27 May 2020

Chikungunya pada Anak di Musim Hujan, Waspada!

Penyakit ini menyebabkan nyeri persendian yang hebat

Chikungunya bisa terjadi pada anak. Tidak semua gejala chikungunya pada anak mudah diketahui karena anak masih belum bisa mengungkapkan apa yang dirasakan.

Chikungunya terjadi karena infeksi virus. Penyakit ini disebarkan lewat gigitan nyamuk harimau betina yang terinfeksi. Nyamuk ini biasanya hidup di air tergenang, menggigit pada pagi dan malam hari.

Chikungunya merupakan penyakit endemis di Asia dan Afrika, serta telah menyebabkan banyak epidemic di kawasan ini selama bertahun-tahun.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sebagian besar epidemi terjadi selama musim hujan tropis dan mereda selama musim kemarau.

Dikutip dari American Academy of Pediatrics (AAP), chikungunya ditandai dengan demam dan nyeri sendi yang parah.

Itu sebabnya penyakit ini dinamai dengan Chikungunya yang berasal dari Tanzania, artinya “apa yang tertekuk”. Sebutan itu digunakan mengacu pada postur membungkuk karena penyakit ini menyebabkan persendian yang menyakitkan.

Baca Juga: Penyakit Paru Interstisial pada Anak, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Gejala Chikungunya pada Anak

Waspadai Chikungunya pada Anak
Foto: Waspadai Chikungunya pada Anak (americanpregnancy.com)

Foto: Orami Photo Stock

Gejala chikungunya pada anak antara lain demam, sakit kepala parah, panas dingin, mual dan muntah (dan tanda-tanda lain yang mirip dengan meningitis), sakit parah pada sendi, diare, dan ruam.

Gejala-gejala itu biasanya baru tampak tiga sampai lima hari setelah terinfeksi. Gejala-gejala tersebut biasanya berlangsung selama tujuh hari, namun nyeri sendi dan kelelahan bisa berlangsung selama beberapa minggu bahkan bulan.

Ketika virus chikungunya memasuki tubuh, ia mengatakan fibroblas dan sel-sel epitelial di dalam tubuh inang. Segera setelah sel terinfeksi, virus memulai fase replikasi dan dibawa ke aliran darah dengan sel darah putih peredaran darah.

Dilansir dari Best Health Gears, bayi mungkin tertular dari ibunya jika ibu tertular penyakit ini empat hari setelah melahirkan. Biasanya perlu waktu 2-12 hari bagi virus untuk berkompromi dengan sistem kekebalan inang.

Gejala virus pada anak-anak dan dewasa hampir sama. Tetapi gejala pada anak biasanya tidak separah pada orang dewasa berkat sistem kekebalan mereka yang lebih kuat. Demam dan nyeri sendi paling umum terdeteksi pada chikungunya.

Pada pasien yang lebih muda, nyeri sendi jauh lebih dapat ditoleransi daripada pada orang dewasa. Hal itu karena persendian mereka masih dalam proses pengembangan. Sehingga nyeri artritis lebih pendek ketimbang pada pasien remaja.

Baca Juga: Penyakit Batten pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Virus ini cenderung menyerang sendi tulang yang lebih besar di tubuh anak sehingga mengurangi ketajaman rasa sakit. Hubungi dokter jika anak menunjukkan gejala-gejala itu.

Kemungkinan gejala yang bisa dilihat ialah ruam dan demam. Bayi mungkin belum bisa menjelaskan jika kepalanya sakit atau persendiannya sakit, begitu pun jika ia mengalami mual.

Pada anak yang lebih besar, Moms bisa mencari tahu dengan bertanya bagian tubuh mana yang terasa sakit. Jika Moms mencurigai ada masalah, bawalah anak ke dokter.

Dokter kemungkinan akan melakukan tes darah untuk memastikan penyakitnya karena gejala chikungunya sangat mirip dengan demam dengue atau demam berdarah.

Belum Ada Obat untuk Penyakit Chikungunya

Waspadai Chikungunya pada Anak
Foto: Waspadai Chikungunya pada Anak

Foto: Orami Photo Stock

Sampai saat ini tidak ada obat khusus yang menyembuhkan chikungunya. Perawatan diberikan untuk mengobati gejala-gejalanya. Selain obat dari dokter, penting untuk menjaga agar anak mendapat banyak waktu istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi.

Pastikan anak mendapat cairan yang banyak. Cairan penting untuk menjaga tubuh tidak dehidrasi dan mempercepat pemulihan.

Rasa sakit yang dirasa bisa diredakan dengan parasetamol, namun harus dikonsumsi sesuai dengan dosis yang disarankan oleh dokter. Jangan menggunakan aspirin karena bisa mempunyai efek samping yang parah, misalnya muntah.

Obat antiinflamasi juga harus dihindari. Obat jenis tersebut bisa mempengaruhi jumlah trombosit dalam darah anak.

Baca Juga: 3 Cara Mengatasi Kolesterol pada Anak, Hindari Penyakit Berbahaya!

Nah, itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang penyakit chikungunya pada anak yang perlu Moms ketahui. Selalu waspada saat musim hujan tiba ya Moms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.