Betametason (Salep Gatal): Fungsi, Dosis, Cara Pakai, dan Efek Samping
Ada berbagai salep gatal yang umum dan dijual bebas di apotek, salah satunya betametason.
Gangguan pada kulit sering kali kita alami sewaktu-waktu, misanya seperti alergi ataupun eksim.
Untuk meredakan rasa gatal yang mengganggu, ini bisa diatasi dengan penggunaan salep ataupun losion tertentu, lho.
Yuk, ketahui lebih lanjut cara penggunaan dan efek samping dari salep gatal ini!
Fungsi Salep Betametason
Foto: Orami Photo Stocks
Melansir dalam rxlist.com, ini tergolong dalam obat kortikosteroid.
Obat ini bekerja dengan mengaktifkan zat alami di kulit untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, dan gatal-gatal.
Fungsi utama dari salep betametason adalah untuk mengatasi masalah pada kulit. Hal ini meliputi:
- Mengurangi rasa gatal
- Mencegah kulit kering dan bersisik
- Mengatasi peradangan dan kemerahan
Tak hanya itu, manfaat salep ini juga bisa digunakan untuk mengatasi penyakit psoriasis, eksim, serta alergi zat tertentu.
Betametason juga tersedia dalam bentuk foam, krim, semprotan, losion, dan salep.
Nantinya, hasil diagnosa dokter yang akan menentukan jenis produk apa yang cocok dipakai untuk penderita gangguan kulit.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Maag pada Anak, Jangan Sembarangan, Moms!
Dosis Umum Betametason
Foto: Orami Photo Stocks
Seperti diketahui sebelumnya, obat ini tersedia dalam berbagai jenis, mulai dari salep hingga suntikan melalui pembuluh darah.
Mengutip dalam laman Medical News Today, ada aturan dosis yang bisa dilihat berdasarkan jenisnya, antara lain:
- Dewasa
Suntikan/injeksi: 6 mg/ml atau tergantung diagnosa dokter
Krim dan losion: oleskan tipis setiap 1-2 hari sekali
Semprotan: oleskan tipis setiap 2 kali sehari, pemakaian maksimal 4 minggu
Foam: oleskan di kepala setiap 2 kali sehari
- Anak-anak
Krim, gel, salep: Oleskan tipis 1 atau 2 kali sehari
Foam dan losion: Oleskan tipis 2 kali sehari (pagi dan malam)
Terlepas itu, dosis setiap orang pastinya akan berbeda ya, Moms. Nantinya disesuaikan lagi berdasarkan gejala dan penyakit yang diderita.
Baca Juga: Kenali Gejala STEMI, Jenis Serangan Jantung yang Menyebabkan Kematian Mendadak
Cara Pemakaian Betametason
Foto: Orami Photo Stocks
Jangan sampai keliru memakai betametason, karena obat ini hadir dalam berbagai jenis selain salep.
Untuk penggunaan salep, krim, atau losion, biasanya dipakai 1-2 hari sekali atau mengikuti aturan pakai pada kemasan. Oleskan tipis-tipis dan ratakan di permukaan kulit dengan lembut.
Jangan melebihkan atau mengurangi dosis dari yang ditentukan, karena dapat berpengaruh pada efektivitas obat.
Adapun betamason dalam jenis busa atau foam, biasanya khusus untuk mengatasi gangguan pada kulit kepala. Bilas rambut keesokan harinya setelah penggunaan jenis ini, ya.
Busa betametason dikatakan mudah terbakar. Sehingga, pastikan jauhkan dari jangkauan api ketika menggunakannya.
Karena ini khusus untuk pemakaian luar kulit, hindari mengoleskan ketika ada luka atau kulit yang sedang meradang.
Jika menggunakan ini pada area popok anak, jangan gunakan popok terlalu ketat atau yang berbahan plastik.
Penggunaan tersebut dapat meningkatkan efek samping yang terjadi.
Biasanya, kondisi kulit akan membaik selama 2 minggu perawatan. Jika gejala tidak membaik, segera hubungi dokter untuk perawatan lebih lanjut.
Baca Juga: 12 Efek Samping Kemoterapi dan Cara Mengatasinya
Efek Samping Betamason
Foto: Orami Photo Stocks
Efek samping yang dirasakan bisa berbeda setiap orang. Untuk jenis injeksi atau suntikan, betametason memiliki risiko efek samping yang meliputi:
- Gangguan pencernaan
- Nyeri otot dan sendi
- Saraf pusat terganggu
- Penglihatan menjadi kabur
- Kulit kemerahan dan meradang
Selain itu, untuk penggunaan krim ataupun salep juga memiliki efek samping. Melansir MedlinePlus, efek samping paling umum yang dialami sebagian orang meliputi:
- Kemerahan pada kulit
- Radang folikel rambut
- Rasa gatal
- Kulit melepuh
Baca Juga: 17 Obat Batuk untuk Ibu Hamil, Mulai dari yang Alami Sampai Medis
Krim betametason dipropionate adalah golongan kortikosteroid yang lebih lemah daripada salep pada umumnya. Karenanya, efek samping ini sangat jarang terjadi.
Dalam sebuah penelitian DailyMed terhadap 242 orang dewasa yang menggunakan krim betametason dipropionat, hanya 1 orang yang mengalami efek samping.
Efek samping tersebut yaitu sensasi menyengat pada kulit.
Rasa terbakar dan perih pada kulit juga dapat terjadi ketika mereka menggunakan ini dalam bentuk foam atau aerosol betametason valerat.
Ketika menggunakan produk semprotan betametason, efek samping yang paling umum adalah:
- Rasa gatal
- Kulit terbakar atau menyengat
- Nyeri
- Kulit menjadi tipis
Jangan ragu untuk segera konsultasi dengan dokter apabila efek samping di atas terus berlarut dan tidak mereda ya, Moms.
Aturan Ibu Hamil dan Menyusui
Foto: Orami Photo Stocks
Hingga saat ini, keamanan penggunaan betametason untuk ibu hamil tidak ditemukan secara pasti.
Gunakan salep atau krim ini apabila telah mendapat rekomendasi dari dokter.
Biasanya, dokter akan menimbang manfaatnya terlebih dahulu dibandingkan risiko yang mungkin terjadi.
Untuk ibu menyusui, obat yang mengandung kortikosteroid, berisiko dapat mengganggu hormon dalam tubuh.
Ini bisa masuk ke dalam ASI dan mempengaruhi nutrisi yang didapatkan Si Kecil.
Informasi penting seputar betametason ini jangan dijadikan acuan pasti ya, Moms!
Tetap perlu rekomendasi dan pemeriksaan dari dokter terhadap gangguan kulit yang diderita.
- https://www.rxlist.com/consumer_betamethasone_celestone_betaject/drugs-condition.htm
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/325364#how-to-use-and-dosage
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682799.html
- https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?setid=fbf56a50-741f-4d86-b995-e6f5fb454df4
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.