05 Mei 2024

Cephalohematoma, Penumpukan Darah di Bawah Kulit Kepala Bayi

Dapat dipicu karena trauma atau tekanan pada kepala saat persalinan
Cephalohematoma, Penumpukan Darah di Bawah Kulit Kepala Bayi

Cephalohematoma atau yang dikenal juga dengan CH, merupakan kondisi cedera yang disebabkan oleh trauma atau tekanan pada kepala saat persalinan.

Mudahnya, kondisi ini merupakan akumulasi atau penumpukan darah yang terjadi di antara tengkorak dan kulit kepala bayi.

Melansir dari WebMD, meskipun terjadi di kepala, CH tidak berisiko memengaruhi otak bayi karena tekanan ini terjadi di bawah tulang tengkorak.

Sehingga, Moms tidak perlu cemas sebab otak bayi tidak berisiko mengalami tekanan. Hal ini juga dijelaskan oleh dr. A.A.A. Putu Indah Pratiwi, Sp.A, Dokter Spesialis Anak, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

"Cephalohematoma dan caput succedaneum adalah lesi di kepala (bukan proses di otak) yang terjadi karena trauma di jalan lahir. Tampilannya seperti ada benjolan di salah satu sisi kepala bayi yang baru lahir," jelas dr. Putu.

Melansir dari artikel jurnal National Libray of Medicine, kondisi ini terbilang tidak terlalu parah atau merupakan kondisi minor yang terjadi selama proses kelahiran.

Tekanan yang terjadi pada kepala janin menyebabkan pembuluh darah pecah terlebih ketika kepala bayi ditekan ke panggul ibu selama persalinan.

Yuk, Moms kenali lebih jauh mengenai cepalhematoma di sini!

Baca Juga: Mengenal Battered Woman Syndrome atau Trauma Korban KDRT

Penyebab Cephalohematoma

Cephalhematoma
Foto: Cephalhematoma (www.what-when-how.com)

Seperti yang sudah dipaparkan di atas, cephalohematoma biasanya terjadi selama proses persalinan.

Namun, kondisi ini dapat terjadi berjam-jam hingga berhari-hari setelah Si Kecil lahir.

Tekanan kuat atau trauma pada kepala bayi selama persalinan dapat menyebabkan pembuluh darah halus di kulit menjadi robek sehingga mengakibatkan cephalohematoma.

Namun, penyebab pasti dari trauma kepala saat melahirkan bisa bermacam-macam dan tidak selalu terjadi akibat tekanan selama proses melahirkan.

Penyebab kondisi ini yang mungkin terjadi berupa:

1. Kepala Bayi Membentur Panggul Ibu

Penyebab ini merupakan yang paling umum terjadi dan sering ditemukan.

Ketika Si Kecil melewati jalan lahir, kepalanya berisiko terbentur oleh panggul ibu.

Ketika hal ini terjadi, kekuatan dari kontraksi akan terus mendorong kepala Si Kecil sampai menemukan jalan keluar selama proses persalinan.

Baca Juga: Informasi Lengkap Biaya Operasi Caesar, Ada yang Gratis!

2. Penggunaan Alat Bantu Kelahiran

Penyebab ini juga kerap ditemukan di sejumlah kasus.

Trauma kepala saat melahirkan juga bisa diakibatkan dari penggunaan alat bantu kelahiran seperti ekstraktor vakum dan forsep obstetrik.

Kedua alat ini berguna ketika kontraksi rahim pada ibu tidak cukup untuk mendorong bayi keluar melalui jalan lahir. Alat ini digunakan untuk mencengkram kepala bayi.

Sayangnya kekuatan dari cengkraman alat ini masih bisa berisiko memcahkan pembuluh darah di kepala bayi.

Faktor Risiko Cephalohematoma

Berat Badan Bayi (Orami Photo Stocks)
Foto: Berat Badan Bayi (Orami Photo Stocks)

Kondisi cephalohematoma atau trauma jalan lahir biasanya terjadi pada sekitar 2% bayi yang lahir secara normal atau pervaginam.

Sementara itu, sekitar 1,1% terjadi pada bayi yang lahir melalui bedah caesar.

Melansir dari Healthline, Moms yang mengalami proses persalinan yang lama lebih berisiko berdampak pada trauma kepala pada Si Kecil.

Sebab proses persalinan yang lama, memungkinkan dokter untuk menggunakan alat bantu guna mempermudah persalinan dan mempercepat prosesnya.

Beberapa risiko lainnya bisa berupa berikut ini:

  • Bayi berukuran lebih besar karena akan mengalami kesulitan bergerak melalui jalan lahir dan memperlambat persalinan.
  • Jalan lahir yang kecil untuk Si Kecil.
  • Kontraksi rahim lemah sehingga tidak mampu untuk mendorong bayi keluar melalui jalan lahir.
  • Bayi tidak dalam posisi kepala menghadap ke bawah. Posisi yang tidak normal berisiko pada persalinan yang lebih lama dan rumit.

dr. Putu juga menjelaskan ada faktor risiko lainnya seperti ibu yang mengalami berat badan berlebih atau kelainan bentuk panggul

Trauma lahir ini berisiko terjadi pada bayi-bayi besar (berat lahir bayi di atas 4 kilogram).

Termasuk iibu yang mengalami berat badan berlebih, posisi bayi sungsang, persalinan yang dibantu alat seperti divakum atau dengan forsep.

"Ini juga apabila ada kelainan di bentuk panggul ibu, misalnya panggul yang terlalu sempit," tambah dr. Putu.

Baca Juga: Alami Cedera, Ini Cara Mengobati Darah Beku Akibat Terjepit


Caput Succedaneum vs Cephalohematoma

Caput Succedaneum vs Cephalohematoma
Foto: Caput Succedaneum vs Cephalohematoma (Quizlet.com/448802966/ob-exam-3-flash-cards)

Caput succedaneum merupakan kondisi adanya pembengkakan atau edema yang memengaruhi kulit kepala bayi baru lahir.

Kondisi ini terjadi dari tekanan di kepala saat bayi bergerak melalui jalan lahir selama persalinan pervaginam yang lama dan sulit.

Kondisi caput succedaneum berupa penumpukan cairan di bawah kulit kepala sehingga menyebabkan pembengkakan yang berbentuk kerucut atau kepala berbentuk kerucut.

Secara kasatmata, kedua kondisi ini terbilang sangat mirip.

Namun, perlu adanya pemeriksaan fisik oleh dokter guna membedakannya.

Sebab meskipun mirip, caput succedaneum dan cephalohematoma adalah kondisi yang berbeda.

"Benjolan pada caput succedaneum dan cephalohematoma terjadi karena pengumpulan cairan (biasanya termasuk di dalamnya darah) di jaringan kepala di atas (caput succedaneum) atau di bawah (cephalohematoma) periosteum (jaringan lunak pelapis tulang)," jelas dr. Putu.

Kedua trauma ini terjadi di jaringan lunak kepala di luar otak bayi, jadi keduanya tidak akan mengganggu pertumbuhan otak bayi, ya Moms.

Benjolan pada caput succedaneum biasanya akan hilang spontan setelah beberapa hari tanpa perlu terapi apapun.

Berbeda dengan caput succedaneum, benjolan pada cephalohematoma biasanya terlihat di satu sisi kepala, tidak melewati garis sutura tulang tengkorak.

Pada cephalohematoma, cairan terkumpul di jaringan yang lebih dalam daripada caput succedaneum, yaitu di bawah lapisan periosteum.

Cephalohematoma biasanya terjadi karena ada pembuluh darah di periosteum yang rupture/robek, biasanya karena proses persalinan sulit yang dibantu forsep atau vakum.

Baca Juga: Kenali 7+ Arti Suara Bayi Nangis dan Cara Mengatasinya

Cara Penyembuhan

Benjol di Kepala Balita (Orami Photo Stocks)
Foto: Benjol di Kepala Balita (Orami Photo Stocks)

Dalam beberapa kasus yang ringan, cephalohematoma tidak memerlukan pengobatan karena biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa bantuan medis.

Benjolan ini bisa hilang beberapa minggu atau dalam hitungan bulan.

Umumnya dokter hanya menyarankan untuk terus memantau area benjolan dengan hati-hati jika kondisi semakin memburuk.

Dalam kasus yang jarang, dokter juga akan mencoba untuk mengalirkan darah yang terkumpul.

Namun, hal ini tidak selalu diperlukan dan hanya mengurangi risiko infeksi dan abses pada bayi.

Perlu waktu beberapa minggu untuk cephalohematoma resolusi spontan tanpa perlu intervensi terapi apapun.

Pada beberapa kasus, cephalohematoma tidak beresolusi sempurna dan benjolan ini berklasifikasi menyatu dengan tulang dan tetap tampak seperti benjolan pada kepala bayi.

"Meskipun demikian, tumbuh kembang bayi tidak akan berdampak karena cephalohematoma ini," kata dr. Putu.

Baca Juga: 5 Penyebab Benjolan di Kepala, Bisa Jadi Adanya Tumor di Dasar Tenggorak, Waspada!

Kapan Sebaiknya ke Dokter?

Bayi Demam (Orami Photo Stocks)
Foto: Bayi Demam (Orami Photo Stocks)

Moms, seperti yang sudah diketahui, kondisi ini tidak perlu dicemaskan karena akan sembuh dengan sendirinya dan hanya perlu dipantau.

Namun tentunya Moms pasti cemas, bukan? Nah, Moms perlu mengetahui beberapa gejala yang bisa menjadi tanda atau peringatan kapan sebaiknya bawa Si Kecil ke dokter.

Segera bawa bayi ke rumah sakit apabila:

  • Benjolan kepala bertambah besar dengan cepat
  • Bayi tampak lemas dan malas menyusu
  • Bayi tampak pucat
  • Bayi tampak kuning sampai ke paha sebelum jadwal kontrol ke dokter
  • Bayi demam
  • Benjolan di kepala tampak kemerahan dan teraba panas
  • Bayi kejang

Baca Juga: 10 Cara Merangsang Payudara, Bikin Mencapai Puncak Orgasme!

Nah, itu dia Moms informasi seputar cephalohematoma atau benjolan di kepala yang terjadi pada bayi baru lahir.

Cara mencegah trauma lahir ini adalah dengan pemeriksaan kehamilan yang teratur.

Pastikan persalinan Moms dibantu oleh tenaga kesehatan profesional dan kompeten untuk mengurangi risiko terjadinya trauma lahir pada bayi dan ibu, ya!

  • https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-newborn-cephalohematoma#091e9c5e821d0f94-2-5
  • https://www.healthline.com/health/cephalohematoma#causes
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470192/
  • https://beasleyfirm.com/blog/cephalohematoma-vs-caput-succedaneum/
  • https://www.healthline.com/health/caput-succedaneum
  • https://my.clevelandclinic.org/health/articles/22230-caput-succedaneum

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb