Menghayati Bhinneka Tunggal Ika, Semboyan Bangsa Indonesia yang Perlu Dirawat dan Dijaga
Tahukah Moms apa itu Bhinneka Tunggal Ika? Ya, itu merupakan moto atau semboyan bangsa kita yang tertulis pada lambang negara Indonesia, yaitu Garuda Pancasila.
Semboyan ini memiliki arti yang penting bagi keberadaan bangsa sebagai sebuah negara yang utuh.
Baca Juga: Biografi Soekarno, dari Masa Kecil, hingga Perjalanan Politiknya dalam Memerdekakan Indonesia
Arti dan Makna Bhinneka Tunggal Ika
Foto: lambang burung garuda (instagram.com/tokobuku.garudawisnu)
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan bangsa Indonesia yang berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.
Kata bhinneka berasal dari dua kata, yaitu bhinna "terpisah, berbeda" dan ika "itu", lalu kata tunggal berarti "satu".
Secara harfiah, dapat diartikan "Itu berbeda, itu satu", yang bermakna meskipun beranekaragam, pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap merupakan satu kesatuan.
Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Baca Juga: Isi Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Sejarahnya
Sejarah Bhinneka Tunggal Ika
Foto: perbedaan warna kulit (freepik.com/rawpixel-com)
Bhinneka Tunggal Ika sebagai jati diri bangsa sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka yaitu sejak zaman Majapahit.
Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuno yaitu kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahitsekitar abad ke-14, di bawah pemerintahan Raja Rājasanagara, yang juga dikenal sebagai Hayam Wuruk.
Kakawin ini istimewa karena mengajarkan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia yang dapat ditemukan di lambang negara yaitu burung garuda.
Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda dengan kepala menoleh ke sebelah kanan.
Terdapat perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher garuda. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Lambang negara ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Penggunaan lambang negara diatur dalam UUD 1945 pasal 36A dan UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.
Sebelumnya lambang negara diatur dalam Konstitusi RIS, UUD Sementara 1950, dan Peraturan Pemerintah No. 43/1958 Pasal 36 A, yaitu Lambang Negara Ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan Pasal 36 B: Lagu Kebangsaaan ialah Indonesia Raya.
Menurut risalah sidang MPR tahun 2000, bahwa masuknya ketentuan mengenai lambang negara dan lagu kebangsaan ke dalam UUD Negara RI 1945 merupakan ikhtiar untuk memperkukuh kedudukan dan makna atribut kenegaraan di tengah kehidupan global dan hubungan internasional yang terus berubah.
Dengan kata lain, kendatipun atribut itu tampaknya simbolis, hal tersebut tetap penting, karena menunjukkan identitas dan kedaulatan suatu negara dalam pergaulan internasional.
Atribut kenegaraan itu menjadi simbol pemersatu seluruh bangsa Indonesia ditengah perubahan dunia yang tidak jarang berpotensi mengancam keutuhan dan kebersamaan sebuah negara dan bangsa tak terkecuali bangsa dan negara Indonesia.
Baca Juga: Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Saksi Sejarah Kemerdekaan Indonesia
Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Foto: ilustrasi perbedaan pada manusia (freepik.com/freepik)
Adanya semboyan ini membuat segala keberagaman di Indonesia dapat bersatu padu, berikut ulasannya.
1. Kebhinnekaan Mata Pencaharian
Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki kondisi alam yang vervarias, seperti dataran tinggi atau pegunungan maupun dataran rendah atau pantai sehingga masyarakat yang tinggal didaerah tersebut harus menyesuaikan cara hidupnya dengan alam.
Kondisi alam juga mengakibatkan perbedaan mata pencaharian masyarakat, ada yang sebagai petani, nelayan, pedagang pegawai, peternak dan lain-lain.
Sehingga kebhinnekaan mata pencaharian tersebut dapat terjalin persatuan karena saling membutuhkan.
2. Kebhinnekaan Ras
Letak Indonesia sangat strategis sehingga Indonesia menjadi tempat persilangan jalur perdagangan.
Banyaknya kaum pendatang ke Indonesia mengakibatkan terjadinya akulturasi baik pada ras, agama, kesenian maupun budaya.
Ras di Indonesia terdiri dari Papua Melanesoid yang berdiam di Pulau Papua, dengan ciri fisik rambut keriting, bibir tebal dan kulit hitam.
Ras weddoid dengan jumlah yang relatif sedikit, seperti orang Kubu, Sakai, Mentawai, Enggano dan Tomuna dengan ciri-ciri fisik, perawakan kecil, kulit sawo matang dan rambut berombak.
Selain itu ada Ras Malayan Mongoloid berdiam di sebagian besar kepulauan Indonesia, khususnya di Kepulauan Sumatera dan Jawa dengan ciri-ciri rambut ikal atau lurus, muka agak bulat, kulit putih sampai sawo matang.
Kebhinnekaan tersebut tidak mengurangi persatuan dan kesatuan karena tiap ras saling menghormati dan tidak menganggap ras nya paling unggul.
Kebhinnekaan Suku Bangsa Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh perairan.
Pulau-pulau terisolasi dan tidak saling berhubungan. Akibatnya setiap pulau atau wilayah memiliki keunikan tersendiri, baik dari segi budaya, adat istiadat, kesenian, maupun bahasa.
Adanya kebhinnekaan tersebut menjadikan Indonesia sangat kaya. Walaupun berbeda tetapi tetap menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.
Terbukti dengan menempatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi dan persatuan.
Baca Juga: Sejarah Kemerdekaan Indonesia dan Manfaat Memahaminya untuk Meningkatkan Nasionalisme
3. Kebhinnekaan Agama
Masuknya kaum pendatang baik yang berniat untuk berdagang maupun menjajah membawa misi penyebaran agama yang mengakibatkan kebhinnekaan agama di Indonesia.
Ada agama Islam, Kristen Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu serta aliran kepercayaan.
Kebhinnekaan agama sangat rentan akan konflik, tetapi dengan semangat persatuan dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika konflik tersebut dapat dikurangi dengan cara saling toleransi antar umat beragama.
Setiap agama tidak mengajarkan untuk menganggap agamanya yang paling benar tetapi saling menghormati dan menghargai perbedaan.
Sehingga masyarakat dapat hidup rukun saling berdampingan dan tolong menolong antar masyarakat.
4. Kebhinnekaan Budaya
Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat.
Masuknya kaum pendatang juga mengakibatkan kebhinnekaan budaya di Indonesia.
Sehingga budaya tradisional berubah menjadi budaya yang modern tanpa menghilangkan budaya asli Indonesia sendiri seperti budaya sopan santun, kekeluargaan dan gotong royong.
Budaya tradisional dan modern hidup berdampingan di masyarakat tanpa saling merendahkan satu sama lain.
5. Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin adalah sesuatu yang alami dan tidak menunjukkan adanya tingkatan.
Anggapan kuat bagi laki-laki, dan lemah bagi perempuan, adalah tidak benar.
Masing-masing mempunyai peran dan tanggungjawab yang saling membutuhkan dan melengkapi.
Pada zaman dahulu kaum perempuan tidak diberi kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensinya dan seringkali tugasnya dibatasi hanya sekitar rumah saja.
Pekerjaan rumah yang itu-itu saja, dianggap tidak banyak menuntut kreativitas, kecerdasan dan wawasan yang luas, sehingga perempuan dianggap lebih bodoh dan tidak terampil.
Sekarang ini perempuan mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk dapat bersekolah dan mengembangkan bakat, serta kemampuannya.
Sehingga, saat ini sudah banyak kaum wanita yang menduduki posisi penting dalam jabatan publik seperti halnya laki-laki.
Baca Juga: Mohammad Hatta: Biografi, Pendidikan, dan Perjalanan Politiknya
Cara Merawat Kebhinnekaan
Foto: anak-anak (freepik.com/rawpixel-com)
Dalam menjaga dan merawat kebhinnekaan, setiap bagian masyarakat harus turut serta dalam menyukseskannya.
Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan, meliputi:
- Mendukung penegakan hukum terhadap setiap pelanggaran tanpa memandang latar belakang suku, ras, atau agama tertentu.
- Menjaga kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Menolak individu dan kelompok yang akan melakukan ujaran kebencian sikap intoleransi, aksi kekerasan, dan radikalisme yang dapat memecah belah umat serta mengganggu ketertiban.
- Saling menghargai satu sama lain.
- Saling menjalin kebersamaan tanpa menjatuhkan.
- Mempelajari ragam budaya Indonesia.
- Mencintai dan membeli produk dalam negeri.
Demikian informasi mengenai semboya Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika yang memperkuat fondasi bangsa. Kenalkan juga semangat merawat kebhinnekaan pada Si Kecil sejak dini, Moms!
- https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/PGSD/PPKN/Modul%20Pembelajaran/PPKn_Pembelajaran-4.pdf
- https://www.instagram.com/tokobuku.garudawisnu/
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.