23 Maret 2022

Digigit Kucing? Ini Langkah yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Infeksi!

Bisa memicu infeksi serius apalagi jika digigit kucing liar
Digigit Kucing? Ini Langkah yang Perlu Dilakukan untuk Mencegah Infeksi!

Saat digigit kucing, perlu melakukan penanganan pertama untuk mencegah terjadinya infeksi.

Ya, meskipun tingkahnya menggemaskan, kucing terkadang bisa menggigit atau mencakar siapa saja jika merasa terancam.

Gigi dan kukunya yang tajam ini bahkan bisa menembus jaringan, ligamen, dan tendon, lho!

Jika Moms digigit kucing atau dicakar, ini pertolongan pertama yang perlu dilakukan!

Penyakit Akibat Digigit Kucing

digigit kucing
Foto: digigit kucing

Foto: Orami Photo Stock

Digigit kucing peliharaan sendiri saja bisa memicu masalah, apalagi jika digigit oleh kucing liar yang tak terjaga kesehatannya apalagi divaksin.

Moms mungkin kerap mengabaikannya karena merasa itu hanya cakaran atau gigitan "lucu" saat sedang bermain dengannya.

Namun, jangan disepelekan ya, karena di mulut kucing terdapat banyak bakteri.

Artinya, ketika mereka menggigit, ini sama saja menyuntikkan bakteri jauh ke dalam jaringan kulit.

Terlebih jika Moms tergigit saat kondisi tubuh tidak sedang fit.

Menurut penelitian dalam jurnal Pediatrics in Review, infeksi terjadi pada sekitar 50 persen gigitan kucing pada anak-anak.

Gigitan kucing yang terinfeksi tak hanya menyakitkan, tetapi juga membuat kulit merah atau berubah warna dan bengkak.

Jika tidak diobati, infeksi gigitan kucing ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain hingga menyebabkan septikemia atau keracunan darah.

Ini adalah kondisi gawat medis yang memerlukan pengobatan intensif di rumah sakit.

Sebelum tahu apa saja pengobatan yang perlu dilakukan, ketahui dulu beragam penyakit yang bisa muncul akibat digigit kucing.

Pasteurella multocida

Pasteurella multocida adalah jenis bakteri yang sering ditemukan di mulut kucing dan menyebabkan infeksi setelah digigit atau dicakar.

Faktanya, menurut penelitian dalam Journal of Feline Medicine and Surgery, Pasteurella adalah organisme paling umum yang diisolasi dari gigitan kucing dan anjing.

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh buruk memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi parah dari bakteri ini.

Baca Juga: 9 Cara agar Kucing Nurut dengan Orang Baru

Cat Scratch Disease

Penyakit cakaran kucing atau cat scratch disease adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae.

Penyakit ini ditularkan ketika kucing membawa infeksi melalui:

  • Luka gores
  • Gigitan
  • Jilatan

Waspada, berikut beberapa hewan yang berisiko tinggi membawa infeksi ini:

  • Anak kucing kurang dari 1 tahun
  • Kucing yang kerap berburu hewan-hewan kecil lain
  • Kucing liar
  • Kucing yang berkutu

Biasanya penyakit cakaran kucing paling sering terjadi pada anak-anak.

Biasanya kondisi ini tidak serius, tetapi orang dengan sistem kekebalan yang buruk bisa terkena efek yang parah.

Rabies

Kucing, seperti banyak mamalia lainnya berpotensi menyebabkan rabies.

Virus ini hampir selalu berujung fatal jika tidak diobati.

Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), kasusnya memang terbilang jarang di Amerika hanya sekitar 1-3 kasus setiap tahun.

Ini karena sebagian kucing yang ada sudah divaksinasi rabies.

Namun di Indonesia, banyak kucing liar yang mungkin memiliki virus ini karena kesehatannya tak terjaga.

Oleh karena itu, jika Moms atau Si Kecil digigit kucing liar, jangan tunda untuk pergi ke dokter.

Tetanus

Tetanus adalah infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.

Moms disarankan memiliki booster tetanus setelah gigitan kucing jika sudah lebih dari 5 tahun sejak divaksin.

Robekan Tendon

Tendon dan ligamen tangan sangatlah halus.

Oleh karenanya, jika gigitan cukup dalam, ini bisa merobek tendon dan memerlukan operasi untuk pengobatannya.

Cedera Saraf

Pada kasus yang jarang terjadi, cedera saraf bisa terjadi akibat digigit kucing.

Gejalanya umumnya tak hanya nyeri, tetapi juga mati rasa dan kesemutan.

Baca Juga: 9 Cara Menghilangkan Kutu Kucing yang Mengganggu, Bye Gatal!

Ciri-Ciri Infeksi Akibat Gigitan Kucing

digigit kucing
Foto: digigit kucing (sepicat.com)

Foto: Orami Photo Stock

Beberapa gejala umum yang perlu dikenali saat digigit kucing, yaitu:

  • Kemerahan atau perubahan warna pada kulit
  • Pembengkakan pada area yang digigit
  • Peradangan kulit
  • Kulit terasa hangat
  • Adanya benjolan atau lepuh di luka gigitan

Adapun gejala yang lebih serius, meliputi:

  • Ada nanah atau cairan yang keluar dari luka
  • Hilang sensasi di area luka
  • Adanya garis merah atau perubahan warna di dekat luka
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Demam atau menggigil tiba-tiba setelahnya
  • Berkeringat di malam hari
  • Kelelahan
  • Lemah otot
  • Tidak mampu memggunakan tangan yang terkena gigitan

Jangan sampai Moms mengalami gejala yang lebih parah dulu baru pergi ke dokter.

Infeksi gigitan kucing bisa terjadi dalam beberapa jam setelah terjadi.

Namun pada beberapa penyakit seperti cat scratch disease, bisa memakan waktu 10 hari baru menunjukkan gejala.

Sementara pada rabies, masa inkubasinya bisa dalam hitungan minggu bahkan bulan.

Dikutip dari laman Cleveland Clinic, dr. Stephen Sayles menyatakan, segera temui dokter maksimal dalam 8 jam pertama saat digigit kucing untuk mengurangi risiko infeksi.

Pasalnya, infeksi yang terjadi ini bisa saja parah.

Terlebih lagi, pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah atau penderita diabetes.

Komplikasi Infeksi Akibat Digigit Kucing

Jika tidak segera diobati, berikut ini komplikasi gigitan kucing yang bisa terjadi:

Untuk itu, segera pergi ke dokter sebelum komplikasi fatal terjadi.

Baca Juga: 5+ Cara Mengawinkan Kucing Galak dan Penakut

Pertolongan Pertama saat Digigit Kucing

Melansir laman Family Doctor, berikut pertolongan pertama saat digigit kucing.

  • Mencuci area yang digigit dengan sabun dan air mengalir.
  • Tekan area yang luka dengan handuk bersih untuk menghentikan perdarahan.
  • Tutup dengan perban steril untuk mencegah luka terkena debu dan kotoran lain.
  • Posisikan tangan atau area yang terluka lebih tinggi dari jantung untuk mencegah pembengkakan dan infeksi.

Kapan Harus ke Dokter?

Jangan menunggu sampai parah, berikut beberapa tanda harus segera pergi ke dokter, yaitu:

  • Perdarahan tidak kunjung berhenti setelah 15 menit ditekan.
  • Moms melihat luka yang dalam dan serius akibat gigitan.
  • Luka gigitan mulai mengalami infeksi.
  • Jika memiliki diabetes atau penyakit lain yang melemahkan sistem imun.
  • Moms tidak divaksin tetanus selama 5 tahun terakhir.
  • Dicakar dan digigit oleh kucing liar.

Pengobatan saat Digigit Kucing

digigit kucing
Foto: digigit kucing

Foto: Orami Photo Stock

Antibiotik hingga operasi bisa diberikan untuk bantu cegah infeksi menyebar ke tubuh.

Berikut beberapa pengobatan digigit kucing.

Antibiotik

Antibiotik biasanya akan diberikan untuk membantu melawan infeksi.

Antibiotik bisa diberikan melalui obat minum, salep, atau infus.

Pertama, dokter biasanya akan mencuci luka terlebih dahulu, memotong jaringan mati.

Kemudian, dokter akan mengoleskan salep antibiotik.

Baca Juga: 12+ Rekomendasi Makanan Kucing dan Tips Penting Memilihnya

Booster Tetanus

Dokter akan memberikan booster vaksin tetanus jika belum pernah mendapatkannya dalam 5 tahun terakhir.

Jahitan atau Operasi

Jika luka terlalu dalam atau memiliki robekan yang besar, dokter kemungkinan akan menjahit luka atau mengoperasinya agar sembuh dengan cepat.

Intinya, ketika dicakar atau digigit kucing, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mencegah infeksi yang mungkin terjadi, ya!

  • https://www.healthline.com/health/cat-bite#diseases
  • https://publications.aap.org/pediatricsinreview/article-abstract/39/10/490/35084/Human-and-Animal-Bites?redirectedFrom=fulltext
  • https://health.clevelandclinic.org/cat-bites-scratches/
  • https://orbi.uliege.be/bitstream/2268/187998/1/424%20pub_thiry.pdf

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb