13 September 2022

Mengenal Fisura Ani: Gejala, Penyebab, dan Pilihan Pengobatannya

Bisa bikin buang air besar nyeri
Mengenal Fisura Ani: Gejala, Penyebab, dan Pilihan Pengobatannya

Fisura ani adalah robekan atau luka pada anus atau lapisan saluran anus.

Ini dapat menyebabkan rasa sakit selama dan setelah buang air besar dan mungkin ada darah di tinja.

Penyebab umum dari kondisi ini adalah sembelit dan tinja yang terlalu besar atau keras.

Baca juga: 7 Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan dan Kandungan Nutrisi yang Terkandung di Dalamnya

Penyebab Fisura Ani

fisura ani
Foto: fisura ani

Foto Orang Sakit Perut (Orami Photo Stock)

Fisura ani paling sering terjadi akibat tinja yang terlalu besar atau keras saat buang air besar.

Sembelit kronis atau sering diare juga dapat merobek kulit di sekitar anus.

Namun, tidak semua fisura ani merupakan tanda pola makan rendah serat dan sembelit.

Menurut studi pada jurnal Stat Pearls, fisura yang tak kunjung sembuh mungkin menunjukkan suatu kondisi yang mendasari.

Berikut ini beberapa hal yang bisa jadi penyebab fisura ani:

  • Sembelit. Tinja yang besar dan keras dapat menyebabkan luka di daerah anus selama buang air besar.
  • Diare. Diare berulang dapat menyebabkan fisura ani berkembang.
  • Kejang otot. Kejang otot sfingter anus dapat meningkatkan risiko, dan mengganggu proses penyembuhan fisura.
  • Kehamilan dan persalinan. Terutama menjelang akhir kehamilan. Lapisan anus juga bisa robek saat melahirkan.
  • IMS (infeksi menular seksual). Ini juga dapat meningkatkan risiko. Contohnya termasuk sifilis, HIV, HPV, herpes dan Chlamydia.
  • Kondisi medis tertentu. Seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan penyakit radang usus, dapat menyebabkan bisul di daerah anus.
  • Seks anal. Dalam kasus yang jarang terjadi, seks anal dapat menyebabkan fisura ani.

Selain berbagai penyebab tadi, fisura ani juga bisa terjadi karena dua cincin otot (sfingter) yang mengontrol anus.

Tepatnya ketika cincin luar dikendalikan secara sadar, sedangkan cincin bagian dalam tidak.

Jadi, sfingter bagian dalam berada di bawah tekanan konstan.

Jika tekanan terlalu banyak, sfingter bagian dalam mungkin kejang, mengurangi aliran darah, dan meningkatkan risiko robekan.

Gejala Fisura Ani

fisura ani
Foto: fisura ani

Foto Orang Buang Air Besar (Orami Photo Stock)

Fisura ani memiliki beberapa tanda dan gejala yang bisa diwaspadai, yaitu:

1. Nyeri Terutama Saat Buang Air Besar

Saat buang air besar, luka atau robekan akan terasa sangat nyeri.

Kemudian, setelah itu biasanya ada sensasi terbakar yang lebih lama.

Ketakutan akan rasa sakit dapat membuat beberapa orang enggan pergi ke toilet.

Padahal, menunda buang air besar justru dapat meningkatkan risiko sembelit, serta memperburuk rasa sakit dan robekan.

Sebab, menunda buang air besar dapat membuat tinja lebih keras dan lebih besar.

Beberapa orang mungkin mengalami rasa sakit yang tajam ketika mereka membersihkan diri dengan tisu toilet.

2. Perdarahan

Selain rasa nyeri, fisura ani juga dapat menyebabkan perdarahan yang berwarna merah cerah.

Biasanya darah akan terlihat pada tinja atau tisu toilet yang digunakan.

Baca juga: Mengenal Fungsi Hati dalam Sistem Pencernaan, Sangat Penting!

3. Gatal

Tak hanya nyeri dan perdarahan, penderita fisura ani juga dapat mengalami gatal di area anus yang terus-menerus.

