
Scroll untuk melanjutkan membaca
Sialadenitis merupakan infeksi pada kelenjar saliva yang ada di dalam mulut.
Kondisi ini sering dialami oleh lansia dan sebagian besar memengaruhi kelenjar parotis dan submandibular.
American Family Physician menjelaskan sialadenitis yang sudah akut ditandai dengan rasa nyeri dan terjadi pembengkakan disertai nyeri di sekitar wajah Moms.
Simak terus artikel ini untuk penjelasan lebih lengkap mengenai sialadenitis, ya, Moms.
Foto: Orami Photo Stock
Sialadenitis adalah infeksi kelenjar saliva yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
Hal ini menyebabkan penyumbatan atau peradangan pada saluran air liur dan dapat mengurangi produksi air liur pada mulut Moms.
Mengutip dari National Center of Biotechnology Information, penurunan sekressi saliva dan obstruksi ductus adalah risiko utama yang disebabkan oleh sialadenitis.
Hiposekresi saliva dapat terjadi pada orang yang mengalami dehidrasi, pasien pascaoperasi, immunocompromised, dan kurang gizi.
Seperti yang diketahui, air liur atau saliva adalah bagian penting dalam tubuh.
Selain dapat membersihkan mulut, cairan ini juga membantu pencernaan dan memecah makanan serta membersihkan bakteri dan partikel makanan.
Selain itu, air liur juga membantu mengontrol jumlah bakteri baik dan jahat di mulut.
Jika produksi air liur berkurang, risiko infeksi di dalam mulut akan semakin tinggi dan menyebabkan infeksi lho Moms.
Moms memiliki tiga pasang kelenjar ludah besar (utama) yang terletak di setiap sisi wajah. Kelenjar parotis, yang terbesar, berada di dalam setiap pipi.
Lokasinya berada di di atas rahang di depan telinga. Ketika satu atau lebih dari kelenjar ini terinfeksi, itu disebut parotitis.
Baca juga: 8 Manfaat Daun Ketepeng, Mulai dari Obat Antivirus Hingga Sariawan
Foto: Orami Photo Stock
Infeksi kelenjar ludah biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum dari infeksi kelenjar ludah.
Selain itu, sialadenitis juga bisa disebabkkan oleh beberapa bakteri berikut ini:
Bakteri tersebut dapat produksi air liur berkurang dan menyebabkan penyumbatan atau peradangan pada saluran kelenjar ludah.
Virus dan kondisi medis lainnya juga dapat mengurangi produksi air liur, termasuk:
Baca juga: Ini Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Bau Mulut pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Gejala infeksi kelenjar ludah hampir sama dengan kondisi gangguan mulut lain. Untuk itu, penting untuk Moms berkonsultasi jika gejala berikut ini terjadi dalam waktu lama:
Moms sebaiknya segera menghubungi dokter jika gejala-gejala infeksi kelenjar ludah disertai dengan demam tinggi, kesulitan bernapas atau menelan, atau gejala yang semakin memburuk.
Sebab, mungkin saja Moms memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: 5 Manfaat Siwak untuk Bantu Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Foto: Orami Photo Stock
Komplikasi infeksi kelenjar ludah atau sialadenitis memang jarang terjadi, tetapi Moms tetap harus waspada.
Ketika infeksi kelenjar ludah tidak diobati, nanah bisa terkumpul dan membentuk abses di kelenjar ludah.
Infeksi kelenjar ludah yang disebabkan oleh tumor jinak dapat menyebabkan pembesaran kelenjar.
Tumor ganas (kanker) dapat tumbuh dengan cepat dan menyebabkan hilangnya gerakan di sisi wajah yang terkena. Ini dapat merusak sebagian atau seluruh area.
Pada kasus di mana parotitis terjadi lagi, pembengkakan leher yang parah dapat menghancurkan kelenjar yang terkena.
Moms mungkin juga mengalami komplikasi jika infeksi bakteri awal menyebar dari kelenjar ludah ke bagian lain dari tubuh.
Hal ini meliputi infeksi kulit bakteri yang disebut selulitis atau angina Ludwig, yang menjadi bentuk selulitis yang terjadi di bagian bawah mulut.
Baca juga: 9 Fakta di Balik Kebiasaan Bayi Memasukkan Tangan ke Mulut, Yuk Cek!
Foto: Orami Photo Stock
Diagnosis sialadenitis dapat dielakukan dengan pemeriksaan visual. Penumpukan nanah atau nyeri pada kelenjar yang terkena dapat mengindikasikan infeksi bakteri.
Jika dokter mencurigai adanya infeksi kelenjar ludah, Moms mungkin harus menjalani tes tambahan untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab yang mendasarinya.
Beberapa tes seperti USG, MRI, dan CT Scan juga dapat digunakan untuk menganalisis lebih lanjut infeksi kelenjar ludah yang disebabkan oleh abses, batu ludah, atau tumor.
Dokter mungkin perlu melakukan biopsi kelenjar dan saluran air liur yang terkena untuk menguji jaringan atau cairan untuk bakteri atau virus.
Foto: Orami Photo Stock
Perawatan atau pengobatan sialadenitis tergantung pada tingkat keparahan infeksi, penyebab yang mendasari, dan gejala tambahan yang alami, seperti pembengkakan atau nyeri.
Antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, nanah, atau demam.
Aspirasi jarum halus dapat digunakan untuk mengeringkan abses.
Selain itu, Moms juga dapat melakukan beberapa perawatan di rumah jika gejala yang dialami tidak terlalu berat.
Berikut perawatan rumah saat Moms mengalami sialadenitis, di antaranya:
Infeksi kelenjar ludah kebanyakan tidak memerlukan pembedahan.
Namun, saat kondisinya sudah membesar dan terus berulang, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan prosedur pembedahan.
Baca juga: Mulut Pahit? Cari Tahu Penyebab dan Pengobatannya Berikut Ini
Foto: Orami Photo Stock
Sayangnya, sialadenitis adalah kondisi yang tidak bisa dicegah. Namun, Moms dapat menurunkan risiko infeksi dengan cara banyak minum air putuh dan selalu menjaga kebersihan mulut.
Selain itu, jangan lupa untuk selalu menyikat gigi dua kali sehari. Itulah penjelasan tentang kondisi sialadenitis. Semoga informasinya bermanfaat, ya, Moms!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Copyright © 2023 Orami. All rights reserved.