21 September 2022

5 Cara Menggugurkan Kandungan untuk Kehamilan Bermasalah

Ada risiko kesehatan yang perlu diketahui
5 Cara Menggugurkan Kandungan untuk Kehamilan Bermasalah

Tidak ada salahnya untuk mengetahui cara menggugurkan kandungan secara medis.

Hal ini penting, apalagi jika Moms memiliki riwayat kehamilan bermasalah.

Faktanya, terdapat sejumlah kasus kehamilan tidak berkembang sehingga kandungan mau tak mau harus digugurkan.

Satu hal yang perlu diingat, menggugurkan kandungan tidak boleh dilakukan tanpa alasan medis yang jelas.

Cara menggugurkan kandungan juga perlu dilakukan oleh dokter setelah melakukan berbagai pertimbangan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Yayasan Babysitter Jakarta Pusat, Terpercaya!

Faktor Penyebab Kandungan Harus Digugurkan

Penguat Kandungan
Foto: Penguat Kandungan (Webmd.com)

Pregnancy Birth & Baby menjelaskan, aborsi adalah prosedur mengakhiri kehamilan atau menggugurkan bayi.

Tindakan aborsi atau menggugurkan kandungan berupa tindakan medis yang dibantu dengan para pakar atau dokter.

Ada banyak alasan mengapa seorang ibu hamil perlu melakukan aborsi.

Beberapa temuan kasus yang umum terjadi untuk menggugurkan kandungan, di antaranya:

  • Janin tidak berkembang
  • Usia ibu hamil berisiko tinggi untuk kesehatan
  • Janin berisiko tinggi mengalami kelainan kromosom
  • Ditemukan komplikasi kehamilan

Menggugurkan kandungan perlu pengamatan dan pertimbangan dari dokter yang merawat.

Tergantung pada usia kehamilan, cara menggugurkan kandungan bisa dilakukan dengan minum obat atau menjalani prosedur bedah.

Ingat, Moms, tindakan aborsi tidak sama dengan keguguran yang terjadi secara tidak sengaja (tidak direncanakan).

Baca Juga: Kehamilan Serotinus, Kondisi Kehamilan Lebih dari 42 Minggu

Cara Menggugurkan Kandungan Menurut Medis

Trimester Pertama Kehamilan
Foto: Trimester Pertama Kehamilan (Flo.health.com)

Menurut medis, ada banyak cara untuk menggugurkan kandungan yang aman dan cukup minim risiko.

Berikut beberapa upaya untuk menggugurkan kandungan yang bermasalah:

1. Tindakan Operasi atau Pembedahan

Aborsi bedah melibatkan prosedur untuk mengeluarkan janin dari rahim.

National Health Services (NHS) menjelaskan, prosedur ini dapat dilakukan dengan sejumlah anestesi:

  • Anestesi lokal untuk 'mematikan' leher rahim
  • Pembiusan sadar dan tetap terjaga
  • Pembiusan dalam atau anestesi umum

Kebanyakan orang yang mengalami pembiusan dalam tidak akan mengingat apa pun dan tidak akan sadar selama operasi.

Jika menggunakan anestesi umum, pasien akan sepenuhnya tertidur selama operasi dan tidak akan mengingat apa pun.

Jenis anestesi yang dipilih harus berdasarkan pada diagnosis dokter dan riwayat kehamilan itu sendiri.

2. Konsumsi Pil Aborsi

Tindakan Aborsi
Foto: Tindakan Aborsi (Orami Photo Stocks)

Konsumsi pil aborsi diketahui sebagai salah satu cara menggugurkan kandungan yang cukup aman.

Dengan catatan, tindakan ini dilakukan di bawah pengawasan ketat oleh dokter kandungan.

Konsumsi pil aborsi biasanya menjadi pilihan untuk menggugurkan kandungan pada usia kehamilan 9 minggu.

Terdapat salah satu obat berbentuk tablet yang berguna menghalangi hormon untuk melanjutkan kehamilan.

Perlu waktu sekitar 36 hingga 48 jam bagi obat tersebut untuk bekerja dengan maksimal meluruhkan isi rahim.

Baca Juga: 13 Cara KB Alami untuk Cegah Kehamilan

3. Vakum atau Aspirasi Isap

Cara menggugurkan kandungan bagi ibu menyusui adalah dengan teknik vakum atau aspirasi isap.

Upaya menggugurkan janin ini dapat dilakukan hingga usia 14 minggu kehamilan.

Sebuah tabung akan dimasukkan ke dalam rahim, lalu kandungan akan dikeluarkan dengan menggunakan penyedotan.

Dokter mungkin perlu menggunakan instrumen khusus untuk membantu menggugurkan kandungan.

Kesulitan dan risiko dari vakum tergantung pada usia kehamilan tersebut.

Penyedotan vakum memakan waktu sekitar 5 sampai 10 menit, dan kebanyakan pasien dibolehkan pulang beberapa jam kemudian.

4. Dilatasi dan Evakuasi (D&E)

Hasil USG Kandungan
Foto: Hasil USG Kandungan (Orami Photo Stocks)

Cara menggugurkan kandungan menurut medis ini digunakan setelah usia 14 minggu kehamilan.

Cara ini dilakukan dengan memasukkan instrumen khusus yang disebut forsep melalui serviks.

Sejumlah benda akan dimasukkan ke dalam rahim perempuan untuk mengeluarkan janin.

Dilatasi dan evakuasi biasanya dilakukan dengan pembiusan atau anestesi umum.

British Pregnancy Advisory Services menambahkan, tindakan medis ini membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 20 menit.

Setelah prosedur selesai, pasien perlu melakukan perawatan lebih lanjut sampai dinyatakan pulih sepenuhnya.

5. Dilatasi dan Kuretase

Agak mirip dengan sebelumnya, cara menggugurkan kandungan dengan teknik ini ditujukan untuk kasus perdarahan abnormal.

Kuretase dapat dilakukan untuk menentukan penyebab perdarahan uterus abnormal atau berlebihan.

Selain untuk mengakhiri kehamilan, prosedur ini juga sering digunakan untuk:

  • Mendeteksi kanker
  • Bagian dari pemeriksaan infertilitas
  • Gangguan pada kesehatan reproduksi

Penyebab perdarahan abnormal, termasuk adanya jaringan tidak normal, seperti tumor fibroid, polip, atau kanker endometrium.

Pengeluaran janin melalui kuretase biasanya diawali dengan mengonsumsi sejumlah obat-obatan pendukung.

Baca Juga: 8 Ciri Kekurangan Asam Folat saat Hamil, Waspada!

Risiko dan Efek Samping Menggugurkan Kandungan

Kandungan Lemah
Foto: Kandungan Lemah

Melakukan aborsi tidak meningkatkan risiko kanker payudara atau masalah kesehatan lainnya.

Selain itu, menggugurkan kandungan dengan alasan medis tidak mempengaruhi peluang untuk hamil kembali di masa mendatang.

Banyak wanita yang bisa hamil segera setelah melakukan prosedur aborsi atau pengguguran.

Namun, pada beberapa kasus yang jarang, aborsi dapat meningkatkan sejumlah efek samping yang merugikan.

Efek samping tersebut, misalnya risiko yang sangat kecil untuk gangguan kesuburan dan kehamilan di masa depan.

Ada pula risiko infeksi rahim, khususnya jika Moms tidak mematuhi anjuran dokter setelah prosedur operasi.

Ingat, Moms, infeksi dapat menyebar ke saluran tuba dan ovarium.

Kondisi ini dikenal sebagai penyakit radang panggul (PID).

Penyakit radang panggul dapat meningkatkan risiko infertilitas atau kehamilan ektopik, di mana sel telur menanamkan dirinya di luar rahim.

Karenanya, jika Moms merasakan gejala-gejala yang tidak biasa setelah tindakan menggugurkan kandungan, segera kembali ke dokter tersebut, ya!

Hal ini penting untuk mencegah perburukan kondisi, yang mungkin dapat mempengaruhi kondisi kesehatan reproduksi.

Baca Juga: Ketahui Mengenai Kehamilan Geriatri, Kehamilan di Usia Lanjut

Selalu ingat bahwa cara menggugurkan kandungan hanya boleh dipraktikkan oleh dokter yang ahli dan atas dasar kondisi kesehatan.

Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan dokter untuk tahu lebih lanjut tentang perlu atau tidaknya menggugurkan kandungan, ya!

  • https://www.pregnancybirthbaby.org.au/abortion
  • https://www.nhs.uk/conditions/abortion/what-happens/
  • https://www.bpas.org/abortion-care/abortion-treatments/surgical-abortion/dilatation-and-evacuation/
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/dilation-and-curettage-d-and-c

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.