26 Agustus 2024

Ada Flek Cokelat Setelah Haid Bolehkah Berhubungan Intim?

Temukan jawaban dan penjelasannya di sini!

Moms mungkin pernah bertanya, saat masih ada flek cokelat setelah haid bolehkah berhubungan?

Nantinya, pertanyaan flek cokelat setelah haid bolehkah berhubungan akan berkembang ke pertanyaan lainnya.

Apakah warnanya merah karena darah? Kapan datangnya?

Nah, artikel ini akan membahas tentang pertanyaan masih ada flek cokelat setelah haid bolehkah berhubungan intim?

Simak penjelasannya hingga akhir, ya Moms!

Baca Juga: Haid Hanya Flek Cokelat Sedikit, Apakah Perlu Khawatir?

Penyebab Umum Keluarnya Flek Cokelat setelah Haid

Flek Coklat Setelah Haid Bolehkah Berhubungan -1
Foto: Flek Coklat Setelah Haid Bolehkah Berhubungan -1 (Avawomen.com)

Sebelumnya, menjawab ada flek cokelat setelah haid bolehkah berhubungan intim, Moms harus mengetahui terlebih dahulu apa yang penyebab umum dari keluarnya flek cokelat tersebut.

1. Keputihan

Keputihan bisa menjadi salah satu penyebab keluar flek cokelat.

Biasanya, keputihan terjadi sebelum atau setelah menstruasi.

Menurut Sutter Health, mengalami keputihan berwarna cokelat beberapa hari sebelum dan setelah haid adalah hal yang normal bagi perempuan.

Sebab, keluarnya cairang putih ini merupakan salah satu bagian dari siklus menstruasi.

Jika flek tersebut terlihat sebelum haid, kemungkinan alirannya akan terasa ringan dan lebih awal keluar.

Meski namanya keputihan namun jika terjadi setelah menstruasi, biasanya cairan yang keluar berwana cokelat.

Hal ini terjadi karena adanya sisa darah menstruasi yang keluar dari vagina.

Namun dalam beberapa kasus, keputihan berwarna cokelat mungkin merupakan tanda dari kondisi lain.

Hal ini biasanya berkaitan dengan masalah kesehatan, khususnya di daerah rahim.

Sekalipun keputihan mungkin merupakan bagian normal dari siklus menstruasi, itu bisa jadi merupakan gejala dari kondisi lain.

Terkadang muncul pertanyaan keputihan yang menyerupai flek cokelat setelah haid bolehkah berhubungan intim.

2. Perimenopause

Perimenopause adalah waktu menjelang menopause.

Menurut North American Menopause Society, penyakit ini dapat bertahan selama 4-8 tahun.

Gejala perimenopause dapat berupa keringat malam, vagina kering, dan hot flashes.

American College of Obstetricians and Gynecologists mencatat bahwa perimenopause dapat menyebabkan perdarahan dan atau flek yang tidak teratur.

Moms tetap harus mendiskusikan perdarahan abnormal dengan dokter.

Sebab, hal ini bisa menjadi tanda polip atau ketidakseimbangan hormonal.

3. Kontrol Kelahiran

Metode pengendalian kelahiran tertentu dapat menyebabkan bercak atau keluarnya cairan berwarna cokelat.

Misalnya, seseorang mungkin mengalami perdarahan tidak teratur atau bercak selama sekitar 3-6 bulan setelah pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).

Menurut Society of Obstetricians and Gynecologists of Canada, pil KB dapat menyebabkan flek atau keluarnya cairan berwarna cokelat selama beberapa bulan pertama meminumnya.

Flek lebih sering terjadi pada pil progestin dibandingkan dengan pil yang mengandung estrogen. Itu juga bisa terjadi ketika orang terlambat minum pil.

4. Terkait Kehamilan

Selama awal kehamilan, perempuan mungkin mengalami flek yang tidak berbahaya, pendarahan ringan, atau keluarnya cairan berwarna cokleat, melansir National Health Service.

Ini dapat terjadi karena pendarahan implantasi, yang dapat terjadi saat embrio pertama kali menempel ke rahim, atau akibat pengeluaran darah lama dari rahim.

Jika terjadi pada kehamilan selanjutnya, keputihan bisa menjadi tanda masalah dengan plasenta atau persalinan prematur.

Perdarahan terkait kehamilan bisa menjadi tanda keguguran jika:

  • Perdarahannya lebih berat
  • Ada kram perut
  • Keluarnya cairan atau jaringan yang menyertainya

5. Pemeriksaan Panggul

Terkadang cairan berwarna cokelat atau flek berarti Moms memiliki area yang sangat sensitif di sekitar sana.

Jika Moms menjalani pemeriksaan panggul, misalnya, Moms mungkin akan mengalami sedikit bercak atau flek setelahnya.

Ini juga sangat normal jika Moms mengeluarkan cairan atau bercak cokelat setelah melakukan Pap smear.

Saat melakukan tes ini dokter akan mengumpulkan sel-sel dari serviks dengan menggunakan kapas atau sikat lembut.

Nantinya, hal itu dapat menyebabkan sedikit pendarahan atau flek selama beberapa hari ke depan setelah pemeriksaan.

Jika hal ini terjadi, Moms tetap dapat melakukan hubungan seks dengan Dads.

Baca Juga: Ini Dia 6 Penyebab Telat Haid 1 Minggu, Yuk Disimak!

Penyebab Keluarnya Flek Cokelat yang Perlu Diwaspadai

Flek Coklat Setelah Haid Bolehkah Berhubungan -2
Foto: Flek Coklat Setelah Haid Bolehkah Berhubungan -2

Sebelum menjawab apakah flek cokelat setelah haid bolehkah berhubungan, Moms harus mengetahui beberapa kondisi medis dapat menyebabkan keluarnya flek cokelat.

Berikut ini adalah beberapa penyebab yang paling umum:

1. Sindrom Ovarium Polikistik

Sindrom ovarium polikistik atau polycystic ovary syndrome adalah kondisi metabolik dan hormonal yang mempengaruhi 1 dari 10 perempuan usia subur, dikutip Women’s Health.

Selain bercak cokelat, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan:

  • Menstruasi yang terlewat
  • Menipiskan rambut
  • Jerawat
  • Pertumbuhan rambut wajah
  • Penambahan berat badan
  • Menggelapkan kulit di area tubuh tertentu

2. Infeksi Menular Seksual (IMS)

IMS atau Sexually Transmitted Infections (STIs) dapat menyebabkan keputihan yang tidak biasa.

Menurut Texas Department of State Health Services , infeksi yang dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna kecokelatan adalah:

  • Gonorea
  • Klamidia
  • Penyakit radang panggul, yang dapat disebabkan oleh kasus gonore atau klamidia yang tidak diobati

Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala apa pun.

Namun, Moms yang yang memilikinya mungkin akan merasa:

  • Kotoran berbau yang mungkin berwarna putih, kuning, cokelat, atau kehijauan
  • Nyeri saat berhubungan seks atau buang air kecil
  • Nyeri di perut
  • Gatal di sekitar alat kelamin
  • Ruam atau luka

3. Ketidakseimbangan Hormonal

Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan bercak atau perdarahan antar periode, yang dapat menyebabkan keluarnya cairan berwarna cokelat, menurut Reproductive Facts.

Faktor-faktor tertentu juga dapat mengubah kadar hormon dan menyebabkan perdarahan abnormal dari rahim.

Ini termasuk:

  • Obat-obatan yang mempengaruhi estrogen dan progesteron
  • Diabetes
  • Gangguan hati atau ginjal
  • Masalah tiroid atau kelenjar adrenal
  • Perubahan berat badan yang signifikan
Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang terbentuk di bagian dalam ovarium.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.