
Beberapa orang menganggap asam urat penyakit ringan. Bahkan, ada yang berpendapat penyakit mudah disembuhkan.
Biasanya, anggapan ini karena gejala awal serangan asam urat yang bisa hilang sendiri.
Karena rasa nyerinya cuma sebentar, banyak orang menganggap penyakit ini tidak perlu diobati.
“Ini pendapat yang salah! Kita seharusnya berhati-hati terhadap penyakit ini,” kata Robert Terkeltaub, seorang profesor kedokteran di University of California, San Diego.
Menurutnya, jika tidak ditangani dengan cepat, akan ada banyak hal buruk yang bisa terjadi di masa depan.
Baca Juga: Gejala Filariasis, Penyakit Kaki Gajah yang Berbahaya
Foto: Tangan Sakit (Orami Photo Stock)
Berikut ini gejalanya yang bisa Moms dan Dads kenali:
Beberapa penyebab asam urat berasal dari makanan, tetapi sebagian besar merupakan produk sampingan dari metabolisme.
Sementara, penyebab lainnya adalah beberapa penyakit yang mengakibatkan asam urat menumpuk sehingga membentuk kristal, seperti:
Kristal tersebut sering bermigrasi ke jari kaki. Hasilnya adalah timbulnya rasa sakit yang menyiksa, kehangatan, dan kemerahan.
Kondisi ini biasanya memengaruhi jempol kaki, tetapi dapat terjadi pada sendi mana pun, seperti:
Rasa sakit kemungkinan akan terasa paling parah dalam 4–12 jam pertama setelah pertama kali nyerinya muncul.
Serangan dari gejala asam urat 2 kali lebih mungkin terjadi pada malam hari dibandingkan pada siang hari.
Ini karena beberapa faktor yang berbeda, termasuk suhu tubuh yang lebih rendah, yang dapat membuat asam urat menumpuk lebih mudah.
Nyeri yang terjadi bisa memburuk dengan cepat, kemudian mulai mereda.
Menurut National Health Service (NHS), jika Moms dan Dads bangun setiap pagi dengan lutut yang kaku dan nyeri, ini mungkin tidak berhubungan dengan asam urat.
Nyeri yang berhubungan dengan asam urat cenderung berubah dari 0 menjadi 60 dalam waktu kurang dari 24 jam.
Beberapa orang pergi tidur dengan perasaan baik-baik saja, kemudian bangun di malam hari dengan rasa sakit yang hebat.
Asam urat cenderung menyerang sebagai rasa sakit yang intens yang hilang dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Bahkan, beberapa bulan atau tahun bisa bebas dari serangan awal.
Tetapi jika asam urat tinggi tidak segera diobati, nyeri hebat tersebut dapat mulai terjadi lebih sering dan intens, bahkan hingga melemahkan.
Hal ini juga bisa memengaruhi lebih banyak sendi pada saat yang bersamaan.
Baca Juga: Mengenal Air Mani Wanita, Cairan Ejakulasi Wanita saat Berhubungan Seksual
Selama terkena serangan asam urat, Moms atau Dads juga bisa mengalami demam dan nyeri otot.
Kondisi ini menyebabkan kelelahan atau kurang energi, bahkan serasa seperti terkena flu ketika mengalami gejala asam urat.
Disebut tophi, benjolan ini sebenarnya gundukan kristal asam urat.
Tophi paling umum pada kondisi kronis, jadi Moms mungkin akan merasakan nyeri sendi jauh sebelum sampai ke titik ini.
Jika Moms dan Dads mengembangkan tophi, perlu diketahui bahwa ini bukan kelainan bentuk permanen, ya.
Perawatan yang tepat dapat melarutkan kristal-kristal ini sampai akhirnya menghilang.
Peradangan dan kemerahan juga jadi ciri umum yang mudah terlihat.
Sendi atau persendian yang terkena asam urat menjadi bengkak, nyeri saat ditekan, hangat, dan memerah.
Usai nyeri sendi yang paling parah mereda, beberapa saat akan muncul rasa tidak nyaman pada sendi.
Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
Serangan selanjutnya cenderung bertahan lebih lama dan memengaruhi lebih banyak ketidaknyamanan pada sendi.
Baca Juga: Manfaat Mencium Bau Kentut Menurut Sains
Saat asam urat berlanjut, Moms atau Dads tidak bisa menggerakkan persendian secara normal sehingga gerakan menjadi terbatas.
Jika Moms dan Dads mengalami serangan asam urat yang parah atau telah mengidapnya cukup lama, hati-hati dengan risiko batu ginjal.
Pasalnya, kelebihan asam urat dapat menumpuk di saluran kemih dan mengkristal di sana.
Kondisi batu ginjal ini lebih ke arah komplikasi asam urat, ketimbang gejala.
Jika terjadi batu ginjal, dokter harus memeriksa kadar asam urat untuk melihat apakah ada kaitannya atau tidak.
Baca Juga: Mengenal Serba-serbi Kanker Ginjal, Berbeda dengan Penyakit Batu Ginjal
Foto: Penyebab Asam Urat (Drbilllatouratty.com)
Penyakit asam urat digolongkan menjadi asam urat primer dan sekunder. Pada asam urat primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik).
Kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik dan faktor hormonal.
Kombinasi keduanya dapat menyebabkan gangguan metabolisme yang kemudian meningkatkan produksi asam urat.
Atau, bisa juga diakibatkan oleh berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
Sementara itu, asam urat sekunder disebabkan oleh meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi. Salah satunya karena mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi.
Purin adalah salah satu senyawa basa yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino.
Peningkatan produksi asam urat juga bisa karena:
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol, biasanya terdapat kadar keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi.
Hal itu menyebabkan kadar asam urat dalam tubuh juga ikut meninggi.
Baca Juga: Menceritakan Aib Pasangan, Apa Hukumnya Menurut Islam? Ini Penjelasannya!
Foto: Meredakan Asam Urat (Healthline.com)
Selain makanan yang mengandung purin, ada pula faktor lain yang bisa meningkatkan asam urat, yaitu:
Penyakit gout cenderung lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Pasalnya, wanita cenderung memiliki kadar asam urat lebih rendah daripada pria.
Meski demikian, setelah menopause, kadar asam urat wanita bisa mendekati level pria.
Jika ada satu anggota keluarga yang memiliki asam urat, maka Moms berpeluang lebih besar untuk mengalami penyakit yang sama.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Minuman Sebelum Olahraga, Bisa Tambah Stamina!
Memiliki berat badan berlebih atau obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terkena asam urat.
Orang yang memiliki indeks massa tubuh lebih dari 25 kg/m2 harus lebih waspada terhadap penyakit ini.
Memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu dapat meningkatkan risiko terkena asam urat, seperti:
Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak purin, seperti daging dan seafood dapat memicu munculnya gejala.
Selain itu, gaya hidup yang buruk bisa menjadi penyebab asam urat pada darah melonjak, seperti:
Baca Juga: Alergi Seafood: Gejala dan Cara Mengatasinya
Foto: Sakit Telapak Kaki (Freepik.com/fabrikasimf)
Pada umumnya, orang Indonesia mengenali serangan asam urat sebagai rasa sakit pada bagian persendian. Terutama di lutut dan jari kaki.
Saat serangan awal datang, nyerinya muncul di pagi hari saat bangun tidur, dan akan hilang saat kita melakukan banyak aktivitas.
Waspadalah, itu hanya awalan! Moms harus ingat, penyakit ini dapat berkembang sedikit demi sedikit.
Saat kadar asam urat dalam darah bertambah untuk kurun waktu yang cukup lama, rasa sakit pada sendi tetap bisa meningkat.
Hal ini karena pembentukan kristal urat perlahan-lahan muncul akibat pengendapan asam urat.
Jika dibiarkan berlarut-larut, kristal yang terbentuk akan menjadi semakin besar dan menyebabkan masalah sendi yang hebat.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan bengkak kemerahan yang sakitnya sangat mengganggu.
Di sisi lain, ada juga yang tidak merasakan nyeri sendi. Akan tetapi, ini bukan berarti ini tidak berbahaya, ya Moms. Karena diam-diam bisa menyebabkan gagal ginjal.
Ginjal yang rusak dan tidak dapat berfungsi lagi dapat disebabkan oleh adanya batu ginjal yang muncul karena asam urat tinggi.
Jika asma uratnya tidak diobati, penyakit batu ginjal dapat berubah menjadi gagal ginjal.
Kalau sudah begini, penderita diahruskan untuk cuci darah seumur hidup, atau melakukan transplantasi ginjal.
Baca Juga: 9 Hadits dan Ayat Alquran tentang Jual Beli, Insya Allah Transaksi Lebih Berkah!
Foto: Ilustrasi Alat Medis (Orami Photo Stock)
Dilansir dari American Family Physcian, obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan asam urat dan mencegah serangan di masa depan meliputi:
NSAID termasuk obat yang dijual bebas seperti:
Hati-hati dengan risiko efek samping NSAID berupa sakit perut, pendarahan, dan bisul.
Dokter mungkin merekomendasikan colchicine (Colcrys, Gloperba, Mitigare), yakni obat anti-inflamasi yang efektif mengurangi nyeri asam urat.
Namun, perhatikan juga dengan risiko efek samping yang dapat terjadi, seperti:
Obat kortikosteroid, seperti prednison, dapat mengontrol peradangan dan nyeri asam urat.
Kortikosteroid tersedia dalam bentuk pil atau dapat disuntikkan ke dalam sendi.
Efek samping kortikosteroid mungkin termasuk:
Baca Juga: Darius Sinathrya Bebaskan Anak Tumbuh Menjadi Apapun yang Mereka Inginkan
Jika mengalami beberapa serangan asam urat setiap tahun dan sangat menyakitkan, dokter akan merekomendasikan obat untuk mengurangi risiko komplikasi.
Jika ada kerusakan pada rontgen sendi, adanya tophi, penyakit ginjal kronis atau batu ginjal, dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan kadar asam urat.
Obat-obatan seperti allopurinol (Aloprim, Lopurin, Zyloprim) dan febuxostat (Uloric) membantu membatasi jumlah asam urat yang diproduksi tubuh.
Efek samping allopurinol termasuk demam, ruam, hepatitis dan masalah ginjal.
Sedangkan efek samping Febuxostat meliputi ruam, mual dan penurunan fungsi hati. Febuxostat juga dapat meningkatkan risiko kematian terkait jantung.
Obat-obatan seperti probenecid (Probalan) membantu meningkatkan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan asam urat dari tubuh.
Efek samping yang dapat terjadi antara lai ruam, sakit perut, dan batu ginjal.
Baca Juga: Kartilago atau Tulang Rawan, Jaringan Ikat Padat yang Kenyal dan Elastis
Foto: Cek Tekanan Darah (Orami Photo Stock)
Konsumsi obat-obatan sering kali menjadi cara paling efektif untuk mengobati asam urat dan mencegah kambuhnya gejala.
Namun, pilihan gaya hidup juga tak kalah penting, seperti:
Batasi minuman beralkohol dan minuman yang dimaniskan dengan gula buah (fruktosa).
Sebaliknya, perbanyak minum minuman nonalkohol, terutama air putih.
Hindari makanan tinggi purin agar terhindar dari risiko asam urat tinggi.
Contohnya daging merah dan jeroan, seperti hati, karena mengandung tinggi purin.
Batasi juga konsumsi makanan laut yang kaya purin seperti ikan teri, sarden, remis, scallop, trout, dan tuna.
Produk susu rendah lemak dapat menjadi sumber protein yang lebih baik bagi penderita asam urat.
Menjaga tubuh Moms pada berat badan yang sehat dapat mengurangi risiko asam urat.
Pilihlah aktivitas yang intensitasnya ringan, seperti:
Baca Juga: Bagaimana Siklus Menstruasi yang Normal?
Itu dia serba-serbi asam urat mulai dari ciri-ciri, gejala, penyebab, bahaya, hingga pengobatannya. Semoga terhindar dari penyakit ini ya, Moms!