4. Disuria

Disuria adalah ketidaknyamanan saat buang air kecil. Ini juga bisa terjadi pada penderita fisura ani.

Beberapa mungkin buang air kecil lebih sering.

Pilihan Pengobatan untuk Fisura Ani

fisura ani
Foto: fisura ani (https://drvidyahattangadi.com/benefits-drinking-warm-water/)

Foto Orang Minum (Orami Photo Stock)

Pada kebanyakan kasus, fisura ani tidak memerlukan perawatan.

Namun, pengobatan rumahan tertentu dapat membantu mempercepat penyembuhan dan meredakan gejala yang tidak nyaman.

Berikut ini beberapa perawatan rumahan yang bisa dilakukan:

  • Menggunakan pelunak tinja tanpa resep, yang bisa dibeli di apotek.
  • Minum lebih banyak cairan agar tetap terhidrasi dan melancarkan pencernaan.
  • Mengonsumsi suplemen serat dan makan lebih banyak makanan berserat.
  • Mandi sitz untuk mengendurkan otot-otot anus, meredakan iritasi, dan meningkatkan aliran darah ke area anus.
  • Mengoleskan salep nitrogliserin untuk meningkatkan aliran darah ke area anus, atau krim hidrokortison.
  • Mengoleskan obat pereda nyeri topikal, seperti lidokain, ke anus untuk meredakan ketidaknyamanan.

Jika gejala tak kunjung membaik setelah mencoba pengobatan rumahan, berkonsultasilah dengan dokter.

Biasanya dokter akan merekomendasikan perawatan lebih lanjut yang dibutuhkan.

Misalnya dengan meresepkan salep penghambat saluran kalsium, untuk mengendurkan otot sfingter dan memungkinkan fisura ani sembuh.

Perawatan lain yang bisa dipilih adalah suntikan botox ke sfingter anus.

Ini akan mencegah kejang di anus dengan melumpuhkan otot untuk sementara.

Hal ini memungkinkan fisura ani untuk sembuh sekaligus mencegah pembentukan fisura baru.

Jika kondisi tak kunjung membaik dengan berbagai perawatan, dokter mungkin merekomendasikan sfingterotomi anal.

Prosedur pembedahan ini melibatkan sayatan kecil di sfingter anus untuk mengendurkan otot. Relaksasi otot memungkinkan fisura ani sembuh.

Namun, menurut studi di British Journal of General Practice, prosedur ini memiliki risiko inkontinensia permanen.

Ini berarti pasien mungkin tidak lagi dapat mengontrol keinginan buang air besar.

Baca juga: Rekomendasi 8 Dokter Kandungan Jakarta Selatan

Cara Mencegah Fisura Ani

serat
Foto: serat (istockphoto.com)

Foto Makanan Berserat (Orami Photo Stock)

Berikut ini adalah tips untuk mencegah fisura ani:

  • Jaga agar tinja tetap lunak. Dengan makan makanan yang seimbang dengan banyak serat, dan minum air yang cukup.
  • Jangan tunda buang air besar. Ini akan membuat tinja menjadi lebih besar dan lebih keras.
  • Rutin mengganti popok. Ini bisa mengurangi risiko terjadinya fisura ani pada bayi.
  • Hindari makanan yang keras dan tajam. Ini mungkin tidak dapat dicerna dengan baik. Misalnya kacang-kacangan dan popcorn.
  • Pilih tisu toilet yang lembut. Hindari penggunaan tisu toilet yang kasar atau wangi.
  • Olahraga. Olahraga teratur dapat mengurangi risiko sembelit, sehingga mengurangi risiko fisura ani.
  • Hindari mengejan. Hindari mengejan dan duduk di toilet untuk waktu yang lama.

Itulah pembahasan mengenai fisura ani, mulai dari penyebab, gejala, hingga tips pencegahannya. Semoga bermanfaat!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526063/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6650108/
  • https://www.healthline.com/health/anal-fissure
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anal-fissure/symptoms-causes/syc-20351424
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/what-is-anal-fissure-and-what-causes-it

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb