29 Februari 2024

14 Sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan Kisahnya

Semuanya pantas menjadi figur idola bagi kita
14 Sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan Kisahnya

Foto: flickr.com

5. Martha Christina Tiahahu

Martha Christina Tiahahu
Foto: Martha Christina Tiahahu (Flickr.com/Fckjhon)

Sejak masih remaja, pahlawan nasional wanita yang satu ini langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Pattimura.

Martha lahir pada tanggal 4 Januari 1800 dari keluarga Thomas Matulessy. Thomas Matulessy (ayah Martha) adalah sesama prajurit yang berperang melawan koloni Belanda pada tahun 1817.

Hal yang menjadi ciri khasnya adalah rambut yang selalu terurai dengan ikat kepala.

Sayangnya, ia yang sempat berjuang bersama sang ayah kemudian kesehatannya mulai terganggu saat sang ayah meninggal.

Pahlawan nasional wanita ini meninggal dalam pertempuran di Laut Banda.

6. Nyi Ageng Serang

Nyi Ageng Serang
Foto: Nyi Ageng Serang (En.wikipedia.org)

Tidak banyak yang mengenal Nyi Ageng Serang, namun pahlawan nasional wanita ini pengaruh dan kontribusinya bagi Indonesia patut dibanggakan.

Ia aktif memimpin pasukan untuk melakukan gerakan perlawanan di Serang.

Nyi Ageng Serang membantu perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah di daerah itu.

Inilah mengapa namanya masuk dalam daftar pahlawan nasional wanita yang patut kita hargai.

7. Dewi Sartika

Dewi Sartika
Foto: Dewi Sartika (Edura.unj.ac.id)

Dewi Sartika adalah pelopor akses pendidikan bagi perempuan Indonesia.

Sosok pahlawan nasional wanita ini pendiri sekolah perempuan pertama di Hindia Belanda. Ia resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional Wanita oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1966.

Pada 16 Januari 1904, ia membangun Sekolah Isteri Wanita di Pendopo Kabupaten Bandung.

Ini kemudian dipindahkan ke Jalan Ciguriang dan berubah nama menjadi Sekolah Kaoetaman Isteri (Sekolah Emimensi Istri) pada tahun 1910.

Tak hanya itu, sudah ada sembilan sekolah yang tersebar di seluruh Jawa Barat, lalu kemudian berkembang menjadi satu sekolah tiap kota. Hebat sekali!

Nama sekolah tersebut diubah lagi menjadi Sekolah Raden Dewin pada tahun 1929. Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947, di Cineam, Tasikmalaya.

Baca Juga: 15 Inspirasi Puisi Kemerdekaan Indonesia yang Membakar Semangat Perjuangan

8. Rasuna Said

Rasuna Said
Foto: Rasuna Said (Ikpni.or.id)

Hajjah Rangkayo Rasuna Said, adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan nasional Indonesia.

Pada 13 November 1974, ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan oleh presiden Soeharto, perempuan kesembilan yang dianugerahi kehormatan ini.

Seperti R.A Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita.

Sebagai seorang Muslim yang taat, Rasuna secara aktif berkampanye untuk hak-hak pendidikan dan politik perempuan.

Ia percaya bahwa keyakinan reformisnya memberikan dasar untuk mengadvokasi perempuan. Keyakinan agamanya meyakinkannya bahwa perempuan harus terdidik.

Ketika ia pindah ke Padang pada tahun 1931, Rasuna kecewa ketika mengetahui bahwa perempuan dilarang mengenyam pendidikan dan politik aktif.

Akhirnya di sana ia mendirikan sekolah dan mendirikan bagian Permi (Persatuan Muslim Indonesia) untuk perempuan dan anak perempuan.

Pada tahun 1933, Permi, yang didirikan oleh para aktivis muda yang mendukung hak perempuan atas pendidikan agama, memiliki ribuan anggota perempuan.

Raden Ayu Hj. Siti Hartinah, atau yang lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto, adalah istri...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb