08 November 2024

Indikator Perkembangan Kognitif Anak Usia 0–12 Tahun

Moms perlu memantau bagaimana anak mengembangkan kemampuan berpikir sesuai usianya

Perkembangan kognitif tidak hanya dilihat dari kemampuan menghapal atau prestasi akademik semata, tapi juga dari kemampuan berpikir kritis, fokus, memproses informasi, menganalisa, memecahkan masalah, serta memahami konsep sebab dan akibat.

Walau kemampuan kognitif setiap anak berbeda, secara umum ada tonggak perkembangan yang akan dicapai dalam rentang usia tertentu.

Anak yang tertinggal dari teman sebayanya juga bisa segera dievaluasi dan diberikan intervensi jika ada gangguan belajar atau masalah kognitif lainnya.

Untuk informasi lebih lengkap, yuk simak selengkapnya pada artikel ini!

Apa itu Perkembangan Kognitif?

Apa Itu Perkembangan Kognitif?
Foto: Apa Itu Perkembangan Kognitif? (Orami Photo Stocks)

Anak-anak tumbuh dan berkembang pesat dalam lima tahun pertama hidup mereka mereka dalam empat bidang utama perkembangan, yaitu perkembangan motorik (fisik), bahasa dan komunikasi, kognitif, dan sosial.

Perkembangan kognitif merupakan cara anak-anak berpikir, mengeksplorasi dan mencari tahu.

Ini adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, pemecahan masalah dan disposisi, yang membantu anak-anak untuk berpikir dan memahami dunia di sekitar mereka.

Sebagai orang tua, penting untuk mendorong perkembangan kognitif anak segera setelah ia lahir karena hal tersebut memberikan dasar bagi keberhasilan Si Kecil di sekolah dan di kemudian hari.

Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Foto: Teori Perkembangan Kognitif Piaget (Shutterstock.com)

Salah satu teori kognitif yang paling terkenal adalah teori Piaget yang dicetuskan oleh Jean Piaget.

Jean Piaget merupakan psikolog asal Swiss yang pertama membuat studi sistematis tentang pemahaman pada anak-anak.

Dia dianggap oleh banyak orang sebagai tokoh utama dalam perkembangan psikologi abad ke-20.

Melansir dari Simply Psychology, menjelaskan bahwa teori perkembangan kognitif oleh Jean Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan dapat berubah seiring pertumbuhan anak.

Perkembangan kognitif terjadi melalui interaksi dan peristiwa di lingkungan sekitar, serta anak-anak akan melewati serangkaian tahapan.

Terdapat 4 tahap perkembangan dalam teori Piaget, yakni:

  • Tahap sensorimotor (usia 0 hingga 2 tahun).
  • Tahap praoperasional (2 hingga 7 tahun).
  • Tahap operasional konkret (7 hingga 11 tahun).
  • Tahap operasional formal (usia 12 tahun ke atas).

Dari teori tersebut dijelaskan bahwa semua anak melewati tahap yang sama dalam urutan yang sama, namun tidak semua anak memiliki kecepatan yang sama.

Indikator Perkembangan Kognitif Anak

Setelah mengetahui definisi dari perkembangan kognitif, berikutnya Moms perlu mengetahui apa saja tahapan perkembangan kognitif pada anak.

Simak tahapan-tahapan tersebut selengkapnya berikut ini Moms.

1. Sejak Lahir hingga Usia 2 Tahun

Sejak Lahir hingga Usia 2 Tahun
Foto: Sejak Lahir hingga Usia 2 Tahun (Orami Photo Stock)

Selama tahap awal perkembangan kognitif, bayi dan balita memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sensorik dan memanipulasi objek.

Seluruh pengalaman anak pada periode awal dari tahap ini terjadi melalui refleks dasar, indera, dan respons motorik.

Adapun karakteristik utama dan perubahan yang terjadi pada perkembangan di tahap ini, meliputi:

  • Anak mengenali dunia melalui gerakan.
  • Anak mempelajari tentang dunia melalui tindakan dasar seperti mengisap, menggenggam, melihat, dan mendengarkan.
  • Anak menyadari bahwa mereka adalah makhluk yang terpisah dari orang-orang dan benda-benda di sekitar mereka.
  • Si Kecil juga menyadari bahwa tindakan mereka dapat menyebabkan memberi akibat di sekitar mereka.

2. Anak Usia 3–5 Tahun

Anak Usia 3–5 Tahun
Foto: Anak Usia 3–5 Tahun (lisaraleigh.com)

Dilansir dari American Psychological Association, pada anak dalam tahapan ini, mereka memiliki karakteristik dan perubahan yang meliputi:

  • Anak-anak telah dapat berpikir tentang objek, orang, dan peristiwa tanpa melihatnya.
  • Anak juga masih menganggap mereka adalah pusat dunia dan kesulitan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.
  • Anak mulai sering menanyakan banyak pertanyaan.
  • Belajar dengan meniru, mengamati dan mengeksplorasi.
  • Memahami konsep sebab akibat.

3. Kelas 1 (Usia 6–7 Tahun)

Kelas 1 (Usia 6–7 Tahun) (Orami Photo Stock)
Foto: Kelas 1 (Usia 6–7 Tahun) (Orami Photo Stock)

Di tahun pertama sekolah, Si Kecil akan mulai banyak menjelajahi dunia sekitarnya untuk meningkatkan pemahamannya akan berbagai konsep.

Dilansir dari Stanford Children’s Health, berikut tahapan perkembangan kognitif anak dengan usia 6–7 tahun.

  • Memahami konsep angka dan waktu.
  • Belajar dari apa yang dibaca dan didengarnya.
  • Mulai mengembangkan kemampuan berpikir logis dan mengolah informasi.
  • Memahami perintah yang terdiri dari 3 bagian terpisah.
  • Memprediksi pola, serta mengenali dan menciptakan pola sendiri.
  • Menghitung sampai 100 dengan lompatan 2, 5, dan 10 angka.
  • Mengenali simbol angka 0-100, dan tulisan angka 0-20.
  • Bisa melakukan penambahan dan pengurangan dasar sampai 20.

4. Kelas 2 dan 3 (Usia 7–9 Tahun)

Kelas 2 dan 3 (Usia 7–9 Tahun) (Today.com)
Foto: Kelas 2 dan 3 (Usia 7–9 Tahun) (Today.com)

Perkembangan kognitif anak di tahap ini biasanya ditandai dengan kemampuan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis yang meningkat pesat.

Di akhir kelas tiga, umumnya anak sudah menguasai beberapa hal berikut:

  • Melihat alasan dibalik suatu peristiwa/masalah, dan banyak bertanya untuk mengumpulkan informasi.
  • Memahami konsep sebab akibat dan membuat hubungan konsep atau ide lebih mendalam.
  • Melakukan operasi matematika yang lebih sulit, seperti pembagian dan perkalian.
  • Membuat rencana sebelum melakukan sesuatu.
  • Bisa duduk diam dan memperhatikan sesuatu yang menarik selama 30-45 menit.
  • Menggunakan kalimat kompleks dan berbagai jenis kalimat untuk mengungkapkan pikiran atau pendapatnya.

5. Kelas 4 dan 5 (Usia 9–11 Tahun)

Kelas 4 dan 5 (Usia 9–11 Tahun) (Orami Photo Stock)
Foto: Kelas 4 dan 5 (Usia 9–11 Tahun) (Orami Photo Stock)

Dilansir dari Very Well Mind, menurut Jean Piaget, seorang piskolog dan penemu teori Piaget, anak pada tahapan usia ini sudah mulai mengembangkan kemampuan baru untuk mengambil kesimpulan dan mengerjakan tugas rumit yang membutuhkan kemampuan menarik kesimpulan.

Di akhir kelas lima, anak umumnya sudah menunjukkan perkembangan kognitif seperti:

  • Mulai memahami pengambilan perspektif, dimana setiap orang memiliki sudut pandang, pikiran, dan perasaan yang berbeda.
  • Bisa menjelaskan sebuah konsep atau masalah dari berbagai sudut pandang.
  • Bisa memprediksi konsekuensi dari sebuah tindakan dan merencanakan langkah antisipasi.
  • Mulai aktif mencari informasi dan memperluas wawasan melalui teman, berita, atau sosial media.
  • Mengerti hubungan antara hal abstrak dan hal yang bisa dilihatnya, seperti pengaruh krisis iklim terhadap lingkungan di sekitarnya.

6. Kelas 6 (Usia 11–12 Tahun)

Kelas 6 (Usia 11–12 Tahun) (Orami Photo Stock)
Foto: Kelas 6 (Usia 11–12 Tahun) (Orami Photo Stock)

Menjelang akhir sekolah dasar umumnya ukuran otak anak sudah sempurna tapi kemampuan kognitifnya masih akan terus berkembang.

Si Kecil sudah lebih mahir dalam berpikir logis, berpikir abstrak dan memecahkan masalah, tapi kendali diri dan kemampuan pengaturannya masih belum matang.

Di akhir kelas 6, umumnya anak mencapai perkembangan kognitif seperti berikut:

  • Menerapkan kemampuan berpikir logis dalam menghadapi suatu situasi atau masalah.
  • Mulai memahami konsep keadilan dan kesetaraan.
  • Mulai memahami urutan sebab dan akibat.
  • Bisa memahami perspektif dan sudut pandang orang lain.
  • Bisa berpikir spontan dan lebih cepat.

Faktor Penghambat Perkembangan Kognitif Anak

Faktor-faktor yang dapat menghambat perkembangan kognitif anak sangat beragam dan dapat dibagi menjadi dua kategori utama: faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor Internal

  1. Kesehatan Fisik: Kesehatan yang buruk, termasuk malnutrisi, dapat memengaruhi kemampuan otak anak.
  2. Motivasi dan Minat Belajar: Rendahnya motivasi dan minat belajar dapat menyebabkan prestasi akademik yang buruk.
  3. Kemampuan Kognitif Dasar: Anak-anak yang mengalami gangguan dalam kemampuan mendengar, berbicara, atau memproses informasi mungkin mengalami kesulitan dalam belajar dan memahami konsep-konsep baru.

Faktor Eksternal

  1. Lingkungan Keluarga: Pola asuh yang kurang emosional atau penuh tekanan dapat menghambat perkembangan sosial dan kognitif anak.
  2. Stimulasi Lingkungan: Kurangnya interaksi sosial dan stimulasi dari lingkungan sekitar, seperti bermain dengan teman sebaya atau mendapatkan pendidikan yang baik, juga berkontribusi pada perkembangan kognitif yang terhambat.
  3. Status Sosial Ekonomi: Anak-anak dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah sering kali menghadapi keterbatasan dalam akses terhadap pendidikan berkualitas dan sumber daya yang mendukung perkembangan mereka. Hal ini dapat memperlambat kemampuan belajar mereka.
  4. Bullying: Pengalaman bullying di sekolah atau lingkungan sosial dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa rendah diri, yang semuanya berdampak negatif pada perkembangan kognitif anak.
  5. Kegiatan Fisik: Kurangnya aktivitas fisik juga berpengaruh pada kesehatan mental dan kognitif anak. Aktivitas fisik yang cukup penting untuk menjaga kesehatan otak dan meningkatkan fokus serta konsentrasi saat belajar.

Cara Menstimulus Perkembangan Kognitif Anak

Mendorong Perkembangan Kognitif Anak (Orami Photo Stock)
Foto: Mendorong Perkembangan Kognitif Anak (Orami Photo Stock)

Bagi para orang tua, mendorong perkembangan intelektual anak sudah pasti merupkan hal yang penting untuk diperhatikan.

Pada tahun-tahun awal kehidupan anak, sebagian besar perkembangan dipengaruhi oleh hubungan keluarga dekat, terutama dengan orang tua.

Ini menjadikan orang tua berada dalam posisi tepat untuk membantu membentuk anak-anak belajar, berpikir, dan berkembang.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Pediatrics, menjelaskan bahwa lingkungan pola asuh anak yang baik di rumah, berkorelasi positif dengan perkembangan kognitif dan psikomotorik anak di bawah usia 5 tahun.

Orang tua tidak hanya memberi anak nutrisi makanan dan keamanan ekonomi, tetapi juga meningkatkan interaksi orang tua-anak, memberikan dukungan dan stimulasi yang tepat, dan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif bagi perkembangan anak.

Di rumah, orang tua dapat mendorong kemampuan intelektual anak-anak dengan membantu mereka memahami dunia di sekitar mereka.

Saat bayi menunjukkan minat pada suatu objek, orang tua dapat membantunya menyentuh dan mengeksplorasi objek tersebut serta menjelaskannya dengan rinci.

Seiring bertambahnya usia anak-anak, orang tua tetap harus terus mendorong anak-anak mereka untuk secara aktif menjelajahi dunia.

Anak akan lebih banyak memberi serangkaian pertanyaan yang tak ada habisnya tentang segala sesuatu di sekitar mereka.

Selain bersabar dengan hal tersebut, orang tua juga dapat mengajukan pertanyaan untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan menjadi seorang yang lebih kreatif.

Ciri-ciri Gangguan Kognitif pada Anak

Biasanya, anak-anak usia sekolah yang memiliki ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder) atau gangguan kesulitan untuk fokus dan ketidakmampuan belajar, memiliki masalah pada perkembangan kognitif.

Dilansir dari laman Brain Balance Centers, tanda-tanda masalah pada perkembangan kognitif, meliputi:

  • Kesulitan memperhatikan, bahkan dalam waktu yang singkat.
  • Ketidakmampuan untuk duduk diam untuk waktu yang lama.
  • Menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan tugas, seperti pekerjaan rumah.
  • Memiliki ingatan yang buruk saat mengingat sesuatu.
  • Keterampilan mendengarkan yang rendah dan kesulitan dalam mengingat instruksi dalam bentuk lisan.
  • Kesulitan membaca dan mengeja.
  • Sulit memahami konsep abstrak dalam matematika.

Tidak perlu panik kalau perkembangan kognitif sedikit tertinggal dari teman sebayanya ya, Moms.

Sebaiknya segera konsultasi dengan dokter anak atau psikolog untuk mengetahui kendala yang dialami anak, supaya bisa segera dilakukan intervensi.

Bagaimana dengan buah hati Moms, tonggak perkembangan kognitif mana saja yang sudah dicapainya?

  • https://www.verywellmind.com/piagets-stages-of-cognitive-development-2795457
  • https://www.apa.org/act/resources/fact-sheets/development-5-years
  • https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=the-growing-child-school-age-6-to-12-years-90-P02278
  • https://helpmegrowmn.org/HMG/HelpfulRes/Articles/WhatCognitiveDev/index.html
  • https://www.verywellmind.com/cognitive-developmental-milestones-2795109#toc-help-kids-reach-cognitive-milestones
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8505983/
  • https://www.brainbalancecenters.com/blog/signs-of-cognitive-disorders
  • https://www.simplypsychology.org/piaget.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.