31 Agustus 2023

Silent Disease pada Bayi Mengintai dan Cara Penanganannya!

Banyak orang tua tidak tahu tentang penyakit ini, lho!
Silent Disease pada Bayi Mengintai dan Cara Penanganannya!

Silent disease pada bayi yang bisa terjadi kapan saja karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun.

Silent disease bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari orang dewasa, anak-anak, dan termasuk pada bayi dan balita.

Silent disease pada bayi sangatlah ditakutkan oleh para Moms karena memang sangat sulit untuk mendeteksinya.

Bayi belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik sehingga inilah yang membuat silent disease pada bayi sangat sulit untuk diketahui.

Meski demikian, tidak ada salahnya kalau Moms mempelajari tentang silent disease pada bayi supaya bisa mengambil tindakan pencegahan.

Baca Juga: Cara Menghadapi Silent Treatment, Supaya Komunikasi Lancar

Apa Itu Silent Disease pada Bayi?

Silent Disease pada Bayi
Foto: Silent Disease pada Bayi (babycentre.com)

Silent disease adalah penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun atau gejalanya sangat ringan namun baru mulai memunculkan tanda atau gejala setelah penyakit tersebut bertambah parah.

Pada orang dewasa, penyakit silent disease ini seperti kanker, stroke, jantung, hipertensi, diabetes, dan yang lainnya.

Penyakit-penyakit ini pada umumnya tidak menunjukkan gejala yang signifikan dan biasanya baru diketahui ketika seseorang menjalani medical check up.

Pada bayi, silent disease yang paling ditakutkan oleh orang tua adalah gagal tumbuh atau stunting.

Gagal tumbuh sendiri ditandai dengan tidak bertambahnya berat dan tinggi anak sesuai dengan kurva.

Gagal tumbuh juga terjadi saat pertumbuhan anak berada pada garis merah kurva pertumbuhan atau justru di bawah garis merah.

Baca Juga: Polycystic Kidney Disease, Penyakit Genetik Yang Menyebabkan Kista di Ginjal

Perlu Moms ketahui, bahaya gagal tumbuh salah satunya adalah mempengaruhi kecerdasan atau kognitif anak.

Kecerdasan bukan melulu seputar akademik anak di sekolah, namun kecerdasan terdiri dari berbagai aspek, salah satunya adalah kemampuan memecahkan masalah untuk kemandirian seorang anak.

Gagal tumbuh bisa diakibatkan oleh banyak faktor.

Dalam jurnal yang dituliskan oleh Bergman dan Graham berjudul Australia Family Physician, yakni genetik, makan tidak cukup bisa karena kurang nafsu makan (GTM).

Penyebab lainnya juga bisa dikarenakan bahan makanan di suatu tempat (kelaparan), atau penyakit kronis, infeksi atau alergi.

Tidak jarang orang tua yang anaknya mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM) berkepanjangan tidak mengetahui penyebab dasarnya.

Penyebab GTM adalah penyakit infeksi, kronis atau alergi karena anak tidak menunjukkan gejala-gejala sakit seperti demam atau lemas.

Baca Juga: Apa Itu Crohn's Disease? Kenali Gejala Penyakit Radang Usus Kronis Ini

Penyakit Pemicu Silent Disease pada Bayi

Bayi Lebih Pendek dari Temannya
Foto: Bayi Lebih Pendek dari Temannya (Babycenter.com)

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, silent disease bisa mempengaruhi terhadap tingkat nafsu makan anak atau anak sudah makan banyak tapi berat badan tetap tidak naik juga.

Jika hal ini dibiarkan, maka lama kelamaan bisa menyebabkan stunting pada anak.

Tapi selain itu, ada beberapa penyakit pemicu silent disease yang biasa menyerang anak-anak di antaranya adalah:

1. Anemia Defisiensi Besi (ADB)

Anemia Defisiensi Besi menjadi penyakit yang banyak dialami para bayi dan anak-anak.

Anak yang kekurangan zat besi memiliki risiko negatif dalam proses perkembangan tubuhnya dan juga rentan mengalami anemia.

Zat besi merupakan nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada umur 0-24 bulan.

Hal ini dikarenakan zat besi akan membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh.

Zat besi juga bisa membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen dengan baik.

Saat bayi kekurangan zat besi, Moms bisa melihat beberapa kondisi ini pada bayi, yaitu:

  • Kulit pucat
  • Wajah terlihat lelah
  • Tangan dan kaki bayi terasa dingin
  • Nafsu makan menurun
  • Nafas tidak teratur dan cenderung cepat
  • Pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya melambat

Saat menjumpai tanda-tanda tersebut, Moms bisa mengecekkan kondisinya ke dokter untuk berkonsultasi.

Apakah kondisi yang dialami bayi ini sudah termasuk parah dan bisa memicu silent disease pada bayi?

Baca Juga: Mengenal Hiperbilirubinemia, Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi

2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi Saluran Kemih (ISK) juga bisa dialami oleh bayi, mulai dari usia 0-36 bulan.

ISK memang sulit untuk dideteksi. Bayi yang mengalami ISK ini bisa mengalami gejala yang kurang jelas.

Ada beberapa bayi yang mengalami kondisi demam, menangis saat buang air kecil, rewel, muntah, hingga diare.

Jika Moms perhatikan, gejala-gejala ini umum terjadi pada bayi sehingga kerap kali tidak dianggap sebagai gejala ISK.

ISK disebabkan oleh bakteri dari tinja bayi yang masuk ke saluran kemih melalui kelamin dan berkembang di kandung kemih.

Jika tidak segera ditangani, maka ISK bisa menyebabkan penyakit gagal ginjal pada bayi.

Tuberkulosis atau TBC merupakan sebuah infeksi kronis yang diakibatkan oleh bakteri mycobacterium...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb