30 Oktober 2023

7 Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter, Bisa Berdampak Negatif!

Apakah Moms dan Dads menerapkan pola asuh ini?
7 Ciri-ciri Pola Asuh Otoriter, Bisa Berdampak Negatif!

6. Kurangnya Komunikasi Terbuka

Pola asuh otoriter seringkali kurang menerapkan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak.

Anak-anak mungkin merasa takut atau tidak nyaman untuk berbicara dengan orangtua mereka tentang masalah pribadi atau perasaan mereka.

Pada akhirnya, anak lebih sering memendam apa yang mereka rasakan karena tidak mendapatkan kesempatan untuk membuka diri.

7. Peran Orangtua yang Mendominasi

Pola asuh otoriter selanjutnya adalah peran orang tua yang mendominasi.

Dalam pola asuh ini, peran orangtua cenderung dominan, dan anak-anak diharapkan untuk patuh tanpa banyak pertimbangan terhadap keinginan atau kebutuhan mereka sendiri.

Baca Juga: Moms dan Dads Wajib Tahu, Ini Dia 5 Manfaat Disiplin bagi Anak

Dampak Pola Asuh Otoriter pada Anak

Ilustrasi Anak Sedih (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Sedih (Orami Photo Stock)

Apabila Moms dan Dads termasuk dalam salah satu ciri di atas, sebaiknya segera mengubah pola asuh anak ke arah yang lebih baik.

Pasalnya, pola asuh otoriter ini memiliki banyak dampak negatif pada anak. Berikut di antaranya:

  • Tingkat percaya diri yang rendah.
  • Kesulitan dalam situasi sosial karena kurangnya kemampuan sosial.
  • Anak-anak lebih mungkin untuk menunjukkan perilaku agresif di luar rumah.
  • Anak-anak cenderung tidak bisa menerima kegagalan.
  • Sulit menyesuaikan diri karena lebih berisiko menderita kecemasan dan depresi.
  • Bertindak takut atau terlalu malu di sekitar orang lain.
  • Memiliki harga diri yang lebih rendah.

Baca Juga: Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek, Ini Kata Dokter!

Pola Asuh yang Sebaiknya Diterapkan

Setelah Moms dan Dads mengetahui pola asuh otoriter, ketahui juga bagaimana pola asuh yang sebaiknya diterapkan pada anak.

1. Memberikan Kasih Sayang

Keluarga Bahagia
Foto: Keluarga Bahagia (Orami Photo Stocks)

Alih-alih menerapkan pola asuh otoriter, Moms bisa memberikan cinta dan perhatian kepada anak.

Kedua aspek tersebut sangat penting dalam menerapkan pola asuh orang tua.

Ini akan membantu anak merasa dicintai, diterima, dan membentuk rasa percaya diri yang positif.

2. Konsisten

Konsistensi dalam memberlakukan aturan, batasan, dan tindakan disiplin adalah kunci untuk membantu anak memahami batasan dan menciptakan perasaan aman.

Orang tua juga perlu konsisten dalam memberikan pujian dan hukuman yang sesuai.

3. Memberikan Contoh yang Baik

Orang tua harus menjadi teladan yang baik dalam perilaku dan sikap.

Anak-anak sering meniru perilaku orang tua, oleh karena itu orang tua harus menunjukkan perilaku positif.

Membangun hubungan yang baik dengan orang lain membuat anak dapat mengikuti contoh yang baik.

4. Melibatkan Anak

Jika dalam pola asuh otoriter orang tua tidak menaruh kepercayaan ke anak, maka sebaiknya Moms mencoba untuk melibatkan anak dalam berbagai hal.

Ini akan membantu anak merasa nyaman, aman, dan terlibat dalam lingkungan sekitarnya.

5. Memberikan Kesempatan untuk Bermain dan Eksplorasi

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang lebih mendukung cenderung memiliki keterampilan emosional yang lebih baik.

Mereka memiliki kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi mereka sendiri dan emosi orang lain.

Lalu, anak yang mendapat dukungan penuh dari orang tuanya cenderung memiliki hubungan interpersonal yang lebih baik dan prestasi akademik yang lebih tinggi.

Jadi, memberikan anak kesempatan untuk bermain dan mengeksplorasi akan membantu mereka mengembangkan keterampilan motorik, kognitif, dan sosial yang penting.

Baca Juga: Tanya Jawab dengan Dokter soal Pelekatan Menyusui yang Benar

Meskipun pengasuhan otoriter seringkali dikaitkan dengan dampak negatif, ada beberapa kemungkinan hasil positif bagi anak.

Misalnya, anak-anak mungkin akan mengembangkan keinginan untuk melakukan sesuatu dengan cara yang benar.

Karena omelan dan dorongan kuat terus-menerus yang dilakukan oleh orang tua, anak-anak mungkin juga akan selalu ingin berbuat baik.

Hal ini terjadi karena anak merasa takut akan hukuman atau konsekuensi yang buruk.

Namun, sebaiknya Moms dan Dads menghindari pola asuh otoriter ini karena lebih banyak dampak negatifnya pada anak.

Mari menjadi orang tua yang lebih bijak, Moms!

  • https://www.webmd.com/parenting/authoritarian-parenting-what-is-it#1
  • https://www.verywellmind.com/what-is-authoritarian-parenting-2794955

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb