26 Oktober 2023

Gempa Tektonik: Penyebab, Dampak, dan Contoh Peristiwanya

Fenomena alam ini juga umumnya muncul jadi materi belajar anak sekolah
Gempa Tektonik: Penyebab, Dampak, dan Contoh Peristiwanya

Gempa tektonik adalah fenomena alam yang disebabkan oleh pelepasan tenaga yang dari bergesernya lempengan plat tektonik.

Melihat letak geografisnya yang istimewa, Indonesia menjadi negara yang rawan terkena bencana alam.

Salah satu bencana yang bisa terjadi kapan saja adalah gempa tektonik.

Lalu, seperti apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan bila gempa terjadi.

Yuk, simak artikel mengenai gempa di bawah ini!

Baca Juga: 18 Rekomendasi Film Bencana Alam, Menegangkan Nontonnya!

Penyebab Gempa Tektonik

Ilustrasi Pasca Gempa
Foto: Ilustrasi Pasca Gempa (iStockphoto.com)

Dilansir dari Britannica, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya suatu gempa bumi.

Berikut ini beberapa penyebab gempa yang harus diketahui:

1. Pergerakan Magma Gunung Berapi

Salah satu penyebab terjadinya gempa bumi adalah pergerakan magma di dalam gunung berapi.

Gempa ini terjadi sebagai akibat langsung terjadinya letusan gunung berapi.

2. Tumbukan

Tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa bumi.

Namun, jenis gempa bumi ini sangat jarang terjadi.

3. Runtuhan

Jenis gempa bumi ini umum terjadi di daerah kapur atau daerah pertambangan.

Tak perlu khawatir, gempa bumi ini juga jarang terjadi dan bersifat lokal.

Baca Juga: Cara Melatih Anak Menghadapi Gempa Bumi, Bisa Dimulai dengan Latihan Evakuasi!

4. Penumpukan Massa Air yang Sangat Besar

Gempa bumi karena menumpuknya massa air yang besar di balik dan pernah terjadi di Dam Karibia di Zambia, Afrika.

Namun, jenis gempa ini sangat jarang terjadi.

5. Gelombang Longitudinal dan Transversal

Gelombang primer (gelombang longitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dan memiliki kecepatan antara 7–14 km/detik.

Getaran ini berasal dari hiposentrum.

Sedangkan, gelombang sekunder (gelombang transversal) ialah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang, yakni 4–7 km/detik.

Gelombang jenis ini tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

6. Oleh Bahan Peledak

Gempa juga ternyata bisa terjadi akibat bahan peledak.

Inilah mengapa para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.

Baca Juga: Serangga Kamitetep, Ketahui Bahaya Jika Terkena Kulit

Dampak dari Gempa Tektonik

Kondisi Tanah Akibat Gempa
Foto: Kondisi Tanah Akibat Gempa (iStockphoto.com)

Sebagai suatu bencana, tentu gempa sangat berdampak pada kehidupan manusia apabila terjadi.

Berikut ini merupakan dampak dari adanya gempa bumi:

1. Tanah Longsor

Gempa tektonik sangat rawan menyebabkan pergerakan bukit dan gunung yang tidak stabil sehingga bisa terjadi tanah longsor di sana.

Longsoran ini sangat berbahaya karena berisiko merusak properti dan melukai bahkan mengubur orang.

2. Kerusakan Masif

Gempa tektonik yang terjadi dapat menyebabkan bangunan berguncang.

Apabila struktur tersebut sudah tua atau belum dibangun dengan benar menahan kekuatan gempa bumi, tentunya banguna bisa runtuh.

Runtuhnya struktur tersebut tentunya berbahaya dan menelan korban jiwa dan menyebabkan kerusakan pada bangunan di sekitarnya.

3. Tsunami

Tsunami adalah merupakan bencana susulan yang terjadi akibat gempa tektonik di laut.

Ini juga bisa menjadi salah satu dampak paling mematikan dari bencana ini.

Pergeseran atau pergerakan lempeng di bawah laut dapat menyebabkan gelombang besar yang membangun momentum dan ukuran yang besar saat mencapai tanah.

Gelombang besar ini dapat mencapai ketinggian 100 kaki dan berpotensi menerpa bangunan, struktur dan menyebabkan kerusakan mil.

Dalam beberapa peristiwa tsunami, tidak sedikit orang yang menjadi tunawisma atau kehilangan keluarga dan teman-teman.

4. Menyebabkan Kebakaran

Kerusakan-kerusakan pada bangunan akibat gempa tektonik bisa menimbulkan aliran listrik terputus atau kebocoran pipa dan tabung gas.

Hal ini berpotensi menyebabkan ledakan yang dapat menimbulkan kebakaran.

5. Menjadi Penyebab Wabah Penyakit

Gempa tektonik bisa membuat penduduk mengalami kekurangan air bersih.

Fasilitas-fasilitas kesehatan pun bukan tidak mungkin rusak.

Kualitas kehidupan yang menurun seperti inilah yang memungkina suatu wabah terjadi pada saat gempa bumi terjadi.

6. Gangguan Pasokan Air dan Listrik

Guncangan yang kuat dari gempa dapat merusak saluran pipa air bawah tanah atau permukaan, mengakibatkan retakan, pecahnya pipa, atau pergeseran pipa.

Hal ini dapat mengakibatkan kebocoran air, penurunan tekanan air, atau bahkan kerusakan berat pada sistem distribusi air.

