29 April 2024

8 Penyebab Biduran Sering Muncul dan Cara Mengobatinya!

Benarkah penyebab biduran karena alergi?
8 Penyebab Biduran Sering Muncul dan Cara Mengobatinya!

4. Perubahan Suhu

Terkadang perubahan suhu dapat jadi penyebab biduran sering kambuh.

Gatal-gatal yang disebabkan oleh dingin dapat terjadi dari paparan air atau udara dingin.

Sementara itu, panas tubuh yang dihasilkan dari aktivitas fisik dapat menyebabkan gatal-gatal akibat olahraga.

Hal ini bisa menjadi penyebab biduran yang kadang tidak disadari.

Paparan sinar matahari atau tanning bed juga dapat menyebabkan gatal-gatal akibat matahari pada beberapa orang.

5. Biduran Akibat Infeksi

Gatal-gatal
Foto: Gatal-gatal (Orami Photo Stocks)

Infeksi virus dan bakteri dapat jadi penyebab biduran sering kambuh.

Infeksi bakteri umum yang menyebabkan gatal-gatal termasuk infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan.

Virus yang menyebabkan infeksi mononukleosis, hepatitis, dan pilek sering menyebabkan gatal-gatal.

Oleh karena itu, Moms harus sigap jika mulai merasakan gatal-gatal yang tidak biasa dan segera lakukan observasi.

Baca Juga: Diabetes Tipe 1: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Cara Mengatasi

6. Gangguan Autoimun

Penelitian The Indian Journal of Medical Research, mencatat bahwa hampir 45 persen pasien dengan biduran kronis memiliki gangguan autoimun.

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri.

Gangguan tiroid adalah salah satu kondisi autoimun yang paling sering menyebabkan biduran.

Penyakit autoimun lain yang bisa menjadi penyebab biduran adalah lupus, radang sendi, dan penyakit celiac.

Pengobatan biduran karena gangguan autoimun ini biasanya menggunakan antihistamin.

7. Berkeringat

Keringat pada dasarnya tidak menyebabkan gatal-gatal. Namun, tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu.

Bagi beberapa orang, kenaikan suhu tubuh, baik karena olahraga maupun mandi air panas, dapat menjadi penyebab biduran atau gatal-gatal.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Clinical autonomic research (2018) menyebutkan bahwa​​ tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel.

Asetilkolin memang bertugas merangsang produksi keringat pada saraf simpatik.

Namun, zat ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam pada kulit.

8. Stres

Sebuah riset membuktikan stres berlebihan dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun sehingga lebih rentan terkena masalah kulit, termasuk biduran.

Ini karena saat penyebab biduran ini aktif, tubuh memproduksi lebih banyak hormon adrenalin dari biasanya.

Adrenalin akan memicu timbulnya bentol merah dan gatal muncul, tetapi biasanya akan hilang dalam kurun waktu 30-60 menit.

Selain itu, stres yang berkaitan dengan gangguan kecemasan dapat menimbulkan gatal-gatal pada tubuh orang yang mengalami biduran. 

Hal tersebut memancing keinginan untuk menggaruk bentol yang terdapat di kulit, sehingga menyebabkan biduran semakin menyebar.

Baca Juga: Perbedaan Gerakan Janin Laki-Laki dan Perempuan, Simak Yuk!

Diagnosis Biduran

Tes Darah
Foto: Tes Darah (Istockphoto.com)

Cara untuk mendiagnosis penyebab biduran, dokter akan wawancara medis seputar keluhan dan riwayat penyakit yang pernah dialami, hingga makanan atau aktivitas yang dilakukan.

Setelah itu, dokter baru melakukan pemeriksaan fisik pada yang mengalami bentol-bentol.

Pada beberapa kasus, dokter juga melakukan pemeriksaan penunjang seperti:

  • Tes alergi, pada kulit atau tes darah.
  • Tes darah, untuk menyingkirkan penyakit atau infeksi lain.
  • Biopsi kulit. Pada pemeriksaan ini, dokter kulit akan mengangkat sedikit kulit yang terkena, sehingga bisa diperiksa di bawah mikroskop. 

Namun, pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada kasus biduran yang terjadi berulang, bukan pertama kali.

Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Telur Setiap Hari? Begini Kata Dokter!

Cara Mengatasi Biduran

Ilustrasi Obat-obatan
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Istockphoto.com)

Cara mengatasi penyebab biduran akan tergantung pada tingkat keparahan biduran serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.

Pasien dengan gejala ringan mungkin tidak memerlukan pengobatan khusus.

Pasalnya, bentol biduran sering hilang dengan sendirinya.

Pengobatan biduran biasanya lebih diperlukan guna mengurangi gatal-gatal maupun rasa tidak nyaman yang mengganggu aktivitas pasien.

1. Penanganan dari Dokter

Berikut beberapa jenis obat biduran yang dapat diberikan oleh dokter:

  • Obat antihistamin

Obat-obatan jenis antihistamin dapat digunakan untuk meredakan gatal, bengkak, dan gejala alergi lainnya.

Contoh obat ini adalah loratadine dan cetirizine.

Namun perlu diingat bahwa sebagian obat antihistamin dapat menimbulkan rasa kantuk.

Karena itu, pasien yang mengonsumsinya dilarang berkendara maupun mengoperasikan alat berat.

  • Obat anti radang

Pada kasus biduran yang berat atau angioedema, dokter dapat meresepkan obat antiradang berupa kortikosteroid.

Obat ini berfungsi meredakan bengkak, kemerahan, dan gatal. Prednisone adalah salah satu contohnya.

  • Obat untuk menekan sistem imun

Bila antihistamin dan obat antiradang kurang efektif, dokter dapat mempertimbangkan pemberian obat-obatan yang dapat menekan sistem imun. Obat ini disebut imunosupresan.

  • Epinefrin

Penanganan medis darurat diperlukan apabila serangan urtikaria berat, khususnya angioedema.

Dokter akan menyuntikkan obat epinefrin untuk meredakan gejala dengan cepat.

Pasien dengan serangan alergi berat yang kambuhan bisa dibekali obat suntik epinefrin oleh dokter.

Obat ini dapat digunakan secara mandiri di rumah untuk keadaan darurat.

  • Losion Calamine

Losion calamine membantu meredakan gatal dengan cara memberikan efek dingin pada kulit. Anda dapat menggunakan losion calamine langsung ke kulit dengan cara:

  • Kocok losion agar racikannya tercampur rata.
  • Tuangkan losion ke kapas.
  • Oleskan kapas ke kulit yang biduran dan diamkan sampai kering.
Untuk mengurangi gejala dan penyebab biduran, pasien juga bisa melakukan beberapa langkah di bawah...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb