13 November 2023

Upacara Ngaben, Tradisi Ritual Pembakaran Jenazah di Bali

Tidak boleh ada unsur kesedihan selama prosesi berlangsung
Upacara Ngaben, Tradisi Ritual Pembakaran Jenazah di Bali

Ada beragam ritual pemakaman yang ada di Indonesia. Salah satunya berasal dari agama Hindu, yakni upacara Ngaben.

Tidak seperti upacara kematian lainnya, ada beberapa rangkaian unik yang wajib dilakukan keluarga saat melangsungkan Ngaben.

Salah satunya adalah tak boleh menunjukkan rasa sedih atau duka ketika prosesi sakral ini berlangsung.

Penasaran seperti apa rentetan acara pada ritual adat ini? Yuk, tengok bersama, Moms!

Baca Juga: 10 Rangkaian Pernikahan Adat Bali yang Begitu Syahdu

Asal Usul Upacara Ngaben

Upacara Ngaben (indonesia.go.id)
Foto: Upacara Ngaben (indonesia.go.id)

Ngaben adalah ritual upacara kematian yang dilakukan di Bali.

Dinilai sebagai acara kebudayaan yang wajib dilakukan ketika ada seseorang yang meninggal dunia.

Dalam bahasa Hindu, Ngaben berarti memisahkan jiwa dari jasad. Pemisahan jasad ini dilakukan melalui kremasi.

Melansir factsofindonesia.com, asal usul ritual ini dilakukan oleh Bharatayuddha (keturunan kaisar Bharata) di India sekitar 400 SM.

Mereka percaya bahwa upacara kremasi ini akan membawa kembali tubuh almarhum ke dasar alami tubuh.

Ini berkaitan dengan energi air, panas, angin, dan Bumi pada alam.

Umat Hindu juga percaya bahwa upacara ngaben ini akan membebaskan jiwa dari perbuatan buruk selama hidup di dunia.

Tak lain, tujuannya untuk mengantarkan mereka ke surga dan bereinkarnasi menjadi pribadi yang lebih baik.

Lambat laun, upacara Ngaben ini mulai masuk ke Bali pada abad ke-8 dan diwariskan secara turun temurun.

Di era modern ini, kebudayaan Ngaben masih terus dilakukan dan menjadi tradisi agama Hindu di Bali.

Baca Juga: 10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum Pernikahan

Tujuan Ritual Ngaben

Upacara Ngaben (balitouristboad.com)
Foto: Upacara Ngaben (balitouristboad.com)

Tujuan dari upacara Ngaben yakni tak jauh dari 'pembersihan' amal seseorang yang meninggal dunia.

Setiap anggota keluarga wajib untuk mengantarkan mendiang dalam memasuki kehidupan "berikutnya".

Seperti jenis sistem kepercayaan lainnya, umat Hindu Bali percaya bahwa tubuh terdiri dari spiritual dan fisik.

Ketika kematian terjadi, masyarakat lokal percaya bahwa itu akan 'memadamkan' fisik dan fungsi tubuh. Sementara, roh atau dikenal atma, akan tetap hidup selamanya.

Selain itu, setelah 'membakar jenazah' dan melarungkan abu ke sungai atau laut dapat membantu melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian.

Sehingga setelah prosesi ngaben, dipercaya dapat mempermudah jenazah atau mendiang bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam).

Banyak dari mereka menggambarkan kematian sebagai tidur yang panjang.

Tak hanya itu, 'membakar jenazah' juga bertujuan untuk mengembalikan segala unsur Panca Maha Bhuta (5 unsur pembangun badan kasar manusia) kepada asalnya masing-masing.

Artinya, tubuh yang tak mampu lagi bergerak, tapi roh pada orang tersebut tak sepenuhnya hilang.

Selain memiliki tujuan bagi arwah, ngaben juga memiliki tujuan bagi pihak keluarga, yakni menjadi simbolisasi bahwa pihak keluarga telah ikhlas, dan merelakan kepergian yang bersangkutan.

Baca Juga: 4 Nasihat Kematian dari Rasulullah SAW yang Bisa Jadi Bahan Renungan

Prosesi Upacara Ngaben

Prosesi Upacara Ngaben (museumnusantara.com)
Foto: Prosesi Upacara Ngaben (museumnusantara.com)

Ritual kebudayaan yang cukup unik ini menjadi daya tarik masyarakat lokal dan juga wisatawan.

Untuk menambah pengetahuan, berikut adalah prosesi upacara Ngaben yang perlu diketahui:

1. Memandikan Jenazah

Umat Hindu turut menerapkan ritual memandikan jenazah. Prosesi ini umum dilakukan di halaman rumah keluarga yang ditinggalkan.

Setelah dalam keadaan suci, nantinya akan dipasangkan sejumlah simbol khusus seperti:

  • Bunga melati
  • Serpihan kaca
  • Daun intaran

Tujuannya yakni agar mengembalikan fungsi tubuh ke asalnya dan roh mengalami reinkarnasi kembali.

2. Pemasangan Lembu Kayu

Sebelum upacara inti dimulai, anggota keluarga mendiang menyiapkan lembu kayu.

Hal ini digunakan untuk menahan jenazah yang nantinya akan dikremasi atau dibakar.

Ada satu tujuan khusus saat lembu kayu (atau struktur candi) dibawa ke tempat kremasi.

Ini dilakukan warga lokal Bali untuk 'membingungkan' arwah mendiang agar tidak menemukan 'jalan pulang'.

Ketika lembu kayu dan bade seperti bangunan candi dibawa ke tempat kremasi.

Biasanya orang Bali akan mencoba mengacaukan arwah mendiang, memastikan mendiang tidak menemukan jalan pulang.

Orang Bali menggoyang lembu, memelintirnya, melemparkan benda ke arahnya dengan lemparan yang tidak dalam pada garis lurus, hal ini dimaksudkan hanya untuk membingungkan roh.

Upacara Ngaben dilakukan untuk membebaskan roh dari tubuh yang meninggal dunia.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb