01 Agustus 2022

Diabetes Insipidus, Kondisi Ketidakseimbangan Cairan dalam Tubuh

Kondisi ini ditandai dengan selalu haus dan sering buang air kecil dalam jumlah banyak
Diabetes Insipidus, Kondisi Ketidakseimbangan Cairan dalam Tubuh

Diabetes Insipidus menjadi salah satu kondisi yang patut untuk diketahui. Terlebih jika berhubungan dengan anak.

Diabetes insipidus adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh tidak cukupnya hormon antidiuretik (ADH) dalam tubuh.

ADH yang juga dikenal sebagai vasopresin adalah hormon yang membantu ginjal menjaga jumlah air yang benar dalam tubuh. Kondisi ini juga disebut "diabetes air."

"Diabetes insipidus terjadi jika ada kadar vasopresin atau hormon antidiuretik (ADH) yang rendah di dalam tubuh.

Kekurangan ini menyebabkan ginjal tidak dapat mencegah untuk mengeluarkan sejumlah besar urine dan sebagai gantinya sejumlah besar urine encer dikeluarkan, bahkan ketika tubuh mengalami dehidrasi," kata dokter Ananya Mandal, MD, dari Government Medical College. Jadi, apa saja fakta diabetes insipidus yang perlu diketahui?

Baca Juga: Prediabetes pada Anak, Apa yang Harus Dilakukan?

Apa Itu Diabetes Insipidus?

diabetes insipidus
Foto: diabetes insipidus

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: Orami Photo Stock)

Mengenai diabetes insipidus, dr. Ghaisani Fadiana Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RS Pondok Indah – Pondok Indah pun memberikan definisinya.

Ini adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya produksi hormon antidiuretik atau vasopresin, ditandai dengan buang air kecil dengan jumlah dan frekuensi yang banyak disertai dengan rasa haus berlebihan dan minum air dalam jumlah yang banyak.

Baca Juga: Cari Tahu Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasi Diabetes Tipe 2

Gejala Diabetes Insipidus

diabetes insipidus
Foto: diabetes insipidus

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: Orami Photo Stock)

Tadi kita sudah membahas mengenai definisi dari jenis diabetes ini, Moms. Lalu apa sih gejala yang bisa ditimbulkan oleh kondisi tersebut?

Mengenai gejala, dr. Ghaisani menyebutkan tanda dan gejala kondisi ini adalah buang air kecil dengan jumlah dan frekuensi yang banyak.

Tak hanya itu, kondisi tersebut pun disertai dengan rasa haus berlebihan, minum air dalam jumlah banyak dan sering, dehidrasi, dan penurunan berat badan.

Bayi dengan diabetes insipidus dapat menunjukkan gejala seperti gagal tumbuh, masalah makan atau menyusu, rewel, dan sulit ditenangkan.

Dilansir dari National Health Service, seseorang yang menderita diabetes insipidus bisa buang air kecil sebanuak 20 liter dalam 1 hari.

Baca Juga: Bolehkah Penderita Diabetes Makan Buah Pepaya? Cari Tahu Jawabannya Berikut Ini!

Penyebab Diabetes Insipidus

diabetes insipidus
Foto: diabetes insipidus (Foto: todaysparent.com)

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: Orami Photo Stock)

Diabetes insipidus merupakan suatu kondisi yang disebabkan akibat kurangnya produksi hormon antidiuretik atau vasopresin, yaitu hormon yang berfungsi mengatur cairan yang keluar dari ginjal.

Hormon vasopresin dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus di otak kemudian disimpan di kelenjar hipofisis.

Hormon vasopresin bertujuan untuk mengurangi cairan yang keluar dari ginjal sehingga mencegah terjadinya dehidrasi.

Pada diabetes insipidus, air akan lebih banyak yang dibuang melalui urine sehingga menyebabkan rasa haus yang meningkat. Ada beberapa jenis diabetes insipidus, di antaranya adalah diabetes insipidus tipe sentral dan tipe nefrogenik.

Diabetes insipidus sentral disebabkan oleh kurangnya produksi hormon vasopresin yang sering dikaitkan dengan kerusakan pada kelenjar hipotalamus atau hipofisis, seperti gangguan pada otak (cedera, peradangan, atau tumor), operasi atau radiasi pada daerah kepala, atau penyakit genetik tertentu.

Sedangkan diabetes insipidus nefrogenik disebabkan oleh respon ginjal yang tidak normal terhadap hormon vasopresin, seperti pada kondisi gagal ginjal.

Baca Juga: 6 Manfaat Sari Kacang Hijau, Bisa Mengurangi Risiko Diabetes

Cara Penyembuhan

diabetes insipidus
Foto: diabetes insipidus

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: Orami Photo Stock)

Jika mengalami gejala tyang sudah disebutkan di atas, segera periksakan si kecil ke dokter spesialis anak.

Dokter akan menanyakan informasi terkait dengan gejala yang dialami oleh anak, pola minum, dan buang air kecil sehari-hari, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik pada si kecil.

Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan darah, urine, tes haus, hingga pemeriksaan imaging (jika diperlukan) untuk memastikan diagnosis.

Tata laksana diabetes insipidus tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya diatasi, umumnya diabetes insipidus juga akan teratasi. Diabetes insipidus dapat diobati dengan pemberian vasopresin sintetik yang dapat berupa obat minum (tablet) atau semprot hidung.

Pengobatan lainnya adalah dengan memberikan obat-obatan yang dapat merangsang tubuh untuk menghasilkan vasopressin atau hormon antidiuretik lebih banyak.