Gempa juga dapat merusak pembangkit listrik dan fasilitas pendukungnya.

Tentunya, kerusakan ini dapat menghentikan produksi listrik, mengakibatkan pemadaman listrik di wilayah yang terkena dampak.

7. Ketakutan dan Stres Emosional

Gempa tektonik seringkali terjadi tanpa peringatan dan dengan sangat mendadak.

Ketika orang tiba-tiba mengalami getaran tanah dan goncangan kuat, hal ini dapat memicu ketakutan karena tidak ada waktu untuk mempersiapkan diri.

Perasaan takut akan cedera serius atau kematian juga bisa sangat meningkat selama gempa.

Tak hanya harta benda, gempa juga bisa memisahkan keluarga dan teman-teman.

Rasa kehilangan sosial ini dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi, yang dapat meningkatkan stres emosional.

Bahkan, beberapa orang yang mengalami gempa dapat mengalami dampak trauma yang berkepanjangan, seperti gangguan stres pascatrauma (PTSD).


Contoh Gempa Tektonik yang Pernah Terjadi di Indonesia

Kondisi Usai Gempa
Foto: Kondisi Usai Gempa (iStockphoto.com)

Agar lebih paham, berikut ini terdapat beberapa contoh dari gempa yang pernah terjadi di Indonesia.

Yuk, simak penjelasannya di bawah ini, Moms!

1. Aceh (2004)

Gempa bumi ini terjadi pada 26 Desember 2004, tepatnya di dasar Samudera Hindia, lepas pantai Sumatera.

Gempa kuat ini diperkirakan awalnya tercatat berkekuatan 9,1 skala Richter.

Namun, akhirnya meningkat 9,3 skala richter.

Gempa tersebut menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian mencapai 30 meter yang kemudian memantul ke 12 pantai di pesisir Samudera Hindia.

Besarnya gemba dan tsunami yang terjadi tidak hanya berdampak di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara yaitu Asia Tenggara dan Selatan yang lain.

Dari peristiwa ini diperkirakan kurang lebih 230.000 jiwa tewas, bentuk planet bumi sedikit berubah, dan menggeser Kutub Utara beberapa sentimeter.

2. Nias (2005)

Pada 28 Maret 2005 malam terjadi gempa tektonik yang berpusat di dasar Samudra Hindia, sejauh 200 km sebelah barat Sibolga, di lepas pantai Pulau Sumatera.

Gempa ini tercatat memiliki angka 8,7 skala richter dengan getaran yang terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar 1.000 km jauhnya.

Akibat dari gempa bumi ini tercatat korban jiwa dengan jumlah 1.346 orang.

Baca Juga: 9 Gunung di Jawa Tengah, Ada Gunung Slamet dan Gunung Merapi

3. Pangandaran (2006)

Pada 17 Juli 2006, di lepas Pantai Pangandaran terjadi gempa tektonik berkekuatan magnitudo 7,7 yang menimbulkan gelombang tsunami setinggi 21 meter.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), korban akibat gempa yang terjadi adalah 668 orang tewas, 65 hilang dan diasumsikan tewas, sementara 9.299 orang mengalami luka-luka.

4. Yogyakarta (2006)

Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 menjadi salah peristiwa gempa tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gempa yang berkekuatan 5,9 skala richter ini menimbulkan 6234 korban meninggal, namun juga merusak banyak rumah yang rata dengan tanah.

Akibat gempa ini, jaringan komunikasi terputus dan warga yang mengungsi berjumlah 200.000 orang.

5. Padang (2009)

Gempa tektonik ini terjadi dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas pantai Sumatera Barat.

Akibatnya terjadi kerusakan parah di beberapa wilayah di Sumatera Barat.

Banyaknya korban tewas akibat Gempa Bumi Padang mencapai 1.117 jiwa.

6. Donggala, Palu (2018)

Gempa bumi ini terjadi beberapa kali pada 28 September 2018 dengan disusul gelombang tsunami yang menerjang pantai barat Pulau Sulawesi bagian utara.

Tidak hanya menimbulkan tsunami, akibat gempa ini terjadi fenomena tanah bergerak atau biasa disebut likuifaksi.

Korban tewas karena gempa tektonik dan tsunami ini mencapai lebih dari 2.113 orang, 1.309 orang hilang.

Sementara korban luka-luka sebanyak 4.612 orang yang tersebar di berbagai rumah sakit.

7. Banten (2022)

Gempa tektonik yang terjadi pada 14 Januari 2022 ini berkekuatan magnitudo 6,6.

Pusat gempa berada di daerah Pandeglang. Tak hanya di Banten, gempa pun terasa hingga wilayah Jakarta.

Dahsyatnya guncangan bumi di Banten masa itu membuat banyak bangunan rusak.

Dengan rincian 3.078 rumah rusak, 51 unit gedung sekolah rusak, 17 unit fasilitas kesehatan rusak, 8 unit kantor pemerintahan rusak, 3 unit tempat usaha rusak, dan 21 tempat ibadah rusak.

Baca Juga: 13+ Barang Wajib dalam Tas Siaga Bencana, Yuk Persiapkan!

Itu tadi Moms informasi mulai dari penyebab, dampak dan contoh gempa yang pernah terjadi di Indonesia.

Informasi ini bisa menjadi pengingat untuk Moms agar selalu waspada, ya!

  • https://www.britannica.com/science/earthquake-geology
  • https://www.phivolcs.dost.gov.ph/index.php/earthquake/introduction-to-earthquake

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb