13 Jenis Ular Laut yang Perlu Diwaspadai saat Diving
Indonesia, sebagai negara maritim, memiliki beragam biota laut, termasuk spesies ular laut atau krait.
Ular laut dikenal memiliki racun paling kuat, namun jarang menyebabkan kematian karena tidak agresif.
Sebab, racun yang dikeluarkan oleh ular laut dalam jumlah kecil dan taringnya pendek.
Yuk, cari tahu selengkapnya di bawah ini.
Baca Juga: Mengenal Ular Kawat, Spesies Ular Kecil yang Jinak
Ketahui Berbagai Jenis Ular Laut
Menurut Britannica, ular laut dibedakan dari habitat dan adaptasinya, mampu menyelam hingga 30 meter.
Dari 55 spesies, sebagian besar berukuran 1-1,5 meter, dengan beberapa mencapai 2,7 meter.
Berikut jenis-jenis ular laut, termasuk yang hidup di perairan Indonesia:
1. Banded Sea Krait
Bisa banded sea krait sepuluh kali lebih berbahaya dari ular derik.
Sengatannya bisa menyebabkan hipertensi, sianosis, paralisis, bahkan kematian jika terlambat ditangani.
Menurut Oceana, di beberapa negara ular ini dikonsumsi dan dianggap aman karena tidak agresif, hanya menggigit untuk membela diri.
Nelayan sering tergigit karena ular ini tersangkut di jaring.
Racunnya mengandung neurotoksin, yang menyerang saraf dan jantung, menyebabkan paralisis.
2. Yellow Sea Snake
Yellow sea snake adalah jenis ular laut yang cukup agresif dan mudah merasa terganggu.
Hati-hati jika tidak sengaja menemuinya, ular berpotensi menyerang jika merasa terganggu.
Selain itu, bisanya berpotensi menyebabkan kematian meski tidak seberacun bisa banded sea krait.
Jika digigit bisanya dapat menyebabkan myositis, yaitu kerusakan otot yang dapat mempengaruhi sistem gerak tubuh.
3. Slender Sea Snake
Jenis ular laut selanjutnya adalah slender sea snake.
Ular ini memiliki ciri khas kepala kecil dan ramping.
Gigitan ular ini sering diremehkan, karena bentuk kepalanya kecil dan ramping.
Jangan salah, ular ini dapat mengeluarkan bisa yang beracun dan mampu menyebar ke seluruh tubuh dalam hitungan menit.
4. Ornate Reef Sea Snake
Ornate reef sea snake bersifat agresif dan mudah menggigit saat merasa terganggu.
Bisanya mengandung neurotoksin kuat yang dapat memicu kelumpuhan dan kematian seketika.
Tidak sampai di situ saja, bisa jenis ular ini juga dapat mengakibatkan kerusakan otot dan gejala neurologis lainnya.
5. Elapid
Jenis ular laut selanjutnya adalah elapid.
Ular ini memiliki ciri fisik taring pendek yang terdapat di rahang atas.
Elapid memiliki ekor berbentuk dayung dan struktur lain yang disesuaikan dengan lingkungan laut.
Tubuhnya cenderung ramping dan lincah.
Ukuran yang kecil cenderung tidak berbahaya bagi manusia.
Racunnya bersifat neurotoksik, sehingga dapat merusak jaringan tubuh atau sel darah.
Gigitannya relatif tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi kematian akibat kelumpuhan jantung dan paru-paru dapat terjadi dengan cepat.
6. Bandy-bandy
Ular ini memiliki ciri warna hitam dengan cincin putih kekuningan di bagian tubuhnya.
Ular dewasa memiliki ukuran 50–80 sentimeter, dengan bisa yang bisa membahayakan tubuh.
Bandy-bandy memiliki kepala dan mata kecil, serta tubuh yang ramping.
Untuk menakut-nakuti musuhnya, bandy-bandy mengangkat tubuhnya secara vertikal menjadi beberapa gulungan.
Baca Juga: 10 Jenis Ular Sawah yang Sering Ditemukan, Waspada!
7. Coral Snake
Ukuran coral snake berkisar antara 40-160 sentimeter.
Mereka mudah ditemukan terutama di daerah laut tropis.
Sebagian besar spesies memiliki tiga warna, dengan berbagai kombinasi cincin merah, hitam, dan kuning atau putih.
Ular ini memiliki sisik halus dan ekor pendek.
Dengan taring berongga pendek, ular ini dapat menghasilkan racun neurotoksik yang kuat.
Menurut Jurnal StatPearls, racun coral snake sangat kuat tersebut dapat menyebabkan keterlambatan neurotoksisitas yang signifikan dan kegagalan pernapasan.
Gejala awal yang muncul mungkin termasuk nyeri ringan di tempat gigitan, mual, muntah, pusing, hingga sakit perut.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.