9 Senjata Tradisional Papua Barat, Kaya Akan Nilai Budaya!
4. Parang
Parang merupakan senjata tradisional Papua Barat yang memiliki makna simbolis yang menggambarkan kekuatan dan ketangguhan seorang pria dalam kehidupan keluarga.
Di kalangan masyarakat setempat, parang ini dikenal dengan sebutan "jalowy."
Proses pembuatan parang Papua membutuhkan waktu yang cukup lama.
Parang ini dibuat dari batu yang dipotong dan kemudian diasah hingga terbentuk mata parang yang tajam.
Selama proses pembuatan, pengrajin juga menambahkan minyak babi dan darah babi untuk meningkatkan kekerasan dan daya tahan parang.
Parang ini memiliki berbagai kegunaan yang luas.
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga seperti memasak, memotong daging, dan menebang sagu, parang juga digunakan dalam bidang industri seperti pertanian.
Bahkan, parang dapat digunakan sebagai alat untuk melamar calon pasangan.
Tak hanya sebagai alat praktis, parang juga bisa menjadi koleksi yang diminati oleh turis asing dan wisatawan lokal yang menggunakannya sebagai hiasan dinding di rumah mereka.
5. Busur Panah
Busur dan anak panah merupakan salah satu senjata tradisional Papua Barat yang digunakan dalam berburu babi hutan dan hewan lainnya.
Busur dan anak panah juga sering kali diangkut bersama tombak.
Penting untuk dicatat bahwa perbedaan utama terletak pada bahan yang digunakan untuk mata anak panah.
Dalam konteks berburu hewan, anak panah biasanya terbuat dari besi bambu.
Di sisi lain, dalam tradisi adat Papua, ada peraturan yang menyatakan bahwa anak panah yang digunakan dalam situasi pertempuran harus terbuat dari tulang binatang.
Selain digunakan sebagai senjata, panah juga digunakan sebagai elemen dekoratif di beberapa bagian Papua, seperti Irian Jaya, Wamena, dan Kururu.
Di sini, panah digunakan hanya sebagai bahan koleksi untuk ditempatkan di dalam rumah.
6. Kapak Batu
Kapak Batu adalah senjata tradisional yang menjadi simbol daerah Irian Jaya.
Suku-suku di Papua masih menggunakan senjata ini dalam aktivitas sehari-hari.
Proses pembuatan kapak batu relatif sederhana, yaitu dengan mengikat sepotong batu pada sebatang kayu yang digunakan sebagai pegangan.
Di masa lalu, masyarakat Papua menggunakan kapak batu ini untuk berbagai keperluan, termasuk menebang pohon untuk menghasilkan sagu.
Kapak batu ini awalnya digunakan sebagai alat pertahanan diri dalam pertempuran.
Namun, seiring berjalannya waktu, kapak batu lebih banyak digunakan sebagai alat untuk menggosok senjata dari besi, memotong tanaman, dan membelah kayu.
Baca Juga: 6 Senjata Tradisional Lampung, Punya Ciri Khas yang Unik!
7. Pahat
Pahat adalah senjata tradisional Papua Barat yang memiliki beragam kegunaan, termasuk untuk memotong rotan yang digunakan dalam anyaman.
Selain itu, pahat digunakan sebagai alat untuk melubangi kayu dan dalam situasi darurat sebagai senjata untuk menusuk musuh dalam peperangan.
Namun, seiring berjalannya waktu, peran pahat telah beralih menjadi perkakas yang digunakan dalam bidang pertukangan.
Dalam konteks sejarah, pahat awalnya digunakan untuk memangkas jari-jari tangan jenazah anggota keluarga yang telah meninggal.
Namun, praktik ini telah dilarang oleh pemerintah, dan sekarang pahat hanya boleh digunakan sebagai alat dalam industri.
Proses pembuatan pahat tidaklah rumit. Yang diperlukan adalah keahlian agar bagian ujungnya tidak terlalu tipis.
Untuk meningkatkan kenyamanan saat digunakan, pengrajin sering kali menambahkan lilitan dari kayu yang tipis pada pegangannya.
8. Badik
Badik adalah senjata tradisional yang berasal dari Bugis dan Makassar, tetapi menjadi senjata tradisional di Papua setelah masyarakat Papua mulai berinteraksi dengan dunia luar.
Badik memiliki bentuk yang pendek mirip pisau, dan ada mitos yang mengaitkannya dengan kegunaan dan keampuhan yang terkait dengan gaya dalam pemakaian badik.
Salah satu masyarakat Papua yang menggunakan badik adalah Pamoro Leko Ase, yang memiliki goresan seperti daun padi pada senjata mereka.
Dipercayai bahwa Pamoro Leko Ase dapat memiliki sifat pemupukan terhadap tanaman jika petani membawa badik saat menyemai benih atau menanam tanaman.
Di sisi lain, Pamoro Ase diyakini dapat mengubah sikap pemiliknya, menjadikannya pribadi yang bersemangat dalam pertempuran roh, namun tetap memiliki keberuntungan dan jodoh.
Masyarakat Papua juga memberikan nilai dan makna penting pada senjata badik.
Di wilayah Papua, badik tetap menjadi senjata tradisional yang digunakan untuk berkelahi dan bertempur.
9. Panah Sumpit
Panah sumpit atau ambai dalam bahasa Papua merupakan senjata yang paling umum digunakan oleh suku-suku di Papua.
Senjata ini terbuat dari kayu yang kuat dan panjang. Ambai biasanya dilengkapi dengan ujung dari bahan yang tajam seperti tulang hewan atau batu.
Kegunaan utama senjata ini adalah untuk berburu mencari makanan maupun bertahan hidup dari serangan hewan buas.
Baca Juga: 7 Senjata Tradisional Jawa Tengah, Ada Keris hingga Tombak!
Demikian penjelasan tentang senjata tradisional Papua Barat. Semoga informasi ini dapat memperkaya wawasan kita, ya!
- https://papua.go.id/view-detail-page-254/sekilas-papua-.html
- https://papuabarat.bpk.go.id/wilayah-pemeriksaan/provinsi-papua-barat/
- https://www.romadecade.org/senjata-tradisional-papua/#!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.