28 April 2024

Mengenal Teori Piaget, Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

Terdiri dari empat tahapan yang dimulai sejak bayi
Mengenal Teori Piaget, Tahapan Perkembangan Kognitif Anak

Moms, pernah mendengar tentang teori Piaget?

Dalam masa kanak-kanak, kemampuan kognitif Si Kecil masih membatasi mereka untuk memahami konsep-konsep tertentu yang mudah dipahami oleh orang dewasa.

Sehingga, mereka dapat tetap melakukan kesalahan yang sama secara berulang dan terkadang membuat para orang tua frustrasi.

Hal tersebut bukan berarti Si Kecil merupakan anak yang nakal atau bahkan tidak pandai.

Mereka hanya membutuhkan waktu untuk mengembangkan kemampuan kognitif mereka seiring bertambahnya usia.

Terdapat sebuah teori yang menjelaskan perkembangan kognitif pada masa kanak-kanak, yaitu teori Piaget yang dikemukakan oleh Jean Piaget.

Baca Juga: 8 Contoh Bakat Anak Berdasarkan Jenis Kecerdasannya

Siapa itu Jean Piaget?

Siapa Itu Jean Piaget?
Foto: Siapa Itu Jean Piaget? (Toolshero.com)

Jean Piaget adalah seorang psikolog asal Swiss yang berkontribusi besar terhadap pemahaman perkembangan kognitif anak.

Ia lahir pada tahun 1896 dan awalnya dilatih sebagai ahli biologi dan filsuf.

Meskipun terkenal dengan karyanya sebagai psikolog, ia juga menerbitkan penelitian tentang burung pipit dan moluska.

Piaget memerhatikan bahwa anak-anak pada usia tertentu cenderung memberikan jenis jawaban salah yang sama.

Dari pengamatan dan wawancara lanjutan dengan anak-anak tentang kesalahan ini, ia mengembangkan teori Piaget, yaitu tentang bagaimana proses kognitif anak berkembang.

Salah satu implikasi terpenting dari karyanya adalah bahwa anak-anak tidak dilahirkan dengan proses kognitif yang sama seperti orang dewasa.

Proses kognitif anak-anak memiliki karakteristik seperti berikut ini:

  • Dapat berkembang dari waktu ke waktu.
  • Dapat berkembang dalam menanggapi lingkungan.
  • Diperbarui dengan paparan informasi baru.

Baca Juga: Cara Membuat Peta Konsep, Belajar Jadi Mudah dan Cepat!

Tahapan Perkembangan Kognitif Berdasarkan Teori Piaget

Teori Piaget Mengenai Perkembangan Kognitif
Foto: Teori Piaget Mengenai Perkembangan Kognitif (Freepik.com/redfox)

Tahapan perkembangan Piaget merupakan teori yang menunjukkan bahwa anak-anak berkembang melalui 4 tahap belajar yang berbeda.

Teori Piaget tidak hanya berfokus pada pemahaman bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuan, tetapi juga pada pemahaman sifat kecerdasan.

Dilansir dari Positive Psychology, Piaget mengatakan bahwa perkembangan kognitif anak terjadi secara bertahap.

Secara khusus, ia mengemukakan bahwa ketika pemikiran anak-anak berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya, perilaku mereka juga berubah, yang mencerminkan perkembangan kognitif.

Adapun tahapan-tahapan tersebut, meliputi:

1. Tahap Sensorimotor (Usia 0 - 2 Tahun)

Pada masa awal kehidupan bayi sejak lahir hingga usia 2 tahun, mereka menggunakan indera dan gerakan tubuh untuk dapat memahami dunia di sekitar mereka.

Itulah sebabnya tahap ini dikenal sebagai tahap sensorimotor.

Menurut Piaget yang dilansir dari WebMD, bayi hanya menyadari apa yang ada di depan mereka.

Mereka fokus pada apa yang mereka lihat, apa yang mereka lakukan, dan interaksi fisik dengan lingkungan terdekat mereka.

Bayi dapat menggunakan panca indera penglihatan, sentuhan, penciuman, rasa, dan pendengaran untuk menjelajahi lingkungan dan tubuh mereka.

Metode komunikasi pertama bayi baru lahir adalah melalui tindakan refleks dasar seperti mengisap, mengayunkan lengan, atau menggelengkan kepala.

Di masa tersebut, bayi mulai mengumpulkan informasi-informasi dasar dan belajar membedakan antara orang, objek, tekstur, dan pemandangan.

Selama tahap ini, anak-anak juga mulai memahami konsep sebab dan akibat.

Mereka mulai mengingat bahwa tindakan tertentu akan memiliki hasil tertentu dan menggunakannya untuk merencanakan tindakan mereka sebelumnya.

Antara usia 7 dan 9 bulan, bayi mulai menyadari bahwa suatu benda ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya lagi.

Hal tersebut merupakan tanda bahwa memori mereka sedang berkembang.

Setelah bayi mulai merangkak, berdiri, dan berjalan, peningkatan mobilitas fisik mereka mengarah pada perkembangan kognitif yang lebih banyak.

Baca Juga: 20 Rekomendasi Vitamin Otak, Tingkatkan Kecerdasan dan Fokus

2. Tahap Praoperasional (Usia 2–7 Tahun)

Tahap Praoperasional (usia 2–7 tahun)
Foto: Tahap Praoperasional (usia 2–7 tahun) (Freepik.com/freepik)

Selama tahap ini Si Kecil dapat memikirkan berbagai hal secara simbolis.

Penggunaan bahasa mereka menjadi lebih dewasa.

Mereka juga mengembangkan memori dan imajinasi, yang memungkinkan mereka untuk memahami perbedaan antara masa lalu dan masa depan.

Tetapi pemikiran mereka didasarkan pada intuisi dan masih belum sepenuhnya logis.

Mereka belum dapat memahami konsep yang lebih kompleks seperti sebab dan akibat, waktu, dan perbandingan

Melansir dari Medical News Today, adapun 5 perilaku utama yang ditampilkan anak-anak selama periode ini, meliputi:

  • Imitasi

Anak-anak dapat meniru tindakan orang lain.

  • Permainan Simbolik

Anak-anak mulai memberikan karakteristik atau simbol pada objek.

Mereka dapat memproyeksikan properti dari satu objek ke objek lainnya. Misalnya, mereka berpura-pura dan mengganggap tongkat adalah pedang.

  • Menggambar

Imitasi dan permainan simbolik keduanya merupakan elemen penting dari menggambar.

Ini dimulai dalam bentuk coretan dan berkembang menjadi representasi objek dan orang yang lebih akurat.

  • Pencitraan Mental

Anak-anak mulai dapat memvisualisasikan berbagai hal dalam pikiran mereka.

Biasanya, mereka akan lebih sering menanyakan nama dari banyak objek.

  • Menjelaskan Peristiwa Secara Verbal

Perilaku ini menunjukkan anak-anak dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan peristiwa, orang, atau hal-hal lainnya dari masa lalu.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7–11 Tahun)

Pada tahap ini, anak usia SD dan praremaja, di usia 7 hingga 11 tahun telah menunjukkan penalaran yang logis dan konkret.

Mereka dapat memahami bahwa peristiwa tidak selalu berhubungan dengan mereka dan bahwa orang lain memiliki sudut pandang yang berbeda.

Namun, mereka belum dapat melakukan hal yang sama untuk konsep abstrak atau hipotesis.


4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 Tahun ke Atas)

Tahap Operasional Formal (usia 12 tahun ke atas)
Foto: Tahap Operasional Formal (usia 12 tahun ke atas) (Freepik.com/freepik)

Pada tahap akhir perkembangan kognitif ini, anak telah mampu menggunakan simbol-simbol yang berhubungan dengan konsep-konsep abstrak, seperti aljabar dan sains.

Mereka juga dapat memikirkan berbagai hal dengan cara yang sistematis, menghasilkan teori, dan mempertimbangkan kemungkinan.

Ini dikenal sebagai penalaran hipotetis-deduktif yang merupakan bagian penting dari tahap operasional formal.

Seseorang dengan keterampilan ini dapat membayangkan berbagai solusi dan hasil potensial dalam situasi tertentu.

Sebagai contoh, seorang anak pada tahap operasional formal telah dapat memikirkan banyak cara untuk memecahkan satu masalah.

Kemudian memilih opsi terbaik berdasarkan seberapa logis atau suksesnya kemungkinan itu.

Baca Juga: 16 Rekomendasi Baby Play Gym untuk Stimulasi Motorik Anak

Konsep Utama dalam Teori Tahap Perkembangan Piaget

Ilustrasi Anak Berpikir
Foto: Ilustrasi Anak Berpikir (Orami Photo Stocks)

Piaget percaya bahwa anak-anak mengalami perkembangan kognitif yang berlangsung melalui tahap-tahap tertentu, dan konsep-konsep ini membantu menggambarkan cara mereka belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Dengan memahami konsep-konsep ini, orang tua dapat memiliki wawasan yang lebih baik tentang perkembangan anak dan proses berpikir mereka.

Berikut konsep utama dalam teori Piaget tentang tahapan perkembangan anak.

1. Skema

Skema adalah pola pikir atau kerangka kerja kognitif yang digunakan oleh individu untuk memahami dunia.

Skema merupakan cara kita untuk mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi.

Contohnya, seorang anak memiliki skema tentang hewan peliharaan, yang mencakup informasi tentang kucing dan anjing.

2. Konstruktivisme

Piaget mengemukakan bahwa anak-anak belajar dengan membangun pengetahuan mereka sendiri melalui interaksi dengan lingkungan.

Mereka secara aktif membangun skema mereka melalui pengalaman.

3. Asimilasi

Asimilasi terjadi ketika individu menggunakan skema yang sudah ada untuk memahami atau menginterpretasi informasi baru.

Misalnya, jika seorang anak yang belum pernah melihat kuda melihat kuda pertama kali, dia mungkin mencoba mengasimilasi kuda ke dalam skema "hewan peliharaan".

4. Akomodasi

Akomodasi terjadi ketika individu harus memodifikasi atau membuat skema baru untuk mencocokkan informasi baru yang tidak sesuai dengan skema yang ada.

Dalam contoh sebelumnya, jika anak tersebut menyadari bahwa kuda berbeda dengan kucing atau anjing, dia akan membuat skema baru untuk kuda.

5. Keseimbangan

Teori Piaget mengemukakan bahwa anak-anak mencapai keseimbangan kognitif ketika mereka dapat menggabungkan asimilasi dan akomodasi dengan baik.

Ini berarti mereka dapat mengintegrasikan informasi baru ke dalam skema yang ada tanpa mengalami konflik kognitif yang signifikan.

Keseimbangan merupakan tanda bahwa individu telah mencapai pemahaman yang lebih baik tentang dunia mereka.

Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Anak Cerdas Istimewa, Apakah Termasuk Si Kecil?

Demikian informasi mengenai teori Piaget.

Yuk, perhatikan perkembangan kognitif Si Kecil dengan memahami teori Piaget dan konsepnya secara umum.

  • https://positivepsychology.com/piaget-stages-theory/
  • https://www.webmd.com/children/piaget-stages-of-development
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/325030
  • https://www.verywellmind.com/piagets-stages-of-cognitive-development-2795457
  • https://www.simplypsychology.org/piaget.html
  • https://teachersupport.info/jean-piaget-cognitive-development/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb