4 Cara Terapi Uap Bayi, Bisa Atasi Pilek hingga Sinusitis
Penyakit yang Dapat Ditangani dengan Uap Bayi
Uap bayi atau nebulizer memang umumnya digunakan untuk meredakan gejala asma.
Namun, alat ini juga dapat digunakan untuk menangani penyakit lain, seperti:
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah kondisi ketika paru-paru mengalami peradangan jangka panjang.
Peradangan ini membuat aliran udara dalam saluran pernapasan terhambat sehingga menimbulkan gejala berupa batuk, sesak napas, dan mengi.
Penyakit PPOK bisa disebabkan oleh paparan polusi dan asap rokok terus-menerus dalam jangka waktu lama.
2. Croup
Melansir StatPearls Journal, croup adalah penyakit yang menyerang pita suara dan tenggorokan akibat infeksi virus.
Penyakit ini sering diderita oleh anak usia 6 bulan sampai 3 tahun.
Gejala yang dapat dialami anak dengan kondisi ini meliputi demam, suara serak, napas berbunyi, serta batuk bersuara keras dan kasar.
3. Epiglotitis
Epiglotitis adalah pembengkakan pada epiglotis, yaitu tulang rawan di pangkal lidah yang berfungsi sebagai katup penutup saluran pernapasan ketika Si Kecil makan atau minum.
Epiglotitis umumnya disebabkan infeksi bakteri atau virus dan cedera pada tenggorokan.
Gejala dari kondisi ini biasanya berupa demam tinggi, suara serak, tenggorokan sakit, sulit dan nyeri saat menelan, hingga sesak napas.
4. Pneumonia
Pneumonia merupakan infeksi pada salah satu atau kedua paru-paru yang membuat organ tersebut meradang.
Penyebabnya bisa virus, bakteri, atau jamur.
Gejala pneumonia meliputi batuk berdahak, sesak napas, nyeri dada, lemas, demam, dan terkadang disertai mual, muntah, atau linglung.
Anak-anak lebih berisiko menderita pneumonia jika sedang dirawat di rumah sakit, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, merokok, atau menderita penyakit tertentu seperti diabetes, penyakit jantung, dan PPOK.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Air Purifier Terbaik, Harga Mulai 700 Ribuan!
Obat yang Diberikan Melalui Uap Bayi
Beberapa jenis obat yang biasanya diberikan melalui nebulizer meliputi:
1. Bronkodilator
Melansir National Center for Biotechnology Information, bronkodilator adalah obat yang dapat membantu dalam membuka saluran napas dan melancarkan pernapasan.
Dokter sering meresepkannya untuk penderita asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan masalah saluran napas lainnya.
Beberapa jenis obat golongan bronkodilator yang digunakan dalam alat nebulizer melipui:
- Agonis beta-2, contohnya salbutamol, terbutaline, salmeterol, dan procaterol
- Methylxanthine, misalnya teofilin dan aminofilin
- Antikolinergik, seperti ipratropium dan glycopyrronium
2. Larutan garam steril (saline)
Nebulizer juga dapat digunakan untuk memberikan larutan saline untuk membantu dalam membuka saluran napas dan mengencerkan dahak.
Dahak yang encer akan lebih mudah dikeluarkan lewat batuk.
3. Antibiotik
Beberapa jenis antibiotik juga bisa diberikan melalui nebulizer, sehingga langsung masuk ke paru-paru dan saluran napas.
Obat antibiotik biasanya diberikan pada Si Kecil dengan infeksi saluran napas berat.
Beberapa jenis antibiotik untuk di nebulasi gentamicin, amikacin, ceftazidime, and amphotericin B.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Susu Tinggi Kalsium, Tulang Makin Sehat
Berapa Biaya Nebulizer di Rumah Sakit?
Biaya uap bayi atau nebulizer di rumah sakit bervariasi dan tergantung pada rumah sakit yang menyelenggarakannya.
Secara umum, harga prosedur nebulisasi di rumah sakit swasta dimulai dari Rp170 ribu.
Moms juga bisa membeli alat nebulizer untuk dipakai di rumah.
Harga alat ini berkisar antara Rp400 ribu hingga Rp2 juta ke atas.
Baca Juga: Jawaban TTS Usaha Menjatuhkan Pemerintah yang Sah, Catat!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.