11 September 2023

Frekuensi Napas Normal dalam 60 Detik pada Anak dan Dewasa

Pastikan frekuensi napas Moms dan keluarga dalam rentang normal, ya!
Frekuensi Napas Normal dalam 60 Detik pada Anak dan Dewasa

Foto: Freepik.com/jcomp

Frekuensi napas normal adalah berapa kali seseorang bernapas (menghirup dan menghembuskan napas) dalam 1 menit saat sedang istirahat.

Pada konteks tersebut, "saat istirahat" mengacu pada saat seseorang sedang tidak melakukan aktivitas fisik atau mental yang berat dan tubuhnya dalam keadaan rileks.

Ini adalah saat di mana seseorang mungkin sedang duduk santai, berbaring, atau melakukan aktivitas ringan tanpa merasa terburu-buru atau tegang.

Frekuensi Napas Normal Diukur saat Istirahat

Mengapa frekuensi napas normal diukur saat istirahat?

Karena dalam keadaan istirahat, sistem tubuh bekerja dengan kecepatan dasar tanpa adanya pengaruh tambahan dari aktivitas fisik atau stres.

Sehingga kita bisa mendapatkan ukuran "normal" atau dasar dari berbagai fungsi tubuh, termasuk frekuensi pernapasan.

Baca Juga: Review Masker Bengkoang Mustika Ratu oleh Moms Orami, Cerahkan Wajah dan Hilangkan Jerawat

Pentingnya Memiliki Frekuensi Napas yang Normal

Napas Lega
Foto: Napas Lega (Orami Photo Stock)

Jika frekuensi napas seseorang berada dalam kisaran normal, hal ini menunjukkan bahwa sistem pernapasan bekerja dengan efisien dan tubuh mendapatkan pasokan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Berikut adalah dampak positif dari frekuensi napas yang normal pada tubuh:

1. Efisiensi Pemasokan Oksigen dan Pengeluaran Karbon Dioksida

Saat bernapas dengan frekuensi normal, paru-paru secara efektif mengambil oksigen dari udara dan memasokkannya ke dalam aliran darah, yang kemudian diangkut ke seluruh tubuh.

Dengan frekuensi napas yang normal, karbon dioksida juga dihilangkan dengan efisien dari darah saat kita menghembuskan napas.

2. Stabilitas pH Darah

Pernapasan yang normal memastikan keseimbangan antara oksigen dan karbon dioksida dalam darah, yang membantu menjaga pH darah pada kisaran normal.

Keseimbangan pH yang baik penting untuk fungsi sel dan enzim tubuh.

3. Tekanan Darah Stabil

Pernapasan yang efisien dapat membantu dalam pengaturan tekanan darah, karena oksigenasi yang baik mendukung fungsi jantung yang efektif.

4. Fungsi Otak Optimal

Otak memerlukan pasokan oksigen yang konsisten untuk berfungsi dengan baik.

Pernapasan yang normal memastikan otak mendapatkan oksigen yang cukup, mendukung konsentrasi, pemikiran, dan fungsi kognitif lainnya.

5. Relaksasi dan Ketenangan

Frekuensi napas normal, terutama yang mendekati batas bawah kisaran normal, sering dikaitkan dengan keadaan relaksasi dan ketenangan.

Ini berbeda dari pernapasan yang cepat yang mungkin terjadi saat seseorang cemas atau stres.

6. Energi dan Stamina

Pasokan oksigen yang optimal ke sel-sel tubuh mendukung produksi energi, meningkatkan stamina dan kinerja fisik.

Secara keseluruhan, frekuensi napas yang normal menunjukkan bahwa sistem pernapasan bekerja dengan baik, memastikan tubuh mendapatkan oksigen yang diperlukan dan menghilangkan limbah seperti karbon dioksida dengan efisien.

Ini mendukung kesehatan dan fungsi optimal dari berbagai sistem tubuh.

Baca Juga: Pantai Pelabuhan Ratu, Wisata Eksotis yang Ada di Sukabumi!

Frekuensi Napas Normal dalam 60 Detik Berdasarkan Usia

Anak Bernapas
Foto: Anak Bernapas

Berikut frekuensi napas normal dalam 60 detik anak dan dewasa dalam hitungan 60 detik.

1. Anak-Anak

Umumnya respiratory rate (RR) normal pada anak lebih banyak dan akan semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Berikut ini frekuensi napas normal dalam 60 detik anak-anak berdasarkan rentang usianya, menurut New York State Department of Health:

  • Baru lahir–1 tahun: 30–60 kali per menit
  • Usia 1–3 tahun: 24–40 kali per menit
  • Usia 3–6 tahun: 22–34 kali per menit
  • Usia 6–12 tahun: 18–30 kali per menit
  • Usia 12–18 tahun: 12–16 kali per menit

2. Dewasa dan Lansia

Sementara untuk orang dewasa, atau yang berusia di atas 18 tahun, melansir dari Cleveland Clinic, tingkat pernapasan normal saat istirahat yakni 12–20 kali per menit.

Sementara untuk usia 65 tahun ke atas, melansir dari studi di jurnal BMJ, 16–25 per menit.

Cara Mengukur Frekuensi Napas Normal dalam 60 Detik

Dokter dan Anak
Foto: Dokter dan Anak

Untuk tahu apakah tingkat pernapasan Moms, Dads, dan Si Kecil normal atau tidak, ada trik khusus untuk mengukurnya.

Nah, berikut langkah mudah untuk mengukur frekuensi napas normal dalam 60 detik.

  1. Atur waktu selama 1 menit (60 detik).
  2. Posisikan tubuh sedang beristirahat, seperti duduk atau berbaring.
  3. Pastikan Moms, Dads, atau Si Kecil tidak melakukan aktivitas berat sebelumnya.
  4. Mulai hitung waktu dan ukur jumlah napas yang berhasil diambil selama 1 menit.
  5. Cara menghitungnya yakni dengan memperhatikan berapa kali dada naik pertanda sedang menarik napas dan turun tanda menghembuskan napas.
  6. Jika semua sudah dilakukan dengan baik, sekarang lihat dan cocokkan hasilnya apakah frekuensi napas termasuk normal atau tidak.

Baca Juga: Fakta Menarik dan Manfaat Wasabi untuk Kesehatan, Bisa Cegah Obesitas!

Faktor yang Memengaruhi Frekuensi Napas

Olahraga
Foto: Olahraga

Frekuensi napas normal dalam 60 detik yang melebihi atau kurang dari normal belum tentu menandakan masalah kesehatan. Apalagi jika rentangnya tidak terlalu jauh.

Pasalnya, ada beberapa faktor yang memengaruhi jumlah frekuensi napas normal dalam 60 detik.

Berikut ini beberapa hal yang memengaruhi respiratory rate normal:

1. Usia

Faktor yang memengaruhi cepat lambat atau frekuensi napas normal dalam 60 detik yang pertama adalah faktor usia. 

Melansir studi di jurnal Children (Basel), anak-anak memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada orang dewasa.

Semakin muda usia seseorang, maka frekuensi pernapasannya akan semakin cepat, teman-teman. 

Ini berarti anak-anak memiliki kemungkinan frekuensi pernapasannya lebih cepat dua kali lipat daripada orang dewasa normal. 

2. Jenis Kelamin

Sebuah penelitian di jurnal Breathe menyebutkan bahwa, jenis kelamin mungkin saja berpengaruh pada frekuensi napas seseorang.

Hal ini karena kapasitas volume paru pria yang lebih besar dibandingkan volume paru wanita.

Baca Juga: Ini Serba Serbi Token Listrik yang Harus Moms Tahu, Yuk Catat!

3. Kondisi Kesehatan

Faktor kesehatan, khususnya masalah sistem pernapasan, jelas dapat memengaruhi frekuensi napas.

Jumlah napas yang lebih cepat pada orang dewasa bahkan lebih dari 24 kali per menit bisa menandakan adanya masalah tertentu.

Masalah pada sistem pernapasan, seperti paru-paru, dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen.

Saat kekurangan oksigen, tubuh akan berusaha memenuhinya lewat bernapas.

Akibatnya, napas jadi lebih cepat dan frekuensinya jadi bertambah.

4. Aktivitas

Semakin berat aktivitas seseorang, maka frekuensi pernapasannya pun akan semakin meningkat, teman-teman. 

Ini disebabkan karena tubuh membutuhkan oksigen yang lebih besar dibandingkan orang-orang yang memiliki aktivitas ringan.

Oksigen disini berperan untuk memasok energi yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas tersebut. 

5. Keadaan Emosional

Keadaan emosional juga jadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi frekuensi napas dalam 60 detik.

Coba perhatikan, pernahkah Moms bernapas lebih cepat saat merasa takut atau cemas?

Sementara, saat Moms sedang dalam keadaan relaks, pernapasan lebih lambat. Ini berhubungan dengan cara kerja sistem saraf.

Pasalnya, sistem pernapasan juga diatur oleh bagian di dalam otak.

Saat merasa cemas atau takut, sistem saraf pusat akan memerintahkan tubuh Moms dalam mode flight or fight. 

Mode ini akan membuat Moms bernapas lebih cepat pula sebagai respons alami.


Penyebab Frekuensi Napas Lebih Rendah dari Normal

Menarik Napas
Foto: Menarik Napas (Orami Photo Stocks)

Frekuensi napas yang lebih rendah dari batas normal disebut bradipnea.

Ada beberapa penyebab bradipnea, yang meliputi:

1. Penyakit Neurologis

Gangguan pada otak atau saraf yang mengendalikan pernapasan dapat menyebabkan bradipnea.

Contohnya termasuk cedera otak traumatis, penyakit saraf seperti Guillain-Barré syndrome, dan beberapa kondisi lainnya.

2. Gangguan Metabolik

Beberapa kondisi metabolik, seperti hipotiroidisme (kondisi di mana tiroid tidak aktif seperti seharusnya), dapat menyebabkan penurunan frekuensi napas.

3. Hipoksia

Pada beberapa kondisi, kurangnya oksigen dapat memperlambat laju pernapasan.

Meskipun respons tubuh yang lebih umum terhadap hipoksia adalah meningkatkan frekuensi napas.

4. Kondisi Paru-Paru Kronis

Meskipun kondisi paru-paru seperti PPOK sering menyebabkan napas cepat, dalam tahap lanjut atau dengan eksaserbasi tertentu, bisa terjadi penurunan laju pernapasan.

Frekuensi Napas Lebih Tinggi dari Normal

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Medicalnewstoday.com)

Frekuensi napas yang lebih tinggi dari normal disebut takipnea. Ada berbagai penyebab untuk takipnea, antara lain:

1. Kekurangan Oksigen (Hipoksia)

Ketika kadar oksigen di darah menurun, tubuh biasanya merespons dengan meningkatkan frekuensi pernapasan untuk mendapatkan lebih banyak oksigen.

2. Demam

Penyakit infeksi atau kondisi lain yang menyebabkan demam dapat meningkatkan frekuensi pernapasan.

3. Asidosis

Ini adalah kondisi di mana tingkat keasaman darah meningkat, sering kali disebabkan oleh peningkatan karbon dioksida atau ketidakseimbangan elektrolit.

Tubuh mungkin merespons dengan meningkatkan frekuensi pernapasan untuk mencoba mengeluarkan karbon dioksida berlebih.

4. Penyakit Paru-Paru

Kondisi seperti asma, bronkitis, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), pneumonia, dan emboli paru dapat menyebabkan takipnea.

5. Gagal Jantung

Gagal jantung kongestif, di mana jantung tidak memompa darah secara efisien, dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru, yang bisa menyebabkan takipnea.

6. Kecemasan dan Panik

Serangan kecemasan atau serangan panik dapat menyebabkan seseorang bernapas dengan cepat dan dangkal.

7. Anemia

Kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

8. Sepsis

Sebuah respons tubuh terhadap infeksi yang bisa mempengaruhi banyak sistem organ dan sering kali menyebabkan frekuensi napas yang meningkat.

Jika Frekuensi Napas Tidak Normal, Apakah Perlu ke Dokter?

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (shutterstock.com)

Sebenarnya, laju pernapasan yang sedikit tidak sesuai dengan normalnya masih tidak masalah sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Hanya saja, dalam beberapa kasus, tingkat pernapasan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bisa menjadi tanda adanya masalah medis.

Bila Moms, Dads, atau Si Kecil punya penyakit paru, seperti emfisema, asma, dan bronkitis kronis, bisa memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah tingkat pernapasan masih aman sesuai dengan kondisi kesehatan.

Selain itu, sebaiknya perhatikan, Moms, bila tingkat pernapasan anggota keluarga ada yang sangat tidak normal dan disertai dengan gejala berikut:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Sakit tenggorokan

Sebaiknya, segera periksakan ke dokter bila frekuensi napas tidak normal datang bersamaan dengan gejala di atas.

Di sisi lain, jangan sepelekan dan segera kunjungi dokter bila Moms, Dads, atau Si Kecil mengalami gejala berikut:

  • Kulit kebiruan
  • Terdengar suara saat bernapas
  • Sakit dada
  • Laju pernapasan sangat sedikit tiap menit

Pada dasarnya, perubahan laju pernapasan terjadi secara alami seiring bertambahnya usia.

Ini karena semakin menua, kita bisa lebih rentan mengalami penyakit dan penurunan fungsi organ tubuh.

Begitu pula dengan organ pernapasan yang turut bisa memengaruhi laju pernapasan Moms dan Dads.

Baca Juga: Ketahui 4 Cara Cek Pulsa XL dan Masa Aktifnya dengan Cepat

Itu dia Moms penjelasan tentang frekuensi napas normal, serta cara mengukurnya.

Jika frekuensi napas yang dihitung tidak normal dan ada gangguan lainnya, segera hubungi dokter, ya Moms!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5980468/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7599577/
  • https://my.clevelandclinic.org/health/articles/10881-vital-signs
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/vital-signs-body-temperature-pulse-rate-respiration-rate-blood-pressure
  • https://www.healthline.com/health/normal-respiratory-rate
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324409
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-a-normal-respiratory-rate-2248932
  • https://www.sleepfoundation.org/sleep-apnea/sleep-respiratory-rate
  • https://www.bmj.com/content/284/6316/626

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb