Stalking: Pengertian, Jenis, dan Dampak Psikologisnya
Stalking adalah perilaku yang tidak diinginkan dan mengganggu yang dilakukan seseorang terhadap orang lain, baik secara fisik maupun secara online.
Ini termasuk mengikuti, mengawasi, mengirim pesan berlebihan, dan mengganggu kehidupan sehari-hari targetnya.
Fenomena ini semakin menjadi perhatian publik karena semakin meluasnya penggunaan media sosial dan teknologi digital.
Terkadang, hal ini yang membuat pelaku dapat dengan mudah mengintai dan mengganggu korban dari jarak jauh.
Perilaku stalking dapat memiliki efek serius terhadap kesejahteraan korban, termasuk rasa takut, stres, dan kecemasan, lho Moms.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang apa yang merupakan perilaku stalking dan bagaimana cara mengidentifikasinya.
Maka dari itu, Moms perlu mengetahui informasi lengkap tentang stalking di bawah ini!
Baca Juga: Mengenal Arti Trophy Wife dan Cirinya, Jadi Simbol Status!
Pengertian Stalking
Stalking adalah tindakan mengikuti dan mengawasi seseorang secara diam-diam dan tanpa persetujuan mereka.
Hal ini dapat dilakukan secara langsung, seperti mengikuti target ke mana pun mereka pergi, atau secara online, seperti memantau aktivitas mereka di media sosial.
Motivasi di balik stalking bisa beragam, termasuk:
- Obsesi: Stalker mungkin memiliki perasaan terobsesi dengan target dan ingin merasa dekat dengan mereka.
- Kecemburuan: Stalker mungkin cemburu pada target dan ingin mengendalikan hidup mereka.
- Balas dendam: Stalker mungkin ingin membalas dendam pada target atas sesuatu yang telah mereka lakukan.
- Kekerasan: Stalking dapat menjadi pendahulu dari kekerasan fisik dan seksual.
Meskipun seringkali dianggap sebagai masalah keamanan pribadi, stalking juga merupakan bentuk pelecehan dan kejahatan kriminal yang dapat melanggar hak-hak individu dan merusak kesejahteraan mental dan fisik korban.
Baca Juga: Mengenal PTSD, Masalah Kesehatan Mental Akibat Trauma
Jenis-Jenis Stalking berdasarkan Motivasinya
Berdasarkan artikel dari Safeguarding Hub, terdapat lima jenis stalking berdasarkan motivasinya:
1. Stalking Intim
Stalker ingin menjalin hubungan intim dengan korban.
Sering kali melibatkan mantan pasangan atau orang yang memiliki hubungan dekat dengan korban.
Stalker mungkin berusaha untuk mendapatkan kembali kasih sayang korban atau untuk membalas dendam atas penolakan.
Perilaku stalking dapat meliputi:
- Mengirim pesan atau surat cinta yang tidak diinginkan
- Mengikuti korban ke mana pun mereka pergi
- Mencoba untuk berhubungan fisik dengan korban
2. Stalking Kecemburuan
Stalker merasa cemburu pada korban dan ingin mengendalikan hidup mereka.
Seringkali melibatkan orang yang memiliki hubungan dekat dengan korban, seperti pasangan, anggota keluarga, atau teman.
Stalker mungkin merasa bahwa korban lebih sukses, lebih menarik, atau lebih dicintai daripada mereka.
Perilaku stalking dapat meliputi:
- Memantau aktivitas media sosial korban
- Memeriksa email atau pesan teks korban
- Mengirim pesan yang mengancam atau kasar
3. Stalking Resentful
Stalker ingin membalas dendam pada korban atas sesuatu yang telah mereka lakukan.
Sering kali melibatkan orang yang pernah berselisih dengan korban.
Stalker mungkin merasa bahwa korban telah menyakiti atau mempermalukan mereka.
Perilaku stalking dapat meliputi:
- Menyebarkan rumor atau kebohongan tentang korban
- Merusak properti korban
- Mengancam atau menyerang korban
4. Stalking Delusional
Stalker memiliki keyakinan delusi bahwa korban mencintai mereka atau memiliki hubungan khusus dengan mereka.
Seringkali melibatkan orang yang memiliki masalah kesehatan mental.
Stalker mungkin percaya bahwa korban adalah belahan jiwa mereka atau bahwa mereka ditakdirkan untuk bersama.
Perilaku stalking dapat meliputi:
- Mengirim pesan atau surat cinta yang tidak diinginkan
- Mengikuti korban ke mana pun mereka pergi
- Mencoba untuk berhubungan fisik dengan korban
5. Stalking Predatory
Stalker ingin menyerang atau melecehkan korban secara seksual.
Seringkali melibatkan orang asing atau orang yang tidak dikenal korban.
Stalker mungkin memiliki riwayat kekerasan seksual.
Perilaku stalking dapat meliputi:
- Mengikuti korban ke tempat-tempat terpencil
- Memata-matai korban di rumah mereka
- Menyerang atau melecehkan korban secara seksual
Baca Juga: Mengenal Gangguan Bipolar: Ciri, Jenis, Penyebab, dan Cara Pengobatannya
Dampak Psikologis dari Stalking
Dampak psikologis dari stalking dapat sangat merusak bagi korban, dan seringkali berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Beberapa dampak psikologis yang umum dari stalking meliputi:
1. Ketakutan dan Kecemasan Berlebihan
Korban stalking seringkali hidup dalam ketakutan dan kecemasan yang konstan karena mereka merasa diawasi atau dikejar oleh pelaku stalking.
Hal ini dapat mengganggu tidur, mempengaruhi konsentrasi, dan meningkatkan tingkat stres secara keseluruhan.
2. Perasaan Takut dan Tidak Aman
Stalking dapat menciptakan perasaan tidak aman dan ketidakpastian yang mendalam bagi korban.
Mereka mungkin merasa bahwa tidak ada tempat yang aman dari pelaku stalking, bahkan di lingkungan yang seharusnya nyaman dan aman.
3. Kesepian dan Isolasi Sosial
Korban stalking sering merasa terisolasi karena mereka mungkin sulit untuk mempercayai orang lain atau membuka diri tentang pengalaman diri.
Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam menjaga hubungan sosial karena ketakutan akan kehadiran pelaku stalking.
4. Depresi dan Kecemasan
Stalking dapat memicu atau memperburuk gejala depresi dan kecemasan.
Korban mungkin merasa putus asa, sedih, atau tidak berdaya dalam menghadapi situasi yang menakutkan dan mengganggu ini.
5. Gangguan Trauma
Beberapa korban stalking mengalami gangguan trauma kompleks, di mana mereka mengalami kilas balik, mimpi buruk, atau perasaan yang menyakitkan terkait pengalaman traumatis yang mereka alami.
6. Gangguan Kesehatan Mental Lainnya
Stalking juga dapat berkontribusi pada gangguan kesehatan mental lainnya, seperti gangguan stres pasca trauma (PTSD), gangguan obsesif kompulsif (OCD), atau gangguan kecemasan lainnya.
Baca Juga: 15 Cara Menjaga Kesehatan Mental, Bebas Cemas dan Depresi!
Cara Melindungi Diri dari Stalker
Melindungi diri dari stalker adalah langkah penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pribadi. Berikut beberapa cara yang bisa Moms lakukan:
1. Jaga Privasi di Media Sosial
- Pengaturan Privasi: Atur akun media sosial menjadi privat agar hanya orang yang Moms kenal yang bisa melihat postingan Moms.
- Hindari Berbagi Informasi Pribadi: Jangan membagikan informasi pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, atau lokasi saat ini.
- Cek Teman dan Pengikut: Hapus dan blokir akun yang mencurigakan atau tidak dikenal.
2. Blokir dan Laporkan
- Blokir Stalker: Gunakan fitur blokir di media sosial dan aplikasi pesan untuk menghentikan stalker menghubungi atau melihat profil Moms.
- Laporkan Akun: Laporkan akun yang mencurigakan atau yang mengganggu ke pihak platform media sosial atau aplikasi.
3. Berhati-hati di Dunia Nyata
- Beri Tahu Orang Terdekat: Informasikan kepada teman, keluarga, atau tetangga tentang situasi Moms sehingga mereka dapat membantu memantau lingkungan.
- Ganti Rute Berpergian: Gantilah rute perjalanan sehari-hari dan waktu aktivitas rutin untuk menghindari prediksi oleh stalker.
- Kunci Rumah dan Mobil: Pastikan pintu dan jendela rumah selalu terkunci, serta gunakan sistem keamanan tambahan jika perlu. Jangan lupa mengunci mobil saat tidak digunakan.
4. Lindungi Data Pribadi
- Jangan Bagikan Data Sensitif: Jangan membagikan data pribadi seperti nomor KTP, SIM, atau informasi keuangan dengan mudah.
- Perbarui Kata Sandi: Ganti kata sandi secara rutin dan gunakan kata sandi yang kuat untuk akun-akun penting.
Cara Mengatasi Trauma Akibat Stalking
Mengatasi trauma akibat stalking memerlukan waktu dan upaya yang konsisten. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu korban mengatasi trauma tersebut:
1. Dapatkan Dukungan Emosional
Cari dukungan dari orang-orang terdekat, teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental.
Berbicara tentang pengalaman dan mendapatkan dukungan emosional dapat membantu mengurangi beban dan membuat korban merasa didengar dan dipahami.
2. Jaga Batas dan Keamanan
Prioritaskan keamanan dengan mengambil langkah-langkah praktis seperti mengganti nomor telepon, meningkatkan keamanan rumah, atau mendapatkan perlindungan hukum jika diperlukan.
Tetapkan batas yang jelas dengan pelaku stalking dan tetap konsisten dalam menerapkannya.
3. Kelola Emosi
Temukan cara-cara untuk mengelola emosi yang muncul, seperti melalui meditasi, olahraga, seni ekspresif, atau terapi.
Praktikkan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam atau meditasi untuk membantu meredakan kecemasan dan stres.
4. Bangun Diri Kembali
Fokus pada pemulihan dan membangun kembali rasa percaya diri dan harga diri.
Lakukan aktivitas yang membuat korban merasa baik dan percaya diri, dan jangan ragu untuk menetapkan tujuan kecil yang dapat membantu merasa berhasil.
5. Cari Bantuan Profesional
Jika trauma akibat stalking sangat mengganggu kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang terlatih dalam menangani trauma.
Terapi trauma atau konseling dapat membantu korban mengatasi gejala yang muncul dan mendukung dalam proses pemulihan.
Baca Juga: Mengenal Battered Woman Syndrome atau Trauma Korban KDRT
Demikian itulah informasi lengkap seputar stalking yang bisa Moms ketahui.
Jika menjadi salah satu korbannya, segera minta bantuan profesional, ya Moms!
- https://www.fighterlaw.com/7-different-types-of-stalkers/
- https://safeguardinghub.co.uk/stalking-the-five-motivation-types/
- https://victimconnect.org/learn/types-of-crime/stalking/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.