Kecil mengalami napas cepat pada anak:
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang pertama adalah warna kulit pucat atau kebiruan. Periksalah di sekitar bibir, mata, tangan dan kaki, terutama bantalan kuku.
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah peningkatan laju pernapasan. Hitung jumlah napas selama satu menit. Apakah Si kecil bernapas lebih cepat dari biasanya?
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah retraksi. Periksa apakah dada menarik dengan setiap napas, terutama di sekitar tulang selangka dan di sekitar tulang rusuk.
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah pelebaran lubang hidung. Periksa apakah lubang hidung melebar saat menarik napas.
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah pernapasan bising. Dengarkan pernapasan yang terdengar seperti mendengus (suara "ugh"), mengi atau seperti lendir di tenggorokan.
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah kulit berkeringat.
Rasakan kulit Si Kecil untuk mengetahui apakah dingin tetapi juga berkeringat. Kepala mungkin berkeringat sementara kulit terasa dingin atau lembap.
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah perubahan suasana hati. Periksa apakah anak lebih mengantuk, sulit untuk bangun, lebih rewel dari biasanya, atau tidak bertingkah seperti biasanya.
Tanda bahaya napas cepat pada anak yang selanjutnya adalah perubahan posisi tubuh.
Anak mungkin mengubah postur tubuhnya untuk mencoba bernapas lebih mudah, seperti mencondongkan tubuh ke depan atau memiringkan kepala ke atas atau ke belakang.
Baca Juga: Oxycan, Tabung Oksigen untuk Pertolongan Pertama Sesak Napas
Moms dan Dads harus segera membawa ke dokter jika Si Kecil:
Beberapa anak mungkin dirawat di rumah sakit jika mereka mengalami masalah pernapasan yang parah.
Selama di rumah sakit, perawatan mungkin termasuk:
Baca Juga: Bunyi 'Grok grok' pada Napas Bayi, Apa Penyebabnya?
Tindakan pencegahan tergantung pada penyebab napas cepat pada anak.
Misalnya, jika disebabkan asma, Si Kecil harus menghindari alergen, olahraga berat, dan bahan iritan seperti asap dan polusi.
Moms dan Dads mungkin bisa menghentikan hiperventilasi sebelum berkembang menjadi keadaan darurat.
Jika Si Kecil mengalami hiperventilasi, Moms perlu meningkatkan asupan karbon dioksida dan mengurangi asupan oksigen.
Untuk membantu pernapasan, posisikan bibir seolah-olah sedang menyedot sedotan dan bernapas.
Si Kecil juga bisa menutup mulut, lalu menutup salah satu lubang hidung dan bernapas melalui lubang hidung yang terbuka.
Namun, penting untuk tetap berobat ke dokter agar mendapatkan diagnosis dan cara mengatasi napas cepat pada anak yang paling tepat.
Hal ini utamanya pada anak dan bayi baru lahir yang mungkin tidak sepenuhnya dapat menyampaikan keluhan layaknya orang dewasa.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.