Selain itu, anak dianjurkan untuk minum air lebih banyak untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan garam di dalam tubuh agar tidak terjadi dehidrasi.

Baca Juga: 9 Manfaat Buah Sirsak untuk Kesehatan, Baik untuk Penderita Diabetes!

Efek Samping

diabetes insipidus
Foto: diabetes insipidus

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: Orami Photo Stock)

Diabetes insipidus dapat terjadi sementara atau permanen, tergantung pada penyebabnya.

Jika anak dengan diabetes insipidus mendapat penanganan dan pengobatan yang tepat, maka anak tersebut dapat memiliki kualitas hidup dan tumbuh kembang yang relatif baik.

Dampak negatif diabetes insipidus terhadap tumbuh kembang anak dapat dicegah dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pemantauan oleh dokter spesialis anak secara berkala.

Fakta Diabetes Insipidus pada Anak

diabetes inspidus pada anak
Foto: diabetes inspidus pada anak

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: penfieldbuildingblocks.org)

Diabetes insipidus pada anak dapat menyebabkan darah kehilangan air sehingga mengandung lebih banyak garam.

Hal ini dapat mengakibatkan anak dehidrasi dan merangsang pusat haus di hipotalamus otak anak sehingga anak jadi cepat haus. Selain itu, ini dia beberapa fakta yang wajib orang tua ketahui.

1. Terbagi Menjadi Dua

diabetes inspidus pada anak
Foto: diabetes inspidus pada anak

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: scarymommy.com)

Jenis diabetes ini memiliki dua kategori. Kategori pertama adalah diabetes insipidus kranial yang terjadi ketika terjadi kekurangan ADH dalam tubuh.

Sedangkan, kategori satu lagi adalah nephrogenic diabetes insipidus yaitu diabetes insipidus yang terjadi ketika ginjal tidak merespon dengan baik terhadap ADH.

2. Membuat Anak Sering Haus dan Sering Pipis

diabetes inspidus pada anak
Foto: diabetes inspidus pada anak

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: thriftyfun.com)

Salah satu ciri umum dari diabetes insipidus pada anak adalah perasaan haus yang ekstrem (polidipsia) serta sering buang air kecil, bahkan di malam hari (poliuria). “Dehidrasi ringan dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, sakit kepala, dan daya tahan yang buruk pada anak.

Dalam jangka panjang, kekurangan cairan kronis juga dapat memengaruhi ginjal, hati, otak, dan dapat menyebabkan sembelit,” jelas dokter Linda Friehling, MD, seorang dokter anak dan asisten profesor pediatri umum di West Virginia University, Morgantown.

Dalam kasus diabetes insipidus yang sangat parah, seseorang dapat buang air kecil hingga 20 liter urine dalam sehari. Jika anak mengalami diabetes insipidus, mereka cenderung kencing lebih sering karena mereka memiliki kandung kemih yang lebih kecil.

Baca Juga: Anak IVF Berisiko Diabetes dan Hipertensi

3. Termasuk Penyakit Langka

diabetes inspidus pada anak
Foto: diabetes inspidus pada anak

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: sheknows.com)

Diabetes insipidus hanya memengaruhi sekitar 1 dari 25.000 orang dalam populasi umum. Bahkan, kebanyakan orang dewasalah yang lebih berpotensi mengalami kondisi ini.

Tetapi, kondisi ini tetap dapat terjadi pada usia berapa pun. Dalam kasus yang lebih jarang, diabetes insipidus dapat terjadi selama masa kehamilan, yang dikenal sebagai diabetes insipidus gestasional.

4. Dapat Disebabkan oleh Warisan Genetik

diabetes inspidus pada anak
Foto: diabetes inspidus pada anak

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: bambiniphoto.sg)

Benar, diabetes insipidus pada anak, khususnya diabetes insipidus nefrogenik, dapat disebabkan oleh warisan genetik. Ini terjadi akibat mutasi pada gen reseptor ADH yang dapat diwariskan.

Hal ini akan membuat reseptor di dalam tubuh mencegah aktifnya aquaporin di ginjal sehingga mengganggu fungsi utama ginjal. Sebagian besar kasus diabetes insipidus nefrogenik diwariskan sebagai gangguan resesif.

Baca Juga: Mengenali Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak

5. Tetap Dapat Menjalani Hidup Normal

diabetes inspidus pada anak
Foto: diabetes inspidus pada anak

Foto ilustrasi diabetes insipidus (Sumber: freepik.com)

Seperti yang sudah disebutkan, kondisi pada anak yang satu ini bisa bersifat permanen, tetapi juga bisa bersifat sementara. Semua ini tergantung pada apa yang menjadi penyebab terjadinya penyakit ini.

Namun, Moms tak perlu cemas. Sebab, dengan mengelola kondisi anak dan mendapatkan perawatan medis sejak dini, anak dengan diabetes insipidus dapat menjalani hidup normal dan tetap sehat. Konsultasi dengan ahli sangat penting untuk membantu merawat anak dengan diabetes insipidus.

Walau jarang terjadi, pastikan Moms tetap teredukasi mengenai diabetes insipidus pada anak. Dengan demikian, ketika anak mengalaminya semakin cepat pula ia mendapatkan perawatan yang tepat.

  • https://www.news-medical.net/health/Diabetes-Insipidus-Classification.aspx
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes-insipidus/symptoms-causes/syc-20351269
  • https://www.webmd.com/children/news/20190729/not-just-one-reason-kids-dont-drink-enough-water
  • https://www.nhs.uk/conditions/diabetes-insipidus/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb