02 November 2023

IUFD (Stillbirth): Penyebab, Diagnosis, dan Pencegahan

Mengenal IUFD atau bayi yang meninggal dalam kandungan
IUFD (Stillbirth): Penyebab, Diagnosis, dan Pencegahan

Cara Mengeluarkan Janin Setelah Diagnosis IUFD

Penanganan IUFD pun berbeda dengan keguguran. Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan menginduksi persalinan.

Pilihan pengobatannya meliputi:

  • Melebarkan serviks untuk mengeluarkan janin melalui jalan lahir.
  • Menggunakan kateter yang dimasukkan obat untuk memulai kontraksi.
  • Melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi.
  • Menggunakan obat alami untuk memulai persalinan dan melahirkan janin secara alami.

Baca Juga: Lebih Sakit Melahirkan Normal atau Caesar? Simak Moms!

Bagaimana dalam Kehamilan Kembar?

Ketika mengalami kehamilan kembar, salah satu janin pun rentan mengalami IUFD.

Jika ini terjadi, bantuan induksi tidak akan dianjurkan.

Biasanya dokter akan memeriksa kondisi janin lainnya terlebih dahulu untuk kemudian mengambil tindakan yang sesuai dengan kondisi ibu serta janinnya.

Pada umumnya, mempertahankan kedua janin dalam kandungan hingga saatnya lahir banyak disarankan oleh dokter.

Cara Mencegah IUFD

Keguguran Janin
Foto: Keguguran Janin (Freepik.com/freepik)

Perlu diakui bahwa tak semua kasus IUFD bisa dilakukan pencegahan.

Kendati demikian, Moms masih bisa melakukan sesuatu untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini.

Moms tentu ingin menghindari terjadinya stillbirth. Untuk itu ada beberapa hal yang dapat Moms lakukan.

Saat sebelum hamil, bila Moms telah mengetahui bahwa Moms memiliki risiko stillbirth, maka konsultasikanlah kepada dokter kandungan.

Jelaskan sedetail mungkin apa saja yang Moms konsumsi, termasuk obat herbal sekalipun.

Bila Moms seorang penderita diabetes atau hipertensi maka pastikan kondisi Moms terkendali sebelum hamil.

Begitu pula jika Moms mengalami obesitas, maka upayakan untuk menurunkan berat badan Moms sebelum hamil dan jangan sesekali mencoba menguruskan bada saat kehamilan.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah stillbirth atau IUFD adalah:

  • Berhenti merokok.
  • Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan berbahaya yang bisa membahayakan diri dan janin.
  • Menghindari tidur dengan posisi terlentang saat usia kehamilan memasuki 28 minggu atau lebih.

Jangan lupa untuk pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan atau bidan secara rutin untuk memantau kesehatan ia dan janin

Untuk ibu hamil yang memiliki risiko terkena IUFD, lakukanlah konsultasi ke dokter kandungan secara rutin.

Baca Juga: Abortus Habitualis atau Keguguran Berulang, Berikut Penyebabnya

Hal yang Harus Dilakukan Pasca Stillbirth

Proses Melahirkan Normal
Foto: Proses Melahirkan Normal (Orami Photo Stocks)

Stillbirth memang harus dikeluarkan sesaat setelah diketahui meninggal, kecuali terdapat masalah medis yang membahayakan Moms.

Lebih cepat memang lebih baik namun tak perlu dipaksakan, batasnya adalah 14 hari atau sekitar 2 minggu.

Proses setelah melahirkannya pun akan sama, ASI Moms akan keluar, namun dokter biasanya akan memberikan penghenti ASI pada ibu bayi IUFD.

Setelah mengalami stillbirth, Moms tentu ingin melihat dan memeluk bayi yang sudah dilahirkan tersebut.

Bahkan Moms juga ingin memberikan nama bagi bayi mereka, sebagian ada yang ingin menciptakan kenangan dengan mengambil foto atau seikat rambut.

Trauma tentulah dirasakan, namun mencari tahu mengapa stillbirth dapat terjadi akan membantu proses berduka dan memberikan informasi jika Moms ingin hamil kembali di masa depan.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3893926/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557533/
  • https://www.childbirthinjuries.com/birth-injury/intrauterine-fetal-demise/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb