
Nama Favipiravir mungkin baru familiar di telinga masyarakat setelah pandemi COVID-19. Namun faktanya, obat tersebut telah ada sejak 2014 di Jepang, lho.
Maraknya wabah virus Corona menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak, karena banyak korban berjatuhan akibat terserang virus Corona.
Favipiravir menjadi salah satu obat COVID-19 yang mendapat izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI.
Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai obat Favipiravir hingga dosisnya di bawah ini!
Baca Juga: Kolitis Ulseratif: Kenali Penyebab, Gejala, dan Perawatan untuk Kondisi Radang Usus yang Satu Ini
Foto: Favipiravir (istockphoto.com)
Foto: istockphoto.com
Favipiravir adalah obat golongan antivirus temuan Toyama Chemical Co.,Ltd.
Dilansir dari Asia One, ini merupakan obat antiviral pertama yang disetujui oleh National Medical Products Administration China, yang secara khusus diedarkan untuk mengobati pasien virus corona COVID-19.
Sebelum digunakan dalam terapi COVID-19, obat tersebut lebih dulu digunakan untuk menghambat replikasi virus influenza A dan B, serta virus Ebola.
Favipiravir atau t705 atau 6-fluoro-3-hydroxy-2-pyrazinecarboxamide merupakan obat turunan dari pyrazinecarboxamide.
Obat ini bekerja melawan virus RNA dengan menghambat enzim polimerasi, sehingga virus tidak dapat berkembang biak.
Sejak 3 September 2022, BPOM telah memberi izin Favipiravir dengan merek dagang Avigan untuk mengatasi infeksi COVID-19.
Obat ini ditujukan bagi pasien dengan derajat ringan dan sedang dirawat di rumah sakit.
Meskipun kini Favipiravir masuk dalam paket obat telemedisin yang disediakan Kementerian Kesehatan bagi pasien isolasi mandiri di masa lonjakan kasus Omicron.
Baca Juga: 12+ Potret Gemas Pangeran Louis, Pecahkan Rekor 100 Tahun Kerajaan
Foto: minum favipiravir (Shutter Stock)
Foto: Orami Photo Stock
Berdasarkan salinan berkas Informatorium COVID-19 BPOM diketahui, 1 tablet Favipiravir diproduksi dalam ukuran 200mg.
Melansir Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America, Favipiravir bekerja secara selektif menghambat RNA-dependent RNA polymerase (RdRp) dari virus influenza.
Obat tersebut juga bekerja menghambat aktivitas replikasi virus.
Aturan pakai atau dosis penggunaan obat ini untuk mengatasi infeksi akibat virus influenza, yaitu:
Sedangkan sebagai obat COVID-19, WHO menyarankan:
Di Indonesia, berdasarkan PDV 40 COVID-19 Patient Procedure, dosis minum Favipiravir terdiri dari dua aturan yakni:
Favipiravir dapat dikonsumsi bersama atau tanpa makanan.
Namun, untuk mencegah terjadinya nyeri lambung, sebaiknya konsumsi obat ini bersama makanan atau setelah makan.
Pastikan ada jarak yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.
Disarankan untuk mengonsumsi favipiravir pada waktu yang sama setiap harinya.
Baca Juga: Serba-serbi Cystic Fibrosis pada Anak, Mulai dari Gejala hingga Cara Mengatasinya
Foto: Favipiravir
Foto: Orami Photo Stock
Obat ini memang aman digunakan oleh pasien COVID-19, namun ada beberapa kondisi pasien yang dilarang untuk mengonsumsinya, diantaranya:
Bagi pasien pria, perlu diketahui bahwa obat ini didistribusikan dalam sperma.
Disarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi ketika mengonsumsi obat tersebut dan tujuh hari setelah pengobatan selesai.
Selain itu disarankan pula untuk tidak berhubungan seksual dengan pasangan yang tengah mengandung.
Penggunaan obat ini pada pasien lansia juga harus dilakukan dengan berhati-hati, diikuti dengan memonitor kondisinya secara umum.
Diketahui, pemberian Favipiravir bersamaan dengan jenis obat tertentu harus dilakukan dengan kehati-hatian karena memiliki efek interaksi.
Jenis obat yang perlu diwaspadai dan harus dengan pengawasan dokter jika dikonsumsi bersama Favipravir yaitu:
Baca Juga: Benarkah Makan Ular Berkhasiat Bagi Kesehatan? Cek Faktanya yuk!
Foto: Favipiravir
Foto: Orami Photo Stock
Meski dikatakan efektif dalam mengobati COVID-19, ada sejumlah bahaya dan efek samping dari obat ini:
Perlu diingat bahwa semua obat memiliki efek samping termasuk Favipiravir ini.
Tingkat keparahan dan gejala efek samping yang muncul mungkin akan bervariasi.
Obat ini tidak bisa diperoleh secara bebas di pasaran.
Oleh karena itu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak coba-coba mencari obat ini karena ketersediaannya terbatas dan hanya didistribusikan di sejumlah rumah sakit rujukan COVID-19.
Baca Juga: Cara Membuat Minyak Kelapa Murni, Kenali Juga Manfaatnya untuk Kecantikan dan Kesehatan
Itu dia Moms penjelasan mengenai obat Favipiravir. Jika ingin mengonsumsinya, ada baiknya konsultasikan kepada dokter ya!
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.