03 Februari 2023

8 Makanan Pantangan Rematik yang Harus Dihindari, Catat!

Hindari makanan pantangan rematik ini jika tak mau gejalanya kambuh
8 Makanan Pantangan Rematik yang Harus Dihindari, Catat!

Apa saja yang menjadi makanan pantangan rematik?

Rematik atau dalam istilah medis disebut dengan rheumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi kronis yang tidak diketahui apa yang menjadi penyebabnya.

Jika Moms didiagnosis mengalami penyakit ini, maka tidak ada pengobatan tertentu yang bisa menyembuhkannya secara total.

Ini karena rematik adalah penyakit progresif, jadi mengelola kondisinya berarti mengobati gejalanya dan juga memperlambat perkembangannya.

Salah satu cara untuk mencegah gejala adalah dengan mengetahui dan menghindari pantangan rematik, seperti misalnya melalui makanan.

Sejauh ini memang belum ada bukti ilmiah yang lengkap mengenai pola makan sehat untuk mencegah rematik.

Namun dengan menghindari makanan pantangan rematik, beberapa orang mengaku merasa lebih baik, dengan gejala rheumatoid arthritis yang lebih sedikit.

Pola makan ini umumnya meminta pengidapnya untuk menghindari makan makanan tertentu yang bisa memicu peradangan, seperti lemak jenuh dan gula.

Tak hanya itu, salah satu pantangan rematik adalah makanan tinggi purin, yang dikenal sebagai pemicu asam urat.

Baca Juga: Wasapada Rematik, Penyebab Nyeri Sendi yang Menganggu Aktivitas

Makanan Pantangan Rematik

Berikut ini adalah beberapa makanan pantangan rematik yang wajib dihindari pengidapnya.

1. Gula Tambahan

Minuman Bergula
Foto: Minuman Bergula (Orami Photo Stock)

Jika Moms mengidap rematik, maka pantangan rematik pertama adalah makanan dengan gula berlebihan.

Moms harus membatasi asupan gula tambahan apa pun yang terjad.

Gula tambahan ditemukan dalam permen, soda, es krim, dan banyak makanan lainnya, termasuk makanan yang tidak terlalu kentara seperti saus barbekyu.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Brigham and Women's Hospital pada 217 orang dengan rheumatoid arthritis mencatat bahwa di antara 20 makanan, soda manis dan makanan penutup adalah yang paling sering dilaporkan memperburuk gejala rematik sehingga wajib dihindari.

Terlebih lagi, minuman manis seperti soda dapat meningkatkan risiko radang sendi secara signifikan.

Misalnya, dalam sebuah penelitian dari Journal of Nutrition dan Diabetes yang dilakukan pada 1.209 orang dewasa usia 20-30, mereka yang minum minuman yang dimaniskan fruktosa 5 kali per minggu atau lebih 3 kali lebih mungkin mengalami radang sendi daripada mereka yang mengonsumsi sedikit atau tanpa minuman yang dimaniskan fruktosa.

2. Daging Merah dan Daging Olahan

Makan Daging Merah (Orami Photo Stock)
Foto: Makan Daging Merah (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stocks)

Beberapa penelitian juga telah mengaitkan daging merah dan daging olahan dengan peradangan pada tubuh, yang mana kondisi ini bisa memperparah gejala rematik.

Mengutip jurnal Frontiers in Nutrition, makanan yang banyak diproses dan daging merah menunjukkan penanda inflamasi tingkat tinggi seperti interleukin-6 (IL-6), C-reactive protein (CRP), dan homocysteine .

Sebuah penelitian yang dipublikasikan Journal of Arthritis and Rheumatism, juga menemukan bahwa daging merah biasanya memperburuk gejala rematik.

Sebaliknya, Moms segera membatasi atau menghentikan asupan daging merah dan daging olahan sebagai pantangan rematik.

Moms juga bisa memilih untuk menjalankan pola makan nabati yang telah terbukti memperbaiki gejala radang sendi.

Baca Juga: 3 Ide Makanan Manis yang Aman untuk Anak Diabetes

3. Makanan yang Mengandung Gluten

Makanan Tinggi Gluten (Orami Photo Stock)
Foto: Makanan Tinggi Gluten (Orami Photo Stock)

Gluten adalah sekelompok protein dalam gandum, barley, rye, dan triticale (persilangan antara gandum dan gandum hitam).

Beberapa penelitian mengaitkannya dengan peningkatan peradangan dan menunjukkan bahwa makanan bebas gluten dapat meredakan gejala radang sendi.

Penelitian yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Nutrients menyebutkan bahwa pada 66 orang dengan rematik telah melakukan pengujian selama satu tahun.

Mereka menemukan bahwa pola makan vegan bebas gluten secara signifikan mengurangi aktivitas penyakit dan mencegah peradangan.

Namun tampaknya lebih banyak penelitian diperlukan untuk memastikan apakah diet bebas gluten saja bermanfaat bagi pengidap radang sendi.

Namun tak ada salahnya untuk kini memasukkan gluten sebagai pantangan rematik.

4. Makanan Olahan

Makanan Olahan (Orami Photo Stock)
Foto: Makanan Olahan (Orami Photo Stock)

Makanan pantangan rematik selanjutnya adalah makanan yang diproses seperti makanan cepat saji, sereal sarapan, dan makanan yang dipanggang.

Ini biasanya karena mereka kaya akan biji-bijian olahan, tambahan gula, pengawet, dan bahan yang berpotensi menyebabkan peradangan, yang semuanya dapat memperburuk gejala radang sendi dan rematik.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Autoimmunity Reviews, menunjukkan bahwa diet ala Barat yang kaya akan makanan olahan dapat meningkatkan risiko rematik dengan berkontribusi pada peradangan dan faktor risiko seperti obesitas.

Selain itu, mengutip Journal of Clinical Rheumatology, penelitian yang dilakukan pada 56 orang dengan rematik dan makan makanan olahan dalam jumlah lebih tinggi ini menunjukkan peningkatan faktor risiko penyakit jantung, termasuk kadar hemoglobin terglikasi (HbA1c) yang lebih tinggi, penanda kontrol gula darah jangka panjang.

Dengan demikian, makanan olahan adalah pantangan rematik selanjutnya yang dapat memperburuk kesehatan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko penyakit lain.

Baca Juga: Penting! Ketahui Bahaya Asam Urat dari Sekarang agar Bisa Menghindarinya

5. Alkohol

Minuman Alkohol
Foto: Minuman Alkohol (pixabay.com)

Tak hanya makanan, ada juga minuman pantangan rematik yakni alkohol.

Ini karena alkohol bisa memperburuk gejala radang sendi, siapapun dengan radang sendi harus membatasi atau menghindarinya.

Mengutip jurnal Arthritis Research and Therapy, telah dilakukan studi pada 278 orang dengan spondyloarthritis aksial yakni arthritis inflamasi yang terutama memengaruhi sumsum tulang belakang dan sendi sakroiliaka ternyata menemukan bahwa asupan alkohol dapat meningkatkan kerusakan struktural tulang belakang.

Penelitian juga menunjukkan bahwa asupan alkohol dapat meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan serangan asam urat.

Selain itu, konsumsi alkohol kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko osteoartritis, meskipun tidak semua penelitian menemukan hubungan yang signifikan.

6. Beberapa Produk Minyak Nabati

Minyak Nabati (Orami Photo Stock)
Foto: Minyak Nabati (Orami Photo Stock)

Diet tinggi lemak omega-6 dan rendah lemak omega-3 nyatanya dapat memperburuk gejala osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, jadi merupakan pantangan rematik.

Meksi lemak ini penting untuk kesehatan, namun rasio omega-6 dan omega-3 yang tidak seimbang di sebagian besar makanan dapat meningkatkan peradangan.

Mengurangi asupan makanan tinggi lemak omega-6, seperti minyak nabati, dan meningkatkan asupan makanan kaya omega-3 seperti ikan berlemak dapat memperbaiki gejala radang sendi.

Baca Juga: 17+ Manfaat Kulit Melinjo untuk Kesehatan, Bisa Cegah Asam Urat!

7. Makanan Tinggi Garam

Makanan Tinggi Kandungan Garam (Orami Photo Stock)
Foto: Makanan Tinggi Kandungan Garam (Orami Photo Stock)

Mengurangi garam mungkin merupakan pilihan yang baik bagi pengidap rematik.

Makanan tinggi garam yang menjadi pantangan rematik ini termasuk udang, sup kalengan, pizza, keju tertentu, daging olahan, dan banyak item olahan lainnya.

Sebuah penelitian pada tikus yang dipublikasikan di Yonsei Medical Journal menemukan bahwa radang sendi menjadi lebih parah pada tikus yang diberi makanan tinggi garam daripada pada mereka yang diberi makanan dengan kadar garam normal.

Selain itu, penelitian juga mengungkapkan bahwa diet rendah garam menurunkan keparahan rematik dibandingkan dengan diet tinggi garam.

Tikus dengan diet rendah garam memiliki lebih sedikit kerusakan tulang rawan dan kerusakan tulang, serta penanda inflamasi yang lebih rendah, daripada tikus dengan diet tinggi garam.

8. Makanan Tinggi AGEs (Advanced Glycation End Products)

Fast Food (Orami Photo Stock)
Foto: Fast Food (Orami Photo Stock)

Produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) adalah molekul yang dibuat melalui reaksi antara gula dan protein atau lemak.

Mereka secara alami ada dalam makanan hewani mentah dan dibentuk melalui metode memasak tertentu.

Makanan hewani berprotein tinggi dan berlemak tinggi yang digoreng, dipanggang, dibakar, atau dipanggang adalah beberapa sumber makanan tinggi AGEs.

Ini termasuk bacon, tumis atau panggang steak, ayam panggang atau goreng, dan hot dog panggang. Kentang goreng, keju Amerika, margarin, dan mayones juga kaya akan AGEs.

Ketika AGEs menumpuk dalam jumlah tinggi di tubuh, stres oksidatif dan pembengkakan dapat terjadi.

Stres oksidatif dan pembentukan AGE terkait dengan perkembangan penyakit pada orang dengan rematik.

Faktanya, orang dengan radang sendi telah terbukti memiliki tingkat AGEs yang lebih tinggi dalam tubuh mereka daripada orang tanpa radang sendi.

Akumulasi AGE di tulang dan persendian juga dapat berperan dalam perkembangan dan perkembangan osteoartritis.

Mengganti makanan AGE tinggi dengan makanan bergizi utuh seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan ikan dapat mengurangi beban AGE total dalam tubuh.

Baca Juga: Penuhi Kebutuhan Serat Si Kecil dengan Jenis Buah-buahan Ini

Jika Moms mengidap rematik, maka makanan pantangan rematik dan gaya hidup sehat dapat membantu meringankan gejala.

Penelitian menunjukkan bahwa Moms harus menghindari makanan dan minuman tertentu, termasuk makanan olahan, daging merah, gorengan, dan makanan yang kaya gula.

Namun, ingat juga bahwa faktor gaya hidup seperti tingkat aktivitas, berat badan, dan status merokok juga penting untuk mengelola artritis.

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30554495/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6692958/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/31902026/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30213695/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3705319/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/15593211/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6746966/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4817078/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5563270/